JAKARTA - Direktur Jenderal Komunikasi Publik dan Media Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) Fifi Aleyda Yahya menekankan pentingnya masyarakat memperkuat tiga pilar untuk menciptakan ruang digital yang sehat.
Pilar pertama adalah kemampuan bernarasi, menulis, dan menyampaikan pesan publik secara relevan, etis, dan bermakna.
Pilar kedua meliputi kompetensi komunikatif digital, yaitu kemampuan mengelola pesan, memahami konteks, serta menyadari konsekuensi komunikasi di ruang terbuka. Pilar ketiga adalah memastikan informasi bersumber dari sumber terpercaya dan terverifikasi (A1) untuk meningkatkan kredibilitas informasi yang beredar di masyarakat.
Fifi menekankan bahwa ketiga pilar ini saling terkait dan menjadi fondasi bagi masyarakat agar tidak mudah terseret misinformasi maupun disinformasi di era digital.
Indonesia.go.id sebagai Sumber Kredibel
Kemkomdigi menghadirkan portal Indonesia.go.id sebagai sumber utama informasi resmi pemerintah yang akurat dan kontekstual. Portal ini tidak hanya menyajikan berita resmi, tetapi juga menjalankan fungsi jurnalisme pemerintah yang kredibel.
“Indonesia.go.id menghadirkan jurnalisme pemerintah yang dapat dipercaya agar masyarakat dapat melihat informasi tanpa kabut disinformasi,” ujar Fifi. Menurutnya, portal ini berperan ganda sebagai rujukan bagi masyarakat dan media, sekaligus alat untuk menekan penyebaran berita palsu di ruang digital.
Penguatan literasi digital juga menjadi fokus utama Kemkomdigi. Fifi mengingatkan masyarakat untuk selalu menerapkan “Aturan 3S”: Saring sebelum Sharing, Santun dalam berkomentar, dan Sadari Jejak Digital.
Prinsip ini menekankan kesadaran akan dampak digital dan pentingnya menjaga reputasi di dunia maya sebagai cerminan kehidupan nyata.
Konten Positif dan Peran Generasi Muda
Selain pemerintah, kreator konten Hari Obbie menekankan peran generasi muda dalam menciptakan ruang digital positif. Ia mengajak mahasiswa dan pengguna internet untuk tidak sekadar menjadi konsumen konten, tetapi juga produsen konten yang baik dan bertanggung jawab.
Menurut Hari Obbie, produksi konten positif secara konsisten dapat membantu menggeser algoritma media digital agar lebih sehat. Selain itu, masyarakat diajak adaptif terhadap perkembangan teknologi, termasuk penggunaan AI, dengan cara yang bertanggung jawab agar tidak menimbulkan misinformasi.
Pesan ini disampaikan dalam kegiatan Indonesia.go.id Goes to Campus: Your Story, Our Nation di Universitas Dr. Soetomo, Surabaya, yang diikuti 300 mahasiswa luring dan 300 peserta daring dari berbagai wilayah. Kegiatan ini menjadi sarana edukasi sekaligus praktik langsung dalam menciptakan konten positif yang berdampak luas.
Tantangan dan Strategi Masa Depan
Era digital yang semakin kompleks, termasuk hadirnya teknologi AI, menuntut masyarakat untuk lebih kritis dan adaptif. Fifi Aleyda Yahya menekankan bahwa kemampuan literasi digital dan penguatan tiga pilar komunikasi harus dijadikan prioritas.
Masyarakat diharapkan mampu menilai informasi secara objektif, memproduksi konten yang etis, serta mengelola interaksi digital dengan santun. Jejak digital yang ditinggalkan harus menjadi portofolio kehidupan yang penuh kesadaran, bukan sumber risiko bagi reputasi.
Dengan kombinasi regulasi, literasi digital, dan partisipasi aktif generasi muda, Kemkomdigi optimistis ruang digital di Indonesia dapat menjadi lebih sehat dan bermanfaat.
Strategi ini menekankan bahwa keberhasilan menciptakan ekosistem digital yang positif bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga peran aktif setiap individu di masyarakat.