JAKARTA - Teh dikenal sebagai salah satu minuman paling populer di dunia, bukan hanya karena rasanya yang menenangkan tetapi juga karena manfaat kesehatannya. Banyak orang menjadikannya bagian dari rutinitas harian untuk membantu menjaga berat badan, menjaga kesehatan jantung, hingga mencegah diabetes. Di balik kenikmatan itu, ada hal penting yang sering diabaikan: tidak semua makanan cocok dikonsumsi bersamaan dengan teh.
Pemilihan makanan pendamping teh ternyata dapat mempengaruhi penyerapan nutrisi maupun rasa teh itu sendiri. Beberapa makanan dapat membuat manfaat antioksidan dalam teh berkurang, sementara lainnya justru memicu ketidaknyamanan pada pencernaan. Karena itu, memahami kombinasi yang tepat dapat membuat kebiasaan minum teh menjadi lebih optimal dan menyehatkan.
Dengan melihat berbagai temuan ilmiah serta panduan dari Times of India, berikut penjelasan lengkap mengenai makanan tertentu yang sebaiknya tidak dikonsumsi bersamaan dengan teh agar efektivitas dan kenikmatannya tetap terjaga.
Interaksi Teh dan Makanan yang Perlu Diwaspadai
Banyak orang menikmati teh sambil menyantap camilan atau makanan berat. Namun tanpa disadari, reaksi antara kandungan teh dan beberapa jenis makanan dapat merubah rasa, menurunkan manfaat senyawa aktif, hingga berakibat mengganggu sistem pencernaan.
Misalnya, tanin dan oksalat dalam teh bisa berinteraksi dengan nutrisi tertentu seperti mineral dan protein. Di sisi lain, kandungan alami pada buah atau makanan pedas dapat berbenturan dengan karakter rasa teh sehingga membuat pengalaman menikmatinya menjadi kurang optimal.
Untuk itu, memahami perilaku senyawa dalam teh saat bertemu makanan tertentu adalah langkah bijak agar konsumsi teh tetap memberikan manfaat terbaik.
Jenis Makanan yang Tidak Cocok Dikonsumsi Bersama Teh
Berikut adalah enam jenis makanan yang sebaiknya tidak dikonsumsi bersamaan dengan teh.
1. Produk susu dan teh
Susu memang sering ditambahkan ke dalam teh untuk menambah rasa, tetapi produk susu seperti yogurt, keju, atau krim dapat mengganggu manfaat kesehatan teh.
Susu mengandung protein yang mengikat katekin—antioksidan penting dalam teh.
Katekin berfungsi membantu mengurangi peradangan dan mendukung metabolisme.
Sebuah penelitian dalam Journal of Photochemistry and Photobiology B: Biology menemukan bahwa protein ?-kasein dalam susu mengikat polifenol teh dan menurunkan aktivitas antioksidan hingga 11–27%.
Selain itu, produk susu dapat meredam rasa lembut teh sehingga karakter rasa khasnya menjadi berkurang. Walaupun menambahkan sedikit susu ke teh masih bisa diterima, memadukannya dengan produk susu lain sebaiknya dihindari.
2. Buah jeruk dan teh
Jeruk, lemon, dan jeruk bali merupakan buah kaya vitamin C dengan rasa segar dan asam. Namun ketika dikonsumsi bersamaan dengan teh, reaksi antara tanin teh dan vitamin C dapat menghasilkan rasa pahit atau bahkan rasa metalik.
Keasaman jeruk yang tinggi juga berpotensi mengiritasi lambung bila berinteraksi dengan teh. Jika ingin tetap menikmati lemon dalam teh, sebaiknya hindari mengonsumsi buah jeruk lainnya di waktu yang sama.
3. Makanan pedas dan teh
Mengombinasikan makanan pedas dengan teh rupanya tidak dianjurkan. Capsaicin—senyawa pemicu rasa pedas—dapat bereaksi dengan tanin dalam teh sehingga meningkatkan iritasi pada lambung dan memicu sensasi panas di dada.
Selain itu, rasa pedas cenderung mendominasi sehingga menutupi keharuman dan rasa halus teh. Untuk pengalaman minum teh yang optimal, ada baiknya menghindari santapan pedas di saat yang bersamaan.
4. Makanan berserat tinggi dan teh
Sayuran mentah, kacang-kacangan, hingga biji-bijian utuh kaya akan serat dan sangat baik untuk kesehatan. Namun ketika dikonsumsi bersama teh, serat dapat mempengaruhi penyerapan nutrisi.
Teh memiliki kandungan oksalat yang dapat mengikat mineral seperti kalsium, magnesium, dan zat besi. Akibatnya, tubuh akan kesulitan menyerap mineral tersebut.
Agar manfaat makanan berserat tidak berkurang, sebaiknya konsumsi teh tidak dilakukan bersamaan, melainkan sebelum atau setelah makan.
5. Makanan kaya zat besi dan teh
Zat besi berperan penting dalam produksi energi dan transportasi oksigen. Namun tanin dan oksalat dalam teh dapat menghambat penyerapan zat besi non-heme yang terdapat pada bahan makanan nabati seperti bayam, buncis, dan kacang-kacangan.
Jika kebiasaan ini terus dilakukan, risiko defisiensi zat besi dapat meningkat. Sebaiknya minum teh dilakukan satu jam sebelum atau sesudah mengonsumsi makanan kaya zat besi agar penyerapannya tetap optimal.
6. Makanan kaya protein dan teh
Protein sangat penting bagi tubuh, tetapi konsumsinya bersama teh dapat mengurangi penyerapan antioksidan bermanfaat.
Protein dari daging, telur, hingga tahu dapat bereaksi dengan senyawa polifenol dalam teh sehingga menurunkan efektivitasnya.
Selain itu, rasa kuat dari makanan protein dapat mengalahkan aroma khas teh sehingga pengalaman meminumnya menjadi kurang menyenangkan.
Untuk menikmati teh dengan maksimal, hindari menyandingkannya dengan makanan berprotein tinggi.
Pentingnya Memilih Pasangan yang Tepat untuk Teh
Teh adalah minuman menyehatkan yang manfaatnya sangat bergantung pada bagaimana dan kapan dikonsumsi. Memilih makanan pendamping yang tepat dapat menjaga kandungan antioksidan, meningkatkan kenyamanan pencernaan, serta mempertahankan kualitas rasa. Menghindari kombinasi makanan tertentu seperti produk susu, buah jeruk, makanan pedas, serat tinggi, makanan kaya zat besi, dan protein merupakan langkah sederhana namun efektif untuk memaksimalkan manfaat teh.
Dengan memperhatikan pola konsumsi ini, setiap cangkir teh bukan hanya menjadi rutinitas harian yang menenangkan, tetapi juga memberikan manfaat kesehatan secara maksimal.