JAKARTA - Dikenal sebagai kota sejuk di lereng Gunung Merbabu, Salatiga menyimpan kekayaan kuliner yang mencerminkan keberagaman budaya dan sejarah masyarakatnya. Kota kecil ini bukan hanya menawarkan suasana nyaman, tetapi juga pengalaman gastronomi yang begitu kuat dan melekat.
Bagi pecinta hidangan Nusantara, perjalanan kuliner di Salatiga memberikan sensasi nostalgis sekaligus keunikan rasa yang sulit ditemukan di daerah lain.
Di balik tampilan hidangan yang sederhana, kuliner Salatiga adalah representasi perjalanan panjang kota ini—dari rempah, tradisi, hingga nilai budaya yang menyatu dalam satu sajian. Bagi wisatawan, mencicipi kuliner khasnya bukan hanya tentang makan, tetapi memahami identitas masyarakat lokal.
Melalui artikel ini, Anda akan diajak menelusuri 13 tempat kuliner Salatiga yang wajib disambangi, mulai dari hidangan hangat, jajanan manis, hingga makanan tradisional yang menjadi ikon kota.
Keunikan Kuliner Sehari-hari yang Menghangatkan Kota Sejuk
Salatiga memiliki udara yang dingin dan lembut, membuat banyak pengunjung mencari hidangan hangat untuk menemani perjalanan. Beberapa pilihan kuliner ikonik di kota ini telah bertahan puluhan tahun, menjadi tempat singgah wisatawan maupun warga lokal. Meski banyak tempat makan yang sudah berusia lama, seluruhnya tetap mempertahankan ciri khas dan cita rasa autentik yang menjadi daya tarik utama.
1. Ronde Sekoteng Jago
Berdiri sejak 1964, tempat ini menjadi legenda ronde dengan kuah jahe manis, bola-bola ketan, kacang tanah, dan manisan buah. Terletak di Jalan Jend. Sudirman No. 9, buka pukul 13.00–21.00, dan menawarkan pilihan tambahan seperti batagor, es kacang, hingga mie kopyok.
2. Toko Roti Tegal (Tegal Bakery)
Tempat legendaris dengan resep turun-temurun yang menghadirkan roti roll meses, chiffon pandan, hingga roti tawar klasik. Berlokasi di Jl. Jend. Sudirman No.166, buka 08.30–20.00, serta menyediakan jajanan pasar dan klappertaart klasik.
3. Sambal Tumpang Koyor Mbah Rakinem
Ikon kuliner sejak tahun 40-an, dengan bahan dasar tahu dan koyor disiram sambal tumpang beraroma rempah. Suasana dapur tradisionalnya menjadi daya tarik. Berlokasi di Jl. Nakula Sadewa III No.13, buka 06.30–10.00.
4. Kopi Babah Kacamata
Kedai kopi klasik sejak 1965 yang meracik kopi robusta hingga varian kekinian. Sering dijadikan oleh-oleh, tempat ini berada di Jl. Kalinyamat No.16 dan buka pukul 08.00–17.00.
5. Bakso Babat Taman Sari
Bakso dengan isian beragam—kikil, pangsit, babat, dan komplit. Berlokasi di Jl. Diponegoro No.105, buka pukul 09.00–17.00, menawarkan cita rasa premium sebanding dengan harganya.
6. Soto Esto
Berdiri sejak 1953, Soto Esto menjadi ikon kuliner dengan kuah gurih, tauge, dan bawang goreng. Lokasinya di Jl. Langensuko No.4, buka 06.00–12.00, lengkap dengan sate kerang dan telur puyuh.
7. Enting-Enting Gepuk Cap Klenteng & 2 Hoolo
Legenda sejak 1929, terbuat dari kacang tanah dan gula merah yang dibentuk segitiga. Berlokasi di Jl. Kalibodri No.37, buka 08.00–13.00, cocok sebagai oleh-oleh khas kota.
8. Soto Kesambi Pak Wianto (Tan Ping Tjwan)
Soto ayam kuah bening dengan suasana jadul. Berlokasi di Jl. Dr. Sumardi No.8–10, buka pukul 06.00–13.30, menawarkan pengalaman makan nostalgia.
9. Getuk Kethek
Makanan ringan dari singkong kukus dan kelapa parut, dengan ikon monyet pada kemasannya. Berada di Jl. Argotunggal No.9, buka 10.00–17.00, cocok sebagai camilan manis.
10. Sate Kambing Muda Pak Masyudi
Berlokasi di Jl. Fatmawati No.98, buka pukul 08.00–22.00, menawarkan sate kambing empuk tanpa aroma prengus dan sambal kecap yang pas.
11. Nasi Goreng Babat Mbak Yati
Menyajikan nasi goreng babat dengan pete bakar dan suwiran ayam. Beralamat di Mangunsari, Sidomukti, buka 15.00–21.00, dengan pilihan tingkat pedas yang bisa disesuaikan.
12. Warung Lawuh Ndeso
Hidangan khas rumahan seperti sayur lodeh, tempe goreng, gudangan, dan brongkos. Berlokasi di Jl. Langenrejo No.6, buka 07.00–15.00, menawarkan suasana hangat dan harga terjangkau.