JAKARTA - Gigi berlubang yang kemudian muncul jaringan daging di bagian dalamnya sering membuat penderitanya panik karena perubahan tersebut tampak tidak biasa. Meski begitu, kondisi ini sebenarnya dapat dijelaskan secara medis dan memiliki penanganan yang jelas.
Istilah medis yang paling sering terkait dengan kondisi ini adalah pulp polyp atau polip pulpa, yaitu jaringan lunak yang tumbuh dari dalam gigi yang mengalami kerusakan cukup parah.
Dalam banyak kasus, kondisi ini muncul akibat respons tubuh terhadap iritasi atau infeksi yang dibiarkan terlalu lama.
Fenomena ini umumnya terjadi ketika gigi mengalami kerusakan besar, sehingga bagian pulpa—yang di dalamnya terdapat saraf dan pembuluh darah—terekspos.
Tubuh kemudian merespons dengan menumbuhkan jaringan granulasi sebagai mekanisme perlindungan. Walaupun terlihat menakutkan, pertumbuhan jaringan ini bukanlah kanker, tetapi tetap membutuhkan penanganan profesional karena bisa menimbulkan komplikasi yang lebih serius apabila diabaikan.
Agar masyarakat lebih memahami kondisinya dan bisa mengambil langkah tepat, berikut penjelasan lengkap mengenai penyebab, gejala, hingga cara mengobatinya, tetap merujuk pada isi dan informasi asli namun disajikan dengan perspektif yang lebih komprehensif.
Faktor Penyebab Gigi Berlubang yang Tumbuh Jaringan Daging
Gigi berlubang yang muncul daging di dalamnya biasanya terjadi ketika karies sudah berlangsung lama. Kerusakan tersebut membuka akses langsung ke pulpa sehingga memicu reaksi peradangan.
Ketika pulpa terus teriritasi—baik oleh infeksi bakteri maupun gesekan makanan—muncul jaringan granulasi yang sering dianggap sebagai “daging tumbuh”.
Faktor risiko yang memicu kondisi ini antara lain kebersihan gigi yang buruk, sering mengonsumsi makanan manis atau lengket, serta membiarkan gigi berlubang tanpa perawatan.
Pada anak atau remaja, polip pulpa lebih sering terjadi karena jaringan pulpa lebih aktif dan kemampuan regenerasi masih tinggi.
Di sisi lain, kebiasaan tidak memeriksakan gigi selama bertahun-tahun dapat memperburuk keadaan. Lubang kecil yang awalnya tidak terasa sakit bisa berkembang menjadi kerusakan besar hingga akhirnya jaringan lunak di dalam gigi terpapar lingkungan luar.
Pada titik itu, tubuh membentuk jaringan pelindung baru, tetapi hal tersebut bukan solusi permanen dan tetap memerlukan evaluasi medis.
Gejala yang Perlu Diwaspadai oleh Penderita
Selain munculnya jaringan daging yang terlihat menonjol dari dalam lubang gigi, kondisi ini sering disertai keluhan lain. Beberapa pasien merasakan nyeri ketika makan, terutama saat makanan menyentuh bagian pulpa yang terbuka.
Pada kasus tertentu, pertumbuhan jaringan justru tidak menimbulkan nyeri hebat karena polip pulpa bisa bersifat tidak sensitif. Hal ini sering membuat penderita merasa kondisinya tidak berbahaya, padahal infeksi dapat terus berkembang.
Gejala lain yang mungkin muncul meliputi bau mulut akibat infeksi bakteri, perdarahan ringan ketika polip tergores makanan, serta pembengkakan gusi di sekitar gigi yang rusak.
Jika infeksi sudah menyebar ke jaringan sekitar, wajah bisa tampak bengkak dan pasien merasakan demam.
Tanda-tanda tersebut menunjukkan bahwa kerusakan gigi sudah masuk tahap serius. Semakin lama dibiarkan, risiko infeksi menyebar semakin tinggi.
Itulah mengapa setiap perubahan pada gigi—termasuk munculnya jaringan yang tidak biasa—harus segera diperiksakan ke dokter gigi.
Cara Pengobatan yang Dianjurkan oleh Dokter Gigi
Pengobatan gigi berlubang yang muncul daging tidak bisa dilakukan di rumah, karena diperlukan tindakan medis untuk menghentikan infeksi sekaligus memperbaiki struktur gigi.
Dokter gigi biasanya akan mengevaluasi kondisi pulpa terlebih dahulu. Jika pulpa masih dapat diselamatkan, perawatan saluran akar bisa menjadi pilihan.
Namun jika kerusakannya terlalu parah, dokter dapat merekomendasikan pencabutan. Pada beberapa kasus, dokter akan mengangkat jaringan polip terlebih dahulu sebelum melakukan perawatan lanjutan.
Tindakan ini bertujuan mencegah iritasi berulang dan mengurangi risiko infeksi. Setelah itu, perawatan dapat dilanjutkan dengan menutup saluran akar dan memberikan tambalan atau mahkota gigi untuk melindungi struktur yang tersisa.
Penggunaan obat antibiotik biasanya diberikan jika ditemukan tanda infeksi, sedangkan obat pereda nyeri diresepkan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pascatindakan. Langkah-langkah tersebut sangat penting agar infeksi tidak menyebar ke area wajah, rahang, atau jaringan lain.
Pencegahan agar Kondisi Tidak Terulang Kembali
Untuk mencegah gigi kembali mengalami kerusakan berat yang memicu tumbuhnya jaringan di dalam lubang, masyarakat perlu memahami pentingnya perawatan gigi sejak dini.
Menyikat gigi dua kali sehari dengan pasta gigi berfluoride adalah langkah dasar namun paling efektif. Mengurangi konsumsi gula, terutama pada malam hari, juga sangat membantu menekan risiko karies.
Pemeriksaan rutin setiap enam bulan sekali memungkinkan dokter mendeteksi lubang kecil sebelum berkembang menjadi kerusakan besar. Kebiasaan ini sangat penting terutama bagi anak-anak yang struktur giginya lebih rentan terhadap karies.
Bagi yang sudah pernah mengalami polip pulpa, menjaga kebersihan mulut menjadi prioritas agar infeksi tidak berulang.
Menggunakan obat kumur antiseptik, flossing, dan menghindari kebiasaan menggigit makanan sangat keras dapat membantu menjaga kesehatan gigi jangka panjang.
Dengan memahami penyebab, gejala, dan langkah pengobatan, masyarakat dapat lebih sigap menghadapi kondisi gigi berlubang yang tumbuh daging.
Perawatan yang tepat dan cepat menjadi kunci untuk mencegah komplikasi yang lebih parah sekaligus menjaga kesehatan gigi secara keseluruhan.