Freeport Laporkan Pemulihan Tambang Bertahap dengan Kinerja yang Mulai Menguat

Rabu, 19 November 2025 | 10:31:56 WIB
Freeport Laporkan Pemulihan Tambang Bertahap dengan Kinerja yang Mulai Menguat

JAKARTA - Pemulihan operasi tambang bawah tanah Grasberg Block Cave kembali menjadi perhatian setelah perusahaan menyampaikan rencana dimulainya aktivitas penambangan secara bertahap pada kuartal kedua tahun mendatang.

Informasi tersebut memberi harapan baru bagi keberlanjutan produksi mineral di kawasan itu. Terlebih, operasi sempat terhenti sementara akibat insiden luncuran material basah di area bekas tambang terbuka Grasberg yang menewaskan tujuh pekerja.

Di tengah situasi yang menyisakan duka tersebut, perusahaan menegaskan komitmen untuk memastikan seluruh proses pemulihan berlangsung menyeluruh dan terarah.

Presiden sekaligus Chief Executive Officer FCX, Kathleen Quirk, mengatakan perusahaan sangat terpukul atas kejadian itu dan bertekad mempelajari seluruh faktor penyebabnya. 

“Meskipun insiden tersebut belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah kami dan tidak terdapat indikasi human error, kami merasa sangat terpukul atas tragedi ini dan bertekad untuk memanfaatkan pembelajaran yang ada guna menangani berbagai faktor dan kondisi yang berperan hingga menyebabkan terjadinya peristiwa tersebut,” ujarnya.

Seiring evaluasi menyeluruh terhadap kondisi lapangan, perusahaan memastikan bahwa pemulihan dilakukan tidak hanya untuk keamanan jangka pendek, tetapi juga untuk menjamin keberlanjutan produksi. 

Langkah awal dilakukan dengan mengaktifkan kembali tambang Big Gossan dan Deep Mill Level Zone yang tidak terdampak langsung. Dengan demikian, masih ada kesinambungan operasional selama proses remediasi berlangsung.

Tahapan Pembukaan Tambang Berjalan Bertahap

Pada rencana pemulihan tersebut, perusahaan menekankan bahwa remediasi merupakan langkah kunci untuk memastikan operasi Grasberg Block Cave kembali berjalan dengan standar keselamatan lebih kuat. 

Proses ini dilakukan untuk menata ulang area terdampak dan memperkuat struktur pendukung sebelum kegiatan penambangan kembali dilakukan.

Quirk menuturkan bahwa pembukaan operasi akan dilakukan secara bertahap di beberapa blok produksi agar setiap tahap berjalan aman. 

Tahap awal dimulai dari blok PB2 dan PB3 yang dinilai paling siap setelah penguatan area dilakukan. Setelah itu, perusahaan menargetkan pembukaan kembali area PB1 Selatan pada pertengahan 2027 berdasarkan tingkat kesiapan fasilitas dan mitigasi risiko.

Ia juga menegaskan bahwa perusahaan menunda dimulainya kembali operasi PB1C hingga akhir 2027 karena area tersebut menjadi lokasi insiden terjadi. “Kami menargetkan dimulainya kembali PB1 Selatan pada pertengahan 2027. 

Di area inilah insiden di PB1C terjadi. Kami akan terus menilai rencana pembukaan kembali sambil memantau kemajuan berbagai inisiatif mitigasi risiko, dan kami menunda dimulainya kembali PB1C hingga akhir tahun 2027,” jelasnya.

Langkah penundaan PB1C ini menegaskan bahwa perusahaan menempatkan keselamatan pekerja sebagai prioritas utama. Dengan strategi bertahap, perusahaan berharap dapat menekan risiko sekaligus menjaga kesiapan setiap blok produksi untuk kembali beroperasi dalam ritme yang stabil.

Estimasi Produksi dalam Tahap Pemulihan

Salah satu aspek yang menarik perhatian adalah proyeksi produksi tembaga dan emas setelah proses pemulihan mencapai fase stabil. 

Perusahaan memperkirakan bahwa pada 2026, produksi akan berada pada tingkat yang serupa dengan capaian tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa meski operasi sempat berhenti, struktur pemulihan yang rapi memungkinkan capaian produksi tidak merosot tajam.

Dalam pernyataan resminya, perusahaan memproyeksikan volume produksi tembaga pada 2026 mencapai sekitar 1 miliar pound, sedangkan produksi emas mendekati 0,9 juta ounce. 

Peningkatan kapasitas produksi diperkirakan mulai terlihat pada 2027 hingga 2029, dengan target rata-rata 1,6 miliar pound tembaga dan 1,3 juta ounce emas per tahun.

Proyeksi tersebut menunjukkan arah pemulihan yang optimistis dan terukur. Dengan penataan ulang wilayah tambang dan penguatan sistem kerja, perusahaan berharap produktivitas dapat kembali mendekati standar yang lebih stabil. 

Proyeksi ini juga menandai bahwa pemulihan tidak hanya fokus pada perbaikan area fisik, tetapi juga memperkuat fondasi operasional secara keseluruhan.

Dampak Pemulihan bagi Operasi dan Tenaga Kerja

Perusahaan menilai bahwa keberhasilan pemulihan tidak hanya ditentukan kesiapan fasilitas dan infrastruktur, tetapi juga kesiapan tenaga kerja yang akan kembali beraktivitas di lokasi tambang. Karena itu, program penguatan sumber daya manusia menjadi bagian penting dalam tahap pembukaan kembali operasi.

Setiap fase peningkatan kapasitas operasional akan disertai penilaian berkala terhadap aspek keselamatan dan efektivitas pekerjaan. Dengan pendekatan seperti ini, perusahaan ingin memastikan seluruh pekerja yang kembali bertugas berada dalam kondisi kerja yang aman dan mengikuti prosedur terbaru.

Di sisi lain, pemulihan operasi juga diharapkan membawa dampak positif bagi perekonomian Papua Tengah yang sangat bergantung pada kegiatan tambang. 

Dengan pembukaan kembali yang dilakukan secara bertahap, perusahaan berupaya memastikan roda ekonomi lokal tetap bergerak sambil menjaga keselamatan dan kualitas produksi sebagai fondasi keberlanjutan jangka panjang.

Terkini