Penyeberangan Merak dan Bakauheni Dipastikan Lancar Selama Nataru 2025

Senin, 24 November 2025 | 12:31:57 WIB
Penyeberangan Merak dan Bakauheni Dipastikan Lancar Selama Nataru 2025

JAKARTA - Kementerian Perhubungan menyiapkan langkah strategis untuk mengantisipasi lonjakan penumpang pada masa liburan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru) di Pelabuhan Merak dan Bakauheni. 

Dengan pengalaman dua tahun terakhir menghadapi kemacetan parah di Merak, Kemenhub menekankan pentingnya titik-titik penyeberangan sebagai kunci kelancaran arus kendaraan.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Aan Suhanan, menyampaikan strategi utama berupa pembagian arus kendaraan melalui tiga pelabuhan di Merak, yakni BBJ Bojonegara, Pelabuhan Merak, dan Ciwandan. 

Selain itu, satu dermaga tambahan, Pelabuhan KBS (Krakatau Bandar Samudera), disiapkan sebagai contingency plan apabila ketiga pelabuhan utama tidak mampu menampung kendaraan.

Pembagian Arus Kendaraan di Bakauheni

Tak hanya di Merak, sisi Bakauheni juga dilakukan pembagian volume kendaraan ke tiga pelabuhan. Pertama, BBJ Muara Pilu untuk arus kendaraan dari dan ke BBJ Bojonegara. 

Kedua, lintasan utama Pelabuhan Bakauheni menuju Pelabuhan Merak. Ketiga, Pelabuhan PT Wijaya Karya Beton sebagai jalur untuk arus kendaraan dari dan ke Ciwandan.

Strategi ini bertujuan untuk mengurai kepadatan dan mempercepat waktu penyeberangan. Dengan pengaturan arus yang terstruktur, diharapkan pemudik dan wisatawan dapat menyeberang dengan lebih nyaman dan aman.

Penerapan Delaying System dan Buffer Zone

Kemenhub juga menyiapkan delaying system sebagai langkah antisipatif jika arus kendaraan menumpuk. Sistem ini dilakukan melalui penerapan buffer zone di rest area tol dan jalan arteri. 

Di Merak, buffer zone mencakup rest area KM 13, KM 43, KM 68, dan jalan arteri Cikuasa Atas, yang mampu menampung total 1.050 kendaraan kecil serta 200 kendaraan roda dua.

Sementara di Lampung, delaying system diterapkan di delapan titik buffer zone dengan kapasitas parkir total 1.190 kendaraan kecil. 

Delaying system memungkinkan kendaraan berhenti sementara secara teratur sebelum memasuki area pelabuhan, sehingga mengurangi risiko kemacetan panjang dan mempermudah pengaturan alur penyeberangan.

Antisipasi Cuaca dan Koordinasi Stakeholder

Selain pengaturan arus kendaraan, Kemenhub meminta seluruh stakeholder waspada terhadap potensi cuaca ekstrem pada Desember hingga Januari. 

Berdasarkan prediksi BMKG, puncak musim hujan berpotensi memengaruhi aktivitas transportasi, sehingga koordinasi dengan operator pelabuhan, kepolisian, dan pihak terkait menjadi krusial.

Aan meyakini, dengan strategi matang dan sinergi antar stakeholder, penyelenggaraan Nataru tahun ini akan berjalan lancar. Persiapan ini juga dilakukan sebelumnya di Pelabuhan Ketapang, melalui pengaturan pergerakan kendaraan, penambahan kapal, pemberlakuan buffer zone, dan pembatasan kuota tiket.

Dengan strategi tiga pelabuhan utama, sistem buffer zone, serta kesiapan menghadapi cuaca ekstrem, Kemenhub optimis arus penyeberangan Nataru akan lebih terkontrol dan aman. Masyarakat pun diimbau mengikuti arahan petugas dan memanfaatkan informasi resmi untuk memastikan perjalanan lebih nyaman.

Terkini