Premi Asuransi Kesehatan yang Meningkat Jadi Motor Pertumbuhan Industri Nasional

Rabu, 03 Desember 2025 | 12:30:51 WIB
Premi Asuransi Kesehatan yang Meningkat Jadi Motor Pertumbuhan Industri Nasional

JAKARTA - Premi asuransi kesehatan di sektor asuransi jiwa diprediksi akan terus meningkat seiring pertumbuhan kesadaran masyarakat terhadap risiko kesehatan.

Kontribusi premi kesehatan kini mencapai hampir 20% dari total premi asuransi jiwa, lebih tinggi dibanding produk lainnya. 

Ketua Sekolah Tinggi Manajemen Risiko dan Asuransi, Abitani Taim, menekankan bahwa dua faktor utama mendorong pertumbuhan ini, yakni meningkatnya kesadaran masyarakat akan risiko kesehatan dan biaya medis yang terus naik.

Dengan meningkatnya permintaan terhadap perlindungan kesehatan, perusahaan asuransi perlu menyesuaikan strategi premi mereka agar tetap seimbang antara risiko dan biaya. 

Hal ini sekaligus menegaskan pentingnya pemantauan klaim yang masuk untuk menjaga stabilitas keuangan perusahaan. Pertumbuhan premi asuransi kesehatan mencerminkan dinamika industri yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

Inflasi Medis Jadi Tantangan Industri Asuransi

Inflasi medis menjadi salah satu tantangan utama yang harus diantisipasi perusahaan asuransi jiwa. Abitani menyarankan perusahaan melakukan review berkala bersama Dewan Penasehat Medis untuk menilai klaim yang masuk, tindakan medis yang dilakukan, serta biaya yang dikenakan. 

Langkah ini penting untuk memastikan premi yang dikenakan sesuai dengan risiko yang sesungguhnya dan mencegah terjadinya pembengkakan biaya.

Selain itu, perusahaan asuransi dianjurkan membangun komunikasi erat dengan pemangku kepentingan lain dalam ekosistem kesehatan. Upaya ini membantu mengendalikan inflasi medis serta memastikan bahwa tindakan medis yang dibayarkan hanya yang benar-benar diperlukan. 

Dengan strategi ini, perusahaan dapat menjaga keseimbangan antara perlindungan nasabah dan kelangsungan bisnis jangka panjang.

Pemantauan Klaim dan Penyesuaian Tarif Premi

Pemantauan klaim menjadi kunci agar pertumbuhan premi tetap sehat. Jika rasio klaim memburuk, perusahaan harus menyesuaikan tarif premi sesuai risiko dan asumsi inflasi medis. Hal ini memastikan kelangsungan perusahaan sekaligus mencegah risiko kerugian yang lebih besar.

Otoritas Jasa Keuangan mencatat pendapatan premi lini usaha kesehatan di industri asuransi jiwa mencapai Rp26,29 triliun, setara 19,79% dari total premi. Klaim yang masuk tercatat Rp17,54 triliun, atau sekitar 15,89% dari total klaim asuransi jiwa. 

Angka ini menunjukkan bahwa meski kontribusi premi kesehatan besar, klaim yang dibayarkan tetap proporsional, sehingga sektor ini menunjukkan ketahanan relatif terhadap fluktuasi ekonomi.

Kondisi ini juga menegaskan bahwa perusahaan asuransi harus terus melakukan evaluasi terhadap premi dan klaim secara berkala. Penyesuaian premi menjadi langkah strategis agar tetap seimbang dengan risiko dan biaya medis yang terus meningkat.

Strategi Penguatan Kinerja Industri Asuransi

Meski sektor keuangan menunjukkan ketahanan, perlambatan pertumbuhan ekonomi berpotensi menahan kinerja premi. Kepala Eksekutif PPDP OJK, Ogi Prastomiyono, menyampaikan bahwa industri asuransi dapat mendorong kinerja melalui beberapa strategi. 

Pertama, diversifikasi produk untuk menyesuaikan kebutuhan konsumen. Kedua, digitalisasi layanan agar lebih efisien dan mudah diakses. Ketiga, peningkatan kepercayaan konsumen melalui transparansi dan layanan berkualitas. Terakhir, kepatuhan regulasi menjadi fondasi penting untuk menjaga stabilitas industri.

Dengan menerapkan strategi tersebut, perusahaan asuransi kesehatan diharapkan dapat menghadapi tantangan inflasi medis sekaligus menjaga pertumbuhan premi yang sehat. 

Keseimbangan antara klaim dan premi, serta penyesuaian tarif yang tepat, akan menjadi kunci keberhasilan industri dalam menghadapi dinamika pasar dan kebutuhan masyarakat yang terus berkembang.

Terkini