JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin melakukan kunjungan kerja ke pangkalan strategis Japan Maritime Self-Defense Force (JMSDF), Yokosuka Naval Base.
Kunjungan ini menjadi momen penting untuk melihat secara langsung kemampuan kapal perang FFM Kumano (Mogami-class) yang dilengkapi teknologi siluman (stealth) dan sistem multi-misi, termasuk peperangan permukaan, bawah permukaan, dan udara.
Sjafrie menyampaikan apresiasi atas perkembangan teknologi maritim Jepang yang pesat. Ia menekankan bahwa interaksi ini membuka peluang penguatan interoperabilitas antara TNI Angkatan Laut dan JMSDF.
Pertukaran informasi, latihan gabungan, dan peningkatan maritime domain awareness (MDA) menjadi bagian dari agenda yang dapat memperkuat kemampuan pertahanan kedua negara.
Selain itu, Menhan juga membahas potensi kerja sama industri pertahanan, khususnya di bidang kapal permukaan dan sistem persenjataan modern. Langkah ini diharapkan dapat mendukung modernisasi TNI AL sekaligus memperluas cakupan kolaborasi bilateral di sektor pertahanan.
Patung Jenderal Sudirman Jadi Simbol Persahabatan
Selain meninjau fasilitas militer, Menhan Sjafrie menyempatkan diri memberikan penghormatan kepada patung Jenderal Sudirman di area Kementerian Pertahanan Jepang. Patung setinggi empat meter ini merupakan hadiah dari pemerintah Indonesia untuk Jepang pada 2011.
Sjafrie menekankan bahwa kunjungannya ke patung Jenderal Sudirman memiliki makna mendalam. Selain sebagai simbol persahabatan antara Indonesia dan Jepang, patung tersebut juga menjadi pengingat atas jasa-jasa Jenderal Sudirman dalam membangun kemandirian pertahanan bangsa.
"Spirit beliau terus menjadi inspirasi bagi kami dalam memperkuat pertahanan negara dan menjaga kehormatan bangsa," ujar Menhan.
Keistimewaan patung ini terlihat dari statusnya sebagai satu-satunya patung pahlawan asing yang dipajang di halaman Kementerian Pertahanan Jepang.
Pada kesempatan tertentu, masyarakat Jepang yang tergabung dalam kelompok pecinta Indonesia bahkan menggelar upacara peletakan karangan bunga untuk menghormati jasa pahlawan nasional Indonesia tersebut.
Penguatan Hubungan Bilateral dan Interoperabilitas
Kunjungan Menhan ke Jepang menegaskan komitmen kedua negara dalam memperkuat kerja sama militer secara menyeluruh. Latihan gabungan dan pertukaran informasi di bidang pertahanan maritim menjadi fokus utama yang dapat meningkatkan kesiapsiagaan serta kemampuan operasional kedua angkatan laut.
Selain itu, eksplorasi kerja sama industri pertahanan diharapkan mampu mendorong inovasi teknologi kapal perang dan sistem persenjataan. Kolaborasi ini tidak hanya meningkatkan kapasitas TNI AL, tetapi juga menjadi langkah strategis untuk mempererat hubungan bilateral dengan Jepang di bidang keamanan.
Menhan Sjafrie menekankan bahwa kerja sama yang dijalin bukan semata soal teknologi, melainkan juga tentang membangun kepercayaan dan pemahaman bersama antara kedua negara.
Keunggulan kapal perang, prosedur operasional, dan teknologi maritim Jepang menjadi referensi penting bagi TNI AL dalam menghadapi tantangan keamanan regional.
Signifikansi Kunjungan dan Inspirasi Sejarah
Kunjungan Menhan ke Jepang menyatukan dua dimensi penting, yakni aspek pertahanan dan nilai historis. Kehadiran di patung Jenderal Sudirman menunjukkan bahwa kerja sama pertahanan juga dihiasi dengan penghargaan terhadap nilai-nilai sejarah dan persahabatan.
Selain memperkuat kapasitas militer, kunjungan ini menjadi momentum untuk menegaskan hubungan diplomatik yang harmonis. Nilai simbolis patung Jenderal Sudirman menjadi pengingat bahwa kerja sama antarnegara dapat dibangun di atas fondasi saling menghormati, menghargai sejarah, serta berbagi pengalaman dan teknologi.
Dengan agenda kunjungan yang mencakup peninjauan kapal perang, pertemuan bilateral, serta penghormatan pada patung Jenderal Sudirman, Menhan Sjafrie menegaskan tekad Indonesia untuk memperkuat pertahanan nasional sekaligus mempererat kerja sama strategis dengan Jepang.
Langkah ini diharapkan menghasilkan interoperabilitas yang lebih baik, kolaborasi teknologi yang solid, dan hubungan bilateral yang semakin kuat di masa mendatang.