JAKARTA - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) mengalami koreksi setelah sebelumnya naik selama lima hari berturut-turut.
Pada sesi perdagangan terakhir, harga CPO di Bursa Malaysia Derivatives Exchange untuk kontrak pengiriman Januari tahun depan ditutup di MYR 4.153/ton, turun 1,73% dibandingkan penutupan sebelumnya.
Penurunan ini terjadi setelah reli CPO yang terdongkrak 2,45% selama lima hari sebelumnya. Koreksi kali ini menunjukkan bahwa pasar tengah menyesuaikan harga setelah periode kenaikan yang relatif signifikan.
Pelaku pasar mulai memikirkan keseimbangan permintaan dan penawaran, sehingga terjadi tekanan jual yang wajar setelah harga sempat menguat.
Selain itu, penurunan harga minyak kedelai global menjadi faktor tambahan yang memengaruhi koreksi CPO. Saat harga kedelai lebih murah, keuntungan bagi trader untuk beralih ke CPO berkurang karena kedua komoditas tersebut dapat saling menggantikan dan bersaing di pasar minyak nabati internasional.
Dampak Perkembangan Global terhadap Minyak Nabati
Harga minyak kedelai di bursa Dalian (China) turun 1,84%, sementara di Chicago Board of Trade (Amerika Serikat) melemah 0,16%.
Pelemahan ini memicu sentimen negatif bagi harga CPO karena berkurangnya daya tarik CPO sebagai alternatif minyak nabati. Kondisi ini menjadi perhatian bagi eksportir dan pedagang sawit yang mengandalkan pasar global untuk penentuan harga.
Selain itu, perkembangan di Amerika Serikat memberikan dampak tambahan. Pemerintah AS dikabarkan mempertimbangkan penundaan pemberlakuan insentif untuk impor bahan bakar nabati, yang berpotensi ditunda selama 1–2 tahun.
Langkah ini menjadi faktor sentimen negatif yang memengaruhi harga minyak kedelai, dan secara tidak langsung memengaruhi harga CPO di pasar internasional.
Lemahnya permintaan juga menjadi faktor yang menahan harga CPO. Pasar dari China dan India cenderung stagnan menjelang musim dingin, karena minyak sawit kurang diminati saat cuaca dingin berpotensi membuat komoditas ini membeku. Kekhawatiran terkait penumpukan stok menjadi isu yang perlu diperhatikan oleh pelaku pasar.
Analisis Teknikal dan Potensi Harga CPO Hari Ini
Secara teknikal, harga CPO berada dalam zona bearish berdasarkan perspektif harian. Relative Strength Index (RSI) tercatat sebesar 42, menunjukkan kondisi pasar sedang dalam tren melemah. Sementara indikator Stochastic RSI berada di level 78, menandakan area beli yang kuat atau hampir jenuh.
Meski demikian, peluang kenaikan tetap ada pada perdagangan hari ini. Target resisten terdekat berada di MYR 4.174/ton yang merupakan Moving Average (MA) 5. Jika harga mampu menembus level ini, potensi kenaikan berikutnya menuju MYR 4.253/ton yang merupakan MA-20.
Namun jika terjadi tekanan jual kembali, harga CPO diperkirakan akan menguji support di MYR 4.150/ton. Penembusan di bawah level ini berisiko menekan harga hingga kisaran MYR 4.131–4.127/ton.
Hal ini menandakan bahwa pelaku pasar perlu memperhatikan pergerakan teknikal dan sentimen global untuk menentukan strategi perdagangan yang tepat.
Prospek dan Strategi Pasar Minyak Sawit
Pergerakan harga CPO yang dinamis mencerminkan sensitifitas pasar terhadap faktor eksternal maupun teknikal. Koreksi harga setelah lima hari naik memberikan peluang bagi trader untuk mengambil posisi beli atau menjual pada level tertentu sesuai dengan strategi masing-masing.
Selain itu, kombinasi faktor global dan musiman memperlihatkan bahwa pasar minyak nabati akan terus bergerak fluktuatif. Pelaku pasar diharapkan memperhitungkan ketersediaan stok, permintaan dari negara tujuan ekspor utama, serta perkembangan harga minyak kedelai dan komoditas pengganti lainnya.
Secara keseluruhan, meski harga mengalami koreksi, peluang kenaikan tetap terbuka bagi CPO dengan mempertimbangkan level support dan resisten. Trader dan eksportir disarankan untuk memonitor pergerakan harga harian serta berita global terkait minyak nabati agar dapat memaksimalkan strategi perdagangan.