Ditjen Perhubungan Udara Pastikan Keselamatan Penumpang dan Kru Penerbangan

Jumat, 21 November 2025 | 09:25:41 WIB
Ditjen Perhubungan Udara Pastikan Keselamatan Penumpang dan Kru Penerbangan

JAKARTA - Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) Kementerian Perhubungan memperkuat pengawasan terhadap layanan navigasi penerbangan dalam rangka mendukung kelancaran operasi angkutan udara selama libur Natal dan Tahun Baru 2025/2026. 

Langkah ini bertujuan memastikan seluruh layanan navigasi, informasi cuaca, serta kesiapan personel berada dalam kondisi optimal, sesuai prinsip keselamatan, keamanan, layanan, dan kepatuhan.

Data dari periode Nataru sebelumnya menunjukkan sekitar 40 persen insiden keselamatan terjadi saat fase pendaratan, sebagian besar dipicu faktor cuaca seperti angin kencang, wind shear, rendahnya visibilitas, dan intensitas hujan. 

Dengan prediksi curah hujan tertinggi selama Nataru tahun ini, faktor cuaca menjadi tantangan utama yang membutuhkan pengawasan ketat agar operasi penerbangan tetap aman dan lancar.

Fokus Pengawasan Operasional, Cuaca, dan SDM

Ditjen Hubud memfokuskan pengawasan pada tiga aspek utama. Pertama, prosedur dan fasilitas operasional penerbangan, yang dilaksanakan bersama AirNav Indonesia, memastikan mekanisme penanganan trafik, prosedur go-around, serta ketersediaan fasilitas bantu pendaratan berjalan sesuai standar. 

Kedua, kualitas informasi cuaca, yang dipastikan bersama BMKG agar data meteorologi akurat dan cepat tersampaikan kepada pilot. Ketiga, kesiapan SDM navigasi dan meteorologi, termasuk jadwal dinas yang memadai untuk mengantisipasi lonjakan aktivitas penerbangan.

Kegiatan pengawasan telah dilaksanakan di seluruh bandara yang menjadi wilayah kerja Otoritas Bandar Udara, dengan total 118 kegiatan hingga awal Desember. 

Dari kegiatan yang telah selesai, sebagian bandara dinyatakan 100 persen siap mendukung operasi Nataru, sementara yang lain masih menunggu laporan hasil pengawasan untuk memastikan kesiapan penuh.

Mitigasi Risiko dan Penyesuaian Operasional

Beberapa isu utama yang muncul dari pengawasan terkait fasilitas navigasi penerbangan, fasilitas pengamatan, dan kecukupan personel pada jam-jam tertentu. 

Untuk mengantisipasi potensi gangguan, Ditjen Hubud menerapkan langkah mitigasi seperti penggunaan prosedur alternatif, inspeksi berkala, observasi visual, komunikasi penerbangan intensif, serta penyesuaian jadwal dinas personel navigasi.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Lukman F. Laisa menekankan bahwa pengawasan navigasi merupakan elemen penting untuk menjamin kelancaran operasi Nataru. Kesiapan fasilitas dan personel menjadi kunci agar keselamatan penerbangan tetap terjaga, terutama pada kondisi cuaca ekstrem. 

Masyarakat pun diimbau memahami risiko keterlambatan akibat hujan lebat, angin kencang, dan jarak pandang rendah, serta memantau informasi resmi dari maskapai.

Koordinasi Lintas Lini untuk Keselamatan Penerbangan

Koordinasi antara regulator, AirNav Indonesia, BMKG, dan seluruh pemangku kepentingan menjadi faktor penting menghadapi dinamika cuaca dan lonjakan trafik selama Nataru. Setiap keputusan operasional diambil demi keselamatan bersama, sehingga komunikasi real-time dan tindak lanjut berkelanjutan menjadi prioritas.

Dengan pengawasan menyeluruh, mitigasi risiko yang tepat, dan kolaborasi solid di seluruh lini layanan, Ditjen Perhubungan Udara menegaskan komitmennya untuk memastikan operasional penerbangan berjalan selamat, aman, nyaman, dan patuh terhadap ketentuan. 

Langkah ini diharapkan meningkatkan kepercayaan masyarakat pada transportasi udara dan mendukung kelancaran mobilitas selama libur Natal dan Tahun Baru, sejalan dengan upaya pemerintah menjaga keamanan dan kenyamanan perjalanan domestik.

Terkini