Pertumbuhan Pesat QRIS Tap Dorong Transaksi Digital Mencapai Triliunan

Senin, 24 November 2025 | 14:31:34 WIB
Pertumbuhan Pesat QRIS Tap Dorong Transaksi Digital Mencapai Triliunan

JAKARTA - Perkembangan ekonomi digital di Indonesia terus menunjukkan tren positif, terutama dalam hal pembayaran menggunakan QRIS Tap. 

Bank Indonesia (BI) mencatat, sistem pembayaran berbasis sentuhan ini telah memproses sekitar 252 ribu transaksi dengan nilai mencapai Rp 13,8 miliar pada Oktober 2025. Dari sisi merchant, lebih dari 1,1 juta pelaku usaha telah mengadopsi QRIS Tap dalam kegiatan sehari-hari mereka. 

Deputi Gubernur BI, Filianingsih Hendrata, menekankan bahwa penggunaan QRIS Tap tumbuh signifikan di sektor transportasi dan ritel, dengan 14 provinsi sudah menerapkan sistem ini untuk mendukung mobilitas masyarakat dan kemudahan transaksi.

Transaksi Digital Meluas di Berbagai Platform

Tidak hanya QRIS Tap, keseluruhan volume transaksi digital pada Oktober 2025 mencapai 4,45 miliar transaksi, naik 31,20 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. 

Pertumbuhan ini didorong oleh perluasan akseptasi pembayaran digital di berbagai sektor, termasuk aplikasi mobile dan internet banking yang masing-masing naik 2,91 persen dan 12,03 persen secara tahunan. 

Transaksi berbasis QRIS bahkan menunjukkan lonjakan luar biasa, yakni 139,45 persen year-on-year. Peningkatan ini sejalan dengan pertambahan jumlah pengguna dan merchant, menciptakan ekosistem ekonomi digital yang semakin luas dan inklusif.

Infrastruktur Sistem Pembayaran yang Stabil Mendukung Pertumbuhan

Dari sisi infrastruktur, transaksi ritel yang diproses melalui sistem BI-FAST mencapai 446,77 juta transaksi atau naik 31,96 persen (yoy), dengan nilai transaksi sebesar Rp 1.115,09 triliun pada Oktober 2025. 

Sementara itu, transaksi nilai besar melalui sistem BI-RTGS tercatat sebanyak 0,99 juta transaksi dengan nilai mencapai Rp 22.524,61 triliun. Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa infrastruktur sistem pembayaran Indonesia, baik untuk transaksi ritel maupun wholesale, tetap stabil dan andal. 

Gubernur BI, Perry Warjiyo, menegaskan bahwa stabilitas sistem pembayaran ditopang oleh SPBI yang terkelola baik, interkoneksi antarpelaku industri yang menguat, serta pasokan uang Rupiah yang memadai baik dari sisi jumlah maupun kualitas.

Perluasan Ekosistem Digital dan Standar Nasional Open API

Penguatan ekosistem Ekonomi Keuangan Digital (EKD) juga didukung oleh perluasan adopsi Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP), yang meningkatkan interkoneksi antar-pelaku sistem pembayaran. Transaksi berbasis SNAP mencatat pertumbuhan signifikan, menandakan ekosistem digital yang lebih saling terhubung dan efisien. 

Ke depan, Bank Indonesia akan terus memastikan keamanan, keandalan, dan manajemen risiko infrastruktur SPBI serta sistem pembayaran industri, baik ritel maupun wholesale. Selain itu, ketersediaan uang Rupiah di seluruh wilayah NKRI, termasuk daerah Terdepan, Terluar, dan Terpencil (3T), dijaga agar selalu cukup dan layak edar. 

Dengan langkah-langkah ini, pertumbuhan transaksi digital di Indonesia diperkirakan akan terus meningkat, sejalan dengan modernisasi sistem pembayaran dan percepatan transformasi ekonomi digital di berbagai sektor.

Terkini