Festival JAFF Perkuat Ekosistem Film Indonesia Lokal

Jumat, 28 November 2025 | 11:59:28 WIB
Festival JAFF Perkuat Ekosistem Film Indonesia Lokal

JAKARTA - Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) menunjukkan komitmen kuat dalam memperkuat ekosistem perfilman Tanah Air melalui penyelenggaraan Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2025. Festival ini bukan hanya ajang penayangan film, melainkan juga ruang bagi pengembangan talenta lokal. 

Dengan menghadirkan berbagai program edukasi dan kolaborasi, JAFF 2025 menjadi wadah penting bagi kreator Indonesia untuk bertemu dengan jaringan industri internasional.

Menteri Kebudayaan, Fadli Zon menekankan bahwa festival ini merupakan sarana bagi talenta Indonesia untuk belajar, berkembang, dan menemukan peluang kolaborasi baru. “JAFF bukan sekadar festival film. Ia adalah ruang ekosistem tempat di mana talenta Indonesia bertemu dengan dunia, di mana gagasan tumbuh, dan di mana kolaborasi-kolaborasi baru dimulai,” ujarnya.

Selain itu, dukungan terhadap sinema Indonesia hadir melalui berbagai inisiatif, termasuk MTN Seni Budaya, Layar Indonesiana, Balai Media Kebudayaan, hingga IP Nesia. Kehadiran program-program ini menunjukkan bahwa Kemenbud tidak hanya fokus pada penayangan film, tetapi juga pada pembangunan ekosistem kreatif yang inklusif dan berkelanjutan.

Ruang Belajar bagi Talenta Muda

Salah satu aspek penting dari JAFF adalah kemampuannya menyediakan ruang belajar bagi talenta muda. Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan, Ahmad Mahendra, menyoroti peran MTN sebagai forum pertukaran pengalaman kreatif dan ide-ide baru bagi para sineas muda.

“Melalui MTN Seni Budaya, kami ingin memastikan bahwa talenta Indonesia mendapatkan ruang untuk belajar. JAFF adalah ruang yang tepat untuk itu, sebuah forum di mana pengalaman kreatif bertemu dalam satu panggung,” jelasnya. Dengan adanya program ini, para peserta memiliki kesempatan untuk menimba ilmu langsung dari praktisi berpengalaman dan memahami dinamika ekosistem film saat ini.

MTN Lab menjadi salah satu wahana unggulan dalam program edukasi ini. Di sini, para peserta dapat mengeksplorasi ide secara mendalam, baik dalam penulisan naskah maupun produksi film. Pendampingan dari para praktisi profesional menjadi nilai tambah yang signifikan, karena peserta bisa belajar langsung dari pengalaman nyata yang relevan dengan industri perfilman saat ini.

Kolaborasi sebagai Kunci Ekosistem

Selain belajar, JAFF 2025 juga menekankan pentingnya kolaborasi dalam membangun ekosistem film. Festival ini menjadi tempat berkumpulnya berbagai elemen kreatif, mulai dari penulis naskah, sineas, musisi, hingga kreator intellectual property (IP). Dengan begitu, talenta lokal dapat memperluas jaringan, membuka peluang produksi, dan menjalin kerja sama lintas disiplin.

Fadli Zon menegaskan, kehadiran Kemenbud di JAFF bukan sekadar sebagai pengawas atau penyelenggara, melainkan sebagai fasilitator yang menjaga keberlangsungan ekosistem. “Kami ingin memastikan bahwa talenta Indonesia, baik penulis, sineas, musisi, maupun kreator IP, memiliki tempat untuk berkembang. JAFF memberikan ruang itu, dan kehadiran kami adalah upaya menjaga agar ruang tersebut terus hidup, dan inklusif,” ucapnya.

Festival Sebagai Dorongan Kreativitas

JAFF juga menjadi ajang bagi industri perfilman untuk mengidentifikasi tren baru dan memperkenalkan karya-karya kreatif yang segar. Penonton festival tidak hanya menikmati film, tetapi juga dapat melihat proses kreatif di balik layar melalui workshop, diskusi panel, dan kegiatan interaktif lainnya.

Pengalaman tersebut penting untuk menumbuhkan pemahaman mendalam tentang industri film, termasuk tantangan produksi, pemasaran, hingga distribusi. Dengan demikian, festival ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga wahana pembelajaran yang mendukung pertumbuhan industri film Indonesia secara keseluruhan.

Keberadaan JAFF 2025 sekaligus menunjukkan bahwa pemerintah menempatkan perhatian serius pada perkembangan ekosistem kreatif. Dari edukasi hingga kolaborasi, festival ini menyediakan segala fasilitas untuk memaksimalkan potensi talenta lokal. 

Dengan demikian, sinema Indonesia tidak hanya akan semakin berkembang dari segi kualitas, tetapi juga mampu bersaing di kancah internasional.

Terkini