Ducati Andalkan Bagnaia untuk Dominasi MotoGP 2026

Senin, 01 Desember 2025 | 15:27:05 WIB
Ducati Andalkan Bagnaia untuk Dominasi MotoGP 2026

JAKARTA - Performa gemilang Marc Marquez sepanjang MotoGP 2025 memang membuktikan bahwa ia mampu menjadi pusat perhatian Ducati.  Namun di balik pencapaian besar itu, Marquez justru menegaskan satu hal yang tak banyak disorot publik: Ducati tetap membutuhkan Francesco Bagnaia berada dalam performa terbaik untuk memastikan masa depan pengembangan motor berjalan optimal. 

Perspektif inilah yang kemudian menjadi titik awal diskusi mengenai peran krusial Bagnaia, terutama menjelang MotoGP 2026 yang diprediksi akan menghadirkan persaingan lebih ketat daripada musim sebelumnya.

Marquez menyampaikan pendapat tersebut setelah menutup musim dengan status juara dunia, unggul 78 poin meski absen dalam lima seri terakhir karena cedera. Sementara itu, 

Bagnaia mengalami musim yang penuh pasang surut. Konsistensinya tidak sekuat tahun sebelumnya, dan beberapa pekan tanpa poin semakin menegaskan betapa sulitnya ia beradaptasi dengan karakter Desmosedici GP25. Padahal ia sempat memperlihatkan performa fantastis, seperti kemenangan ganda Sprint–GP di Jepang.

Di sisi lain, sensitivitas tinggi Bagnaia terhadap perubahan setelan motor kerap disebut sebagai penyebab utama fluktuasi performanya. Namun bagi Marquez, karakter itu justru membuat Bagnaia sangat penting bagi arah pengembangan Ducati.

Kebutuhan Akan Peran Krusial Bagnaia

Bagi Marquez, sosok Bagnaia memiliki kemampuan yang tidak dimiliki semua pembalap: kepekaan teknis tinggi. Menurutnya, kemampuan tersebut sangat membantu tim memahami arah pengembangan motor di masa depan.

"Kami butuh Pecco (Francesco Bagnaia) kembali ke levelnya karena dia sangat sensitif terhadap motor dan itu akan sangat membantu untuk masa depan," ujar Marquez kepada MotoGP.com.

Ia menegaskan bahwa kecepatan Bagnaia sesungguhnya tak pernah hilang. Beberapa sesi latihan dan sejumlah balapan menjadi buktinya. Marquez bahkan mencontohkan performa Bagnaia saat tampil di Motegi.

"Bagi saya, kecepatan Pecco tetap ada. Ia menunjukkannya di beberapa sesi latihan dan beberapa balapan. Di Motegi, apa yang ia lakukan? Ia meraih 37 poin, dan saya sudah memaksakan diri, tapi tetap tidak bisa mengejarnya," ujarnya.

Marquez memandang dua bulan masa jeda musim dingin akan menjadi periode terbaik bagi Bagnaia untuk mengatur ulang fokusnya sebelum memasuki uji coba Malaysia. Waktu istirahat tersebut dianggap cukup untuk memulihkan kondisi fisik dan mental agar Bagnaia kembali pada level tertingginya.

Persaingan Meningkat dari Rival-Rival Utama

Musim 2025 memperlihatkan betapa tak mudahnya mempertahankan dominasi di MotoGP. Saat dua dari tiga pembalap pabrikan Ducati menghadapi berbagai kesulitan, beberapa rival justru menunjukkan perkembangan signifikan.

Aprilia berhasil menutup musim dengan tiga kemenangan dari empat balapan terakhir. KTM melalui Pedro Acosta semakin sering terlibat dalam perebutan podium, menunjukkan bahwa motor mereka sudah jauh lebih kompetitif. Bahkan Honda, yang sempat terseok-seok di awal musim, berhasil menembus podium dua kali dalam rangkaian empat balapan Asia.

"Aprilia berkembang pesat, KTM semakin baik, dan Honda membuat lompatan besar dari awal musim hingga sekarang," tutur Marquez.

Meski demikian, Marquez menegaskan bahwa ia tetap percaya Ducati masih menjadi tim terbaik dan memiliki motor paling kompetitif. Dominasi tersebut bukan hanya hasil dari kualitas motor, tetapi juga kekuatan manajemen dan arah pengembangan yang dipimpin oleh sosok kunci di balik layar: Gigi Dall’Igna.

Kepemimpinan Dall’Igna Jadi Fondasi Kepercayaan Marquez

Peran Gigi Dall’Igna sebagai General Manager Ducati Corse menjadi salah satu alasan utama mengapa Marquez merasa yakin dengan masa depan Ducati. Ia memuji mentalitas Dall’Igna sebagai pemimpin tim MotoGP yang mampu mengatur strategi, membaca situasi, dan memastikan semua elemen berjalan dengan benar.

"Saya sangat berterima kasih kepada bos besar, Gigi (Dall'Igna) dan Ducati, karena mereka memberi saya kesempatan untuk menunjukkan kemampuan saya," ujar Marquez.

Marquez juga menyoroti keputusan penting Ducati yang memindahkannya ke tim pabrikan. Menurutnya, keputusan itu bukan hanya besar tetapi juga sulit, namun membuktikan bahwa Ducati memiliki kepercayaan penuh kepada dirinya.

"Mereka menunjukkan bahwa mereka percaya kepada saya. Itu keputusan penting sekaligus sulit bagi mereka," tambahnya.

Dalam salah satu pengalamannya bersama Dall’Igna, Marquez mengungkapkan betapa besar dampak mental yang diberikan sosok pemimpin tersebut.

"Saat saya bilang, 'Saya tadi melakukan kesalahan di tikungan itu,' ia memegang saya dan berkata, 'Kamu tidak pernah melakukan kesalahan, kamu hanya tampil lebih baik atau lebih buruk. Tidak pernah salah.' Kalimat itu sangat membantu saya," tuturnya.

Di tim pabrikan sebesar Ducati, tekanan memang sangat nyata. Marquez menegaskan bahwa meski mereka para pembalap profesional, mereka tetap manusia yang memiliki keraguan di beberapa sirkuit. Namun keyakinan pada sistem dan pemimpin membuatnya bisa tetap stabil.

Dengan meningkatnya persaingan menghadapi MotoGP 2026, keseimbangan antara performa Marquez dan kebangkitan Bagnaia menjadi faktor penting. Ducati tidak hanya membutuhkan pembalap cepat, tetapi juga pembalap sensitif seperti Bagnaia untuk memastikan arah pengembangan motor tetap berada di jalur yang benar.

Terkini