JAKARTA - Pemerintah Kabupaten Malang melakukan penyesuaian rute proyek Tol Malang-Kepanjen untuk meningkatkan konektivitas dengan jalur wisata pantai di bagian selatan.
Awalnya tol direncanakan melintasi Desa Karangduren, Kecamatan Pakisaji, sepanjang 30 kilometer, namun kini digeser ke wilayah timur, termasuk melewati Kelurahan Madyopuro, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, dan Kecamatan Bululawang sebelum mencapai Gondanglegi.
Perubahan ini bertujuan agar tol dapat langsung terhubung dengan Jalan Lintas Selatan (JLS) yang membentang sepanjang deretan pantai populer, seperti Ngliyep, Modangan, Banyu Meneng, Kondang Merak, Tiga Warna, dan Balekambang.
Bupati Malang, Muhammad Sanusi, menegaskan bahwa langkah ini merupakan upaya strategis untuk mempermudah mobilitas wisatawan dari luar kota. Dengan tersambungnya tol ke jalur wisata, pengunjung dapat lebih cepat mencapai destinasi pantai tanpa harus melalui jalur alternatif yang padat dan berliku.
Ia menekankan bahwa rute baru ini tidak hanya mendukung pembangunan infrastruktur, tetapi juga menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui sektor pariwisata yang lebih optimal.
Perubahan rute menuntut Pemkab Malang menyesuaikan studi kelayakan atau feasibility study (FS). Sekretaris Daerah Kabupaten Malang, Budiar Anwar, dan Kepala Dinas Bina Marga Khairul Isnadi Kusuma, melakukan koordinasi dengan Ditjen Perencanaan dan Pembiayaan Jalan Tol untuk menyusun FS terbaru.
Penyesuaian ini diperlukan agar pembangunan tol tetap sesuai standar teknis, lingkungan, dan keselamatan. Dengan begitu, rencana tol bisa terealisasi secara aman dan tepat waktu, sambil tetap memaksimalkan potensi wisata selatan Malang.
Dukungan Infrastruktur untuk Pertumbuhan Pariwisata
Kepala Dinas Bina Marga Kabupaten Malang, Khairul Isnadi Kusuma, menyebut perubahan rute didorong oleh keinginan Bupati Sanusi agar tol mendukung pengembangan jalur wisata pantai.
Menurutnya, akses mudah ke pantai-pantai populer akan meningkatkan jumlah pengunjung dan memberi efek positif pada sektor ekonomi, termasuk UMKM lokal, penginapan, dan transportasi.
Tol yang terkoneksi dengan JLS juga diharapkan mengurangi kemacetan di jalan arteri utama Malang-Kepanjen. Wisatawan yang sebelumnya harus melalui jalan desa yang sempit kini dapat menikmati perjalanan lebih cepat dan nyaman.
Hal ini sejalan dengan visi Kabupaten Malang untuk mengintegrasikan pembangunan infrastruktur dengan pengembangan destinasi wisata yang berkelanjutan.
Selain itu, Oong menekankan bahwa langkah ini akan memberikan dampak jangka panjang bagi pembangunan daerah.
Dengan tersedianya akses tol yang strategis, potensi wisata Malang selatan dapat dioptimalkan, sekaligus mendorong investor dan pelaku bisnis untuk berpartisipasi dalam pengembangan kawasan pantai.
Infrastruktur yang memadai juga diharapkan mendukung kegiatan masyarakat lokal dan menumbuhkan ekonomi kreatif di sekitar destinasi wisata.
Koordinasi dengan Kementerian PUPR
Perubahan rute tol ini juga melibatkan koordinasi intensif dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pusat.
Tim dari Kementerian akan melakukan survei bersama Pemkab Malang untuk memastikan rute baru memenuhi standar teknis dan lingkungan. Survei ini mencakup pemetaan jalur, identifikasi area terdampak, serta evaluasi potensi risiko selama konstruksi.
Langkah koordinasi ini penting untuk menjaga kelancaran pembangunan tol sekaligus memastikan keamanan dan kenyamanan pengguna jalan.
Penyesuaian FS juga akan mengakomodasi faktor lingkungan, seperti perlindungan kawasan pesisir dan hutan pantai, sehingga pembangunan tol tidak menimbulkan dampak negatif bagi ekosistem.
Dengan pengawasan bersama, tol diharapkan dapat menjadi proyek berkelas nasional yang mendukung konektivitas dan pertumbuhan pariwisata secara bersamaan.
Selain itu, koordinasi ini juga menjadi bentuk sinergi antara pemerintah pusat dan daerah. Pemkab Malang dapat memastikan rute tol yang tepat sasaran, sementara PUPR dapat memberikan rekomendasi teknis dan bantuan pengawasan.
Kolaborasi ini menjadi modal penting agar proyek dapat berjalan efisien dan memberi manfaat maksimal bagi masyarakat dan wisatawan.
Potensi Ekonomi dan Pariwisata yang Terbuka Lebar
Perubahan rute tol Malang-Kepanjen tidak hanya sekadar pengalihan jalur, tetapi menjadi strategi pengembangan ekonomi dan wisata daerah.
Bupati Sanusi menekankan bahwa akses tol yang langsung terhubung ke pantai akan meningkatkan kunjungan wisatawan, memperluas lapangan kerja, serta mendongkrak pendapatan masyarakat lokal.
Tol yang terkoneksi dengan JLS juga membuka peluang bagi pengembangan fasilitas pendukung, seperti restoran, homestay, dan area rekreasi. Dengan infrastruktur memadai, wisatawan dapat menikmati perjalanan lebih nyaman, sementara pelaku usaha lokal mendapatkan kesempatan memperluas pasar.
Oong menyebut bahwa langkah ini sejalan dengan strategi jangka panjang untuk menjadikan Malang selatan sebagai destinasi wisata unggulan di Indonesia.
Secara keseluruhan, proyek tol dengan rute baru menunjukkan sinergi antara pembangunan infrastruktur dan pengembangan pariwisata. Tol Malang-Kepanjen bukan hanya memudahkan mobilitas, tetapi juga menjadi penggerak ekonomi, memaksimalkan potensi wisata, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Dengan koordinasi yang baik antara Pemkab Malang dan PUPR, proyek ini diharapkan berjalan lancar, tepat waktu, dan memberikan manfaat jangka panjang bagi seluruh pihak yang terkait.