JAKARTA - Pasar mobil listrik di Indonesia semakin dinamis dengan melonjaknya penjualan pada Oktober 2025.
BYD Atto 1 memimpin penjualan, sementara beberapa model lain menunjukkan tren positif maupun penurunan, menggambarkan persaingan yang kian ketat di segmen kendaraan berbasis baterai.
Lonjakan Penjualan Mobil Listrik
Penjualan mobil listrik berbasis baterai atau BEV mencatat pertumbuhan signifikan pada Oktober 2025, setelah mengalami pelemahan pada bulan sebelumnya.
Dari 4.039 unit pada September, penjualan melonjak hingga 13.865 unit, meningkat 243%. Kenaikan ini dipicu hadirnya model baru BYD Atto 1 dan pulihnya penjualan beberapa pemain utama di pasar.
Kenaikan fantastis ini menunjukkan semakin tingginya minat konsumen terhadap kendaraan ramah lingkungan. Faktor harga terjangkau, dukungan pemerintah, serta kemajuan infrastruktur pengisian baterai menjadi pemicu utama pergeseran minat konsumen dari mobil konvensional ke BEV.
Lonjakan ini membuat persaingan di pasar mobil listrik semakin dinamis, menuntut produsen untuk menghadirkan model terbaru dan strategi pemasaran lebih agresif.
BYD Atto 1 dan Pemain Lain
BYD Atto 1, yang merupakan model mobil listrik termurah di Indonesia, langsung meraih perhatian besar pascapeluncuran di pameran otomotif. Pada Oktober 2025, Atto 1 mencatat penjualan 9.396 unit, memimpin pasar jauh di atas pesaing terdekat. Keberhasilan ini langsung mengubah peta persaingan BEV nasional.
Model lain juga menunjukkan dinamika positif. Wuling Binguo EV meningkat 11,4% menjadi 625 unit, BYD M6 naik 60,7% menjadi 516 unit, dan Chery J6 bertumbuh 27% menjadi 391 unit.
Sedangkan BYD Sealion 7 naik 16,8% menjadi 347 unit, sementara Aion V justru menurun 35,7% menjadi 339 unit. Model lain menunjukkan fluktuasi penjualan yang berbeda, mencerminkan persaingan ketat dan preferensi konsumen yang terus berubah.
Penurunan dan Tantangan Model Lain
Tidak semua model menikmati momentum positif. BYD Seal mencatat penurunan paling tajam, anjlok 80% dari bulan sebelumnya menjadi hanya 15 unit. Wuling Mitra EV turun 14,4%, Wuling Air EV turun 10,5%, sementara BYD Atto 3 dan Geely EX5 hanya mengalami kenaikan tipis di bawah 1%.
Fenomena ini menunjukkan bahwa meski ada lonjakan pasar secara keseluruhan, konsumen tetap selektif terhadap fitur, harga, dan reputasi merek.
Produsen perlu merespons tren ini dengan inovasi produk, penyesuaian harga, dan strategi pemasaran yang tepat agar tetap kompetitif. Kestabilan pasokan dan layanan purna jual juga menjadi faktor penting untuk mempertahankan penjualan.
Harga Mobil Listrik dan Pilihan Konsumen
Harga mobil listrik terbaru pada November 2025 relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya. BYD Atto 1 Dynamic dijual mulai Rp195 juta, sedangkan versi Premium Rp235 juta. Model lain seperti BYD Dolphin, Atto 3, M6, dan Sealion 7 memiliki harga mulai Rp369 juta hingga Rp719 juta tergantung tipe.
Beberapa merek lain juga menampilkan variasi harga untuk memenuhi segmen berbeda. Hyundai Ioniq 5 dijual Rp738 juta hingga Rp1,3 miliar, MG Cyberster Rp1,704 miliar, serta mobil listrik Wuling dan Neta memiliki harga terjangkau di kisaran Rp184 juta hingga Rp428 juta.
Penetapan harga ini memudahkan konsumen memilih mobil listrik sesuai kebutuhan dan kemampuan finansial. Selain itu, keberadaan opsi langganan baterai bagi beberapa model memberikan fleksibilitas tambahan bagi pengguna baru BEV.
Dengan tren peningkatan penjualan, variasi harga, dan hadirnya model baru, pasar mobil listrik Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang signifikan.
Produsen terus bersaing menghadirkan inovasi, sementara konsumen menikmati lebih banyak pilihan kendaraan ramah lingkungan yang sesuai kebutuhan. Persaingan ini mendorong pengembangan teknologi dan memperkuat posisi Indonesia sebagai pasar potensial bagi kendaraan listrik.