PPPA Soroti Kekerasan Anak, Komunikasi Keluarga Jadi Kunci Perlindungan Efektif

Kamis, 20 November 2025 | 15:58:47 WIB
PPPA Soroti Kekerasan Anak, Komunikasi Keluarga Jadi Kunci Perlindungan Efektif

JAKARTA - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mencatat adanya peningkatan laporan kekerasan terhadap anak. 

Menteri PPPA Arifah Fauzi menegaskan bahwa lonjakan laporan ini bukan semata-mata berarti kasus kekerasan bertambah, tetapi juga menandakan keberhasilan kampanye yang mendorong anak dan masyarakat untuk berani melapor.

“Faktor ekonomi, pola asuh yang tidak tepat, lingkungan, dinamika pergaulan, dan pernikahan usia dini masih menjadi penyebab utama kekerasan terhadap anak lalu karena sifatnya multidimensional,” ujar Arifah.

Temuan ini menjadi pengingat penting bagi seluruh pihak terkait untuk memperkuat sistem perlindungan anak, baik dari sisi keluarga maupun masyarakat. Peningkatan laporan harus dilihat sebagai peluang untuk memahami kondisi nyata di lapangan dan menyiapkan intervensi kebijakan yang tepat sasaran.

Intervensi Lintas Sektor Diperlukan

Menurut Arifah, intervensi penanganan kekerasan terhadap anak tidak bisa dilakukan sendiri oleh satu pihak. Perlu adanya kolaborasi lintas sektor, mulai dari kementerian, lembaga pemerintah, pemerintah daerah, dunia usaha, hingga masyarakat.

“Intervensi harus dilakukan secara lintas sektor,” tegasnya.

Upaya ini bertujuan agar penanganan kasus kekerasan lebih efektif dan menyentuh seluruh aspek yang memengaruhi anak. Dengan memahami faktor ekonomi, pendidikan, dan pola asuh yang memengaruhi anak, program perlindungan dapat lebih tepat sasaran.

Ruang Bersama Indonesia Jadi Wadah Kolaborasi

Untuk memperkuat perlindungan anak, Kementerian PPPA menghadirkan program Ruang Bersama Indonesia. Program ini merupakan transformasi dari desa dan kelurahan ramah anak yang sebelumnya dijalankan.

Ruang Bersama Indonesia bukan berupa fasilitas fisik, melainkan forum koordinatif yang menghubungkan berbagai pihak untuk menangani masalah kekerasan secara terpadu. Melalui wadah ini, kementerian, lembaga, pemerintah daerah, dunia usaha, dan masyarakat dapat bekerja sama untuk mencari solusi yang komprehensif.

“Ruang Bersama Indonesia menghubungkan semua pihak untuk menyelesaikan persoalan kekerasan anak dan perempuan secara terpadu,” jelas Arifah.

Peran Keluarga dalam Pencegahan Kekerasan

Arifah menekankan peran penting keluarga dalam pencegahan kekerasan anak. Komunikasi yang baik antara orang tua dan anak menjadi kunci untuk mendeteksi gejala awal munculnya masalah. Keluarga yang minim komunikasi cenderung tidak menyadari tanda-tanda anak menghadapi kesulitan atau kekerasan.

Program ini mendorong orang tua untuk lebih aktif mendengarkan suara anak, mengenali kebutuhan mereka, serta memahami tantangan yang dihadapi anak di lingkungan sosialnya. Dengan langkah sederhana ini, diharapkan kekerasan dapat dicegah sejak dini dan anak-anak mendapatkan perlindungan yang optimal.

Selain keluarga, peran masyarakat juga penting dalam memantau dan melaporkan kasus kekerasan. Dukungan dari dunia usaha, lembaga pendidikan, dan pemerintah daerah melalui Ruang Bersama Indonesia memungkinkan intervensi yang lebih cepat, tepat, dan menyeluruh.

Peningkatan laporan yang terjadi saat ini menjadi indikator bahwa kesadaran perlindungan anak sedang meningkat. Langkah selanjutnya adalah memastikan semua anak, tanpa terkecuali, mendapatkan perlindungan melalui koordinasi, komunikasi keluarga, dan partisipasi aktif seluruh pemangku kepentingan.

Terkini