Petani Bangka Belitung Dapat Manfaat Langsung dari Program MBG untuk Ekonomi Lokal

Rabu, 19 November 2025 | 11:33:04 WIB
Petani Bangka Belitung Dapat Manfaat Langsung dari Program MBG untuk Ekonomi Lokal

JAKARTA - Inisiatif pemerintah melalui Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak hanya hadir sebagai upaya pemenuhan gizi masyarakat, tetapi juga membuka ruang bagi tumbuhnya aktivitas ekonomi baru di Bangka Belitung.

Pendekatan program yang melibatkan pasokan bahan baku lokal memberi kesempatan bagi pelaku usaha kecil dan petani untuk berperan dalam rantai produksi yang lebih terstruktur.

Dengan adanya mekanisme ini, masyarakat diharapkan mampu memanfaatkan peluang yang muncul seiring dengan peningkatan permintaan bahan baku.

Plt Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Erwin, menilai bahwa peluang ekonomi yang tercipta melalui program MBG seharusnya dapat dioptimalkan oleh masyarakat.

Menurutnya, penyediaan bahan baku merupakan salah satu ruang yang bisa digarap, terutama pada sektor pertanian dan peternakan yang sudah menjadi bagian dari aktivitas ekonomi masyarakat selama ini.

Ia menyatakan, “Ada beberapa peluang ekonomi pada program MBG tersebut di antaranya, budidaya sayur-sayuran maupun telur ayam untuk bahan baku MBG.” Erwin menekankan bahwa keberadaan dapur Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) memiliki peran penting dalam menjaga perputaran ekonomi lokal.

Dengan rantai pasok yang lebih tertata, SPPG dapat menjadi penghubung antara masyarakat dan kebutuhan program MBG secara berkelanjutan. Ia mengusulkan agar pembelian bahan baku tidak dilakukan langsung di pasar, tetapi dilakukan melalui petani.

Upaya ini, menurutnya, dapat membantu petani meningkatkan pendapatan karena mereka memiliki jaminan permintaan yang berkelanjutan.

Ia menegaskan, “Memang kami sarankan, harus ada mekanisme yang jelas supaya SPPG itukan ikut membantu petani. Mereka kalau bisa tidak langsung membeli ke pasar. Mungkin beli ke petani supaya nanti pasokan bahan baku bisa membantu petani untuk mereka meningkatkan pendapatan.”

Dengan peluang ini, Erwin berharap program MBG bukan sekadar program makan gratis, tetapi juga dapat menjadi penggerak ekonomi di berbagai sektor.

Ia menilai bahwa desain program yang tidak berupa bantuan tunai memberi dampak yang lebih luas karena dapat merangsang tumbuhnya ekosistem ekonomi baru.

“Makanya MBG tidak dibuat sistem dibagi tunai berupa uang, tapi melalui program. Jadi nanti dia tidak hanya terkait sasaran di siswa ataupun ibu hamil, tapi ikut merangsang pertumbuhan ekonomi yang lain. Lalu ada perekrutan tenaga kerja hingga pemenuhan bahan baku baik itu sayur ataupun telur,” ujarnya.

Dorongan Pemerintah terhadap Pembangunan SPPG

Untuk memastikan pelaksanaan program berjalan optimal, pembangunan SPPG menjadi salah satu prioritas yang ditetapkan pemerintah daerah. SPPG merupakan bagian penting dalam penyediaan makanan bergizi karena menjadi pusat pengolahan bahan baku sebelum disalurkan kepada penerima manfaat.

Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berkomitmen mempercepat pembangunan fasilitas tersebut agar pelaksanaan program lebih efisien.

Penjabat Sekda Bangka Belitung, Ferry Afrianto, menyampaikan bahwa penyiapan lahan untuk pembangunan SPPG sangat memungkinkan dilakukan melalui berbagai skema.

Pemerintah daerah, pihak ketiga, maupun pemerintah pusat dapat menjadi bagian dari proses pembangunan tersebut. Ferry menegaskan pentingnya kerja sama antar pihak dalam memperlancar realisasi fasilitas yang dibutuhkan.

Ia mengatakan, “Nanti akan kita lihat seperti apa, untuk penyiapan lahan memang bisa dilakukan oleh pemerintah daerah, pihak ketiga dan bisa juga oleh pemerintah pusat.”

Ferry juga mengingatkan seluruh pemerintah daerah di tujuh kabupaten dan kota agar memberikan perhatian khusus dalam penyiapan lahan yang diperlukan.

Ia menekankan bahwa percepatan program tidak akan berjalan tanpa dukungan dan prioritas yang jelas dari pemerintah daerah. “Ini adalah kolaborasi untuk dapat dipercepat pelaksanaannya, yang menjadi kendala harus diselesaikan,” ujarnya.

Menurut perhitungan pemerintah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung membutuhkan setidaknya 140 SPPG untuk mendukung kelancaran pelaksanaan program MBG di seluruh wilayah.

Jumlah tersebut diharapkan mampu menyerap tenaga kerja lokal dan mendukung geliat perekonomian masyarakat.

Ferry menegaskan pentingnya keberlanjutan program, dengan mengatakan, “Tetap harus kita dorong program nasional, harus kita laksanakan di Bangka Belitung dan ini memang terus berlanjut.”

Ekosistem Ekonomi Baru dari Keterlibatan Masyarakat

Model pelaksanaan program MBG yang mengandalkan pasokan lokal menciptakan ekosistem ekonomi baru yang mampu melibatkan banyak lapisan masyarakat.

Selain petani dan peternak, berbagai sektor lain seperti tenaga pengolah makanan, penyedia logistik, serta pelaku usaha kecil dapat memperoleh manfaat dari rantai kegiatan yang terbentuk.

Konsep ini memungkinkan program tidak hanya berfokus pada penyediaan makanan bergizi, tetapi turut memacu aktivitas ekonomi lokal secara bertahap. Pelibatan masyarakat juga memberi peluang bagi pelaku usaha untuk menyesuaikan kapasitas produksi sesuai kebutuhan program.

Budidaya sayur-sayuran, penetasan telur ayam, serta penyediaan bahan baku lainnya dapat dilakukan secara terencana ketika permintaan dari SPPG sudah teridentifikasi dengan baik.

Dengan mekanisme yang jelas, masyarakat dapat merasakan manfaat nyata dari peningkatan permintaan bahan baku program. Selain itu, keberadaan SPPG sebagai pusat operasional membuka kesempatan kerja baru bagi masyarakat setempat.

Aktivitas mulai dari pengolahan makanan, distribusi, hingga manajemen operasional membutuhkan tenaga kerja yang terampil.

Hal ini sejalan dengan tujuan pemerintah untuk memastikan bahwa program MBG tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi penerima bantuan, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi regional.

Harapan Terhadap Keberlanjutan dan Kemandirian Daerah

Dengan berbagai potensi yang terbuka melalui program MBG, harapan terhadap keberlanjutan pengembangan ekonomi daerah semakin kuat. Pemerintah dan masyarakat didorong untuk terus menjaga konsistensi pelaksanaan program agar manfaatnya dapat dirasakan lebih luas dan lebih lama.

Melalui kolaborasi berbagai pihak, program ini diyakini dapat memperkuat sektor pangan sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat.

Terkini