Kesalahan Umum Pria Merawat Wajah Menurut Dokter Kulit

Kamis, 27 November 2025 | 12:35:13 WIB
Kesalahan Umum Pria Merawat Wajah Menurut Dokter Kulit

JAKARTA - Di balik meningkatnya kesadaran pria terhadap perawatan diri, masih banyak kebiasaan yang tidak disadari justru merugikan kesehatan kulit wajah. Fenomena ini sering ditemui para dokter kulit ketika menangani pasien laki-laki yang mengalami masalah seperti kulit kusam, berminyak, hingga jerawat yang tidak kunjung membaik. 

Menurut dr. M. Akbar Wedyadhana, Sp.DVE., FINSDV., sebagian besar kesalahan tersebut muncul karena pemahaman yang kurang tepat sejak awal, bahkan ada yang berasal dari kebiasaan jangka panjang yang dianggap wajar. Banyak pria cenderung tidak memberi perhatian cukup pada kesehatan kulit, seolah masalah tersebut bisa dibiarkan begitu saja.

Melalui penjelasan dalam sebuah acara press conference di hotel InterContinental Jakarta Pondok Indah, dokter yang akrab disapa dr. Dhana ini memaparkan sejumlah kesalahan yang paling sering ia temukan pada para pasien laki-laki. 

Temuan tersebut penting untuk dipahami agar pria tidak lagi terjebak dalam pola perawatan yang salah dan dapat mulai menerapkan kebiasaan yang lebih sehat untuk kulit wajah.

Kebiasaan Tidak Merawat Wajah Menjadi Masalah Dasar

Salah satu kesalahan terbesar menurut dr. Dhana adalah ketidakpedulian pria terhadap perawatan wajah. Ia menyebut bahwa hingga kini masih banyak pasien pria yang datang tanpa pernah melakukan perawatan dasar sekalipun. “Nomor satu, tidak merawat sama sekali,” ujarnya. 

Ia juga mencontohkan bagaimana sebagian pria mengaku sudah sering mencuci muka, namun hanya dengan air tanpa menggunakan sabun pembersih. “Saya masih ketemu pasien-pasien yang enggak pernah membersihkan wajah atau mencuci muka hanya dengan air. Bilangnya cuci muka lima kali, tapi air wudhu, bukan pakai sabun, itu pertama,” lanjutnya.

Menurutnya, sikap cuek ini sudah lama melekat pada sebagian besar pria. Banyak di antara mereka yang datang berkonsultasi bukan karena inisiatif sendiri, tetapi karena dorongan orang lain. “Tapi kan selama ini memang laki-laki itu cenderung lebih cuek ya, kadang-kadang juga bukan dengan kesadaran sendiri datang ke dokter, tapi disuruh istrinya, disuruh ibunya, disuruh pacarnya, seperti itu,” ujar dr. Dhana.

Ia menambahkan bahwa pria sering menghindari skincare yang dianggap rumit. Mereka lebih memilih proses sederhana dan praktis. “Dan pria itu cenderung memang enggak mau rutin skincare yang ribet ya, yang terlalu bertele-tele, yang step-nya terlalu banyak ya, inginnya yang simpel ya,” katanya. Padahal, perawatan dasar seperti mencuci wajah dengan benar merupakan langkah awal yang sangat penting untuk menjaga kebersihan kulit dan mencegah munculnya berbagai masalah.

Pemilihan Produk Tidak Tepat dan Hanya Percaya Klaim

Kesalahan berikutnya adalah memilih produk yang tidak sesuai dengan jenis kulit. Menurut dr. Dhana, hal ini sangat umum terjadi. “Terus yang kedua memang memilih produk yang salah, produk yang salah itu misalnya tidak sesuai dengan kebutuhan kulit dia, atau tipe kulit dia,” tuturnya.

Ia menyoroti pula bahwa semakin banyaknya produk skincare di pasaran membuat pria makin mudah salah pilih. Tidak semua produk diformulasikan dengan baik meski memiliki klaim menarik. “Terus kan sekarang dengan banyaknya produk, jadi kan tidak semua produk itu diformulasi dengan baik,” ujarnya.

Selain itu, pria sering terpaku pada klaim di kemasan tanpa melihat latar belakang brand atau riset yang mendukung produk tersebut. “Kalau saya bicara dari kacamata dokter kulit ya tentunya kita melihat background-nya, latar belakangnya, ini produk ada penelitiannya enggak, ada research-nya enggak, bukan hanya sekedar asal klaim, seperti itu ya,” terang dr. Dhana.

Ia menegaskan bahwa proses formulasi dan teknologi di balik pembuatan produk sangat berpengaruh terhadap kualitasnya. “Tentu kan artinya formulasi teknologi, bagaimana meneliti, bagaimana kita membuat suatu produk itu penting dalam prosesnya ya,” ujarnya. Bila hanya mengandalkan klaim tanpa pengujian memadai, produk bisa menimbulkan reaksi yang merugikan. “Enggak cuma klaim, oh ini isinya zat berhasil ABCD, tapi ternyata begitu diaplikasikan malah memberikan efek yang tidak baik terhadap kulit,” tambahnya.

Meski begitu, dr. Dhana menegaskan bahwa ada pula brand yang serius melakukan riset sehingga menghasilkan produk aman dan bermanfaat. Tidak semua produk bermasalah, tetapi konsumen harus lebih cermat dalam memilih.

Kesalahan Menilai Jenis Kulit Menimbulkan Dampak Lebih Besar

Kesalahan lain yang tak kalah penting adalah salah mengenali jenis kulit sendiri. Dr. Dhana menyebut banyak pria menilai kondisi kulitnya hanya berdasarkan persepsi pribadi, bukan pemeriksaan yang akurat. 

“Ini kadang-kadang agak tricky juga begini, sebenarnya misalnya ya, banyak pasien yang merasa kulitnya kering, tapi setelah diperiksa atau dikonsultasikan dengan dokter, ternyata sebenarnya dia tipe kulit apa,” jelasnya.

Kesalahan persepsi ini dapat berakibat pemilihan produk yang tidak tepat. Kulit yang tampak kering bisa jadi sebenarnya berminyak akibat penumpukan sel kulit mati atau skin barrier yang terganggu. Jika seseorang salah menilai kondisi kulitnya, perawatan yang dilakukan justru berpotensi memperparah masalah.

Dr. Dhana menyarankan agar pria tidak ragu berkonsultasi dengan dokter kulit untuk mengetahui kebutuhan kulit secara lebih tepat. Pemeriksaan profesional membantu menentukan produk yang benar-benar sesuai serta mencegah kesalahan perawatan yang dapat merusak kulit dalam jangka panjang.

Terkini