AREBI Perkuat Ekosistem Perumahan Nasional Lewat Kerja Sama Multisektor

Rabu, 19 November 2025 | 10:30:27 WIB
AREBI Perkuat Ekosistem Perumahan Nasional Lewat Kerja Sama Multisektor

JAKARTA - Dalam momentum perayaan Hari Ulang Tahun ke-33 Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI), Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait atau Ara kembali menegaskan pentingnya kerja bersama untuk membangun sistem data perumahan yang lebih solid dan terintegrasi. 

Ia melihat bahwa kebutuhan akan pusat data bukan lagi sekadar rekomendasi, tetapi telah menjadi tuntutan nyata dalam pengelolaan sektor perumahan modern.

Di hadapan para anggota dan pengurus, termasuk Ketua Umum AREBI Clement Francis, Ara menyampaikan pesan bahwa setiap broker maupun perusahaan yang bernaung di bawah AREBI perlu memiliki basis data masing-masing. 

Data tersebut tidak hanya dikumpulkan, tetapi juga dikonsolidasikan agar dapat dimanfaatkan lintas sektor dan mendukung pengambilan keputusan pemerintah. “Mungkin perlu dibuat database-nya pak. Sekarang sangat penting data center, database dan nanti bapak bisa mengkonsolidasi buat kegiatan-kegiatan apa,” ujar Ara.

Ia mencontohkan bagaimana kolaborasi serupa telah dilakukan oleh para pengembang yang tergabung dalam Real Estat Indonesia (REI) maupun Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (APERSI). 

Dengan memiliki data yang rapi dan terintegrasi, para pengembang mampu melakukan pembelian bahan bangunan dalam jumlah besar secara lebih efisien. 

Ara menilai pola seperti itu juga dapat diterapkan di lingkungan AREBI asalkan fondasi data yang baik tersedia. “Dengan database-nya, data center-nya disiapkan, Pak, saya rasa begitu. Sehingga, bisa disinergikan,” tuturnya.

Pernyataan tersebut menjadi penegasan bahwa pemerintah memandang broker sebagai bagian penting dari rantai industri perumahan. 

Kolaborasi antara broker, pengembang, dan pemerintah dinilai mampu menciptakan ekosistem yang lebih kuat, terutama dalam mencapai target pembangunan rumah nasional yang setiap tahun terus meningkat. Karena itu, konsolidasi data menjadi salah satu fondasi penting yang perlu dibangun sejak sekarang.

Dorongan Pembentukan Broker Rumah Subsidi

Selain menyoroti kebutuhan data terintegrasi, Ara juga menekankan perlunya memikirkan secara serius konsep broker khusus rumah subsidi. Menurutnya, kebutuhan masyarakat berpenghasilan rendah terhadap rumah dengan harga terjangkau terus meningkat.

Namun, belum ada sistem agensi yang secara khusus menangani penyaluran rumah subsidi dengan pendekatan profesional layaknya pasar perumahan komersial.

Untuk mewujudkan itu, Ara meminta Tenaga Ahli Menteri PKP Paulus Totok Lusida bekerja bersama Komisioner Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) Heru Pudyo Nugroho dalam mempelajari dan merumuskan aturan yang tepat. 

Tujuannya agar peran broker pada pasar rumah subsidi tidak hanya memperlancar transaksi, tetapi juga melindungi masyarakat melalui mekanisme yang jelas dan terstandar. “Supaya di link and match, ya. Supaya kita bangun ekosistemnya,” ujar Ara.

Ia mengakui bahwa gagasan ini muncul setelah melihat perkembangan industri perumahan selama satu tahun pemerintahan saat ini. Salah satu perhatian utama adalah bagaimana memastikan bahwa pembangunan rumah subsidi yang meningkat dapat diserap oleh masyarakat dengan sistem pemasaran dan pendampingan yang baik.

Ara menilai bahwa broker dapat memainkan peran strategis, mulai dari edukasi pembelian rumah hingga memastikan keterjangkauan dan kesesuaian program subsidi dengan kebutuhan masyarakat.

Harapan Pemerintah terhadap Ekosistem Baru Perumahan

Ara juga menyebutkan bahwa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menargetkan peningkatan signifikan dalam jumlah rumah yang dibangun setiap tahun. Ia mencontohkan capaian tahun sebelumnya yang berada pada kisaran dua ratus ribuan unit. 

Tahun berikutnya jumlah tersebut meningkat menjadi sekitar 350.000 unit. Jika tren tersebut berjalan konsisten, maka dalam satu dekade dapat terbangun setidaknya 3,5 juta rumah.

Menurut Ara, jumlah tersebut merupakan target minimal yang perlu dikejar untuk memastikan masyarakat dapat memenuhi kebutuhan hunian secara layak. Dalam kerangka inilah ia menilai peran AREBI sangat penting. 

Broker bukan hanya penghubung transaksi, tetapi juga penggerak yang dapat memastikan bahwa rumah yang dibangun benar-benar sampai kepada masyarakat yang membutuhkan. Ara menekankan bahwa jika mekanisme ini berjalan baik, akan terbentuk ruang bisnis baru yang sehat dan berkelanjutan.

“Di zaman Pak Prabowo ini kita mau tingkatkan luar biasa, seperti tahun ini, tahun lalu 200 ribuan, tahun ini 350.000. Kalau satu tahun 350.000-an aja, 10 tahun itu ada 3,5 juta rumah. Ya, itu minimal. Nah, jadi ini menurut saya adalah suatu bisnis yang bagus,” tandasnya.

Sinergi Baru bagi Masa Depan Perumahan

Dengan dua pesan utama yang disampaikan, pemerintah berharap AREBI dapat mengambil peran yang lebih strategis dalam ekosistem perumahan nasional. 

Konsolidasi data menjadi fondasi awal yang akan memperkuat seluruh kegiatan industri, sementara konsep broker rumah subsidi menawarkan peluang baru untuk mendampingi masyarakat secara lebih profesional dan terstruktur.

Seluruh arahan tersebut menunjukkan bahwa pemerintah tidak hanya mendorong pembangunan rumah dalam jumlah besar, tetapi juga ingin memastikan seluruh prosesnya berjalan berdasarkan sistem yang jelas, data yang rapi, serta partisipasi aktif dari para pelaku industri. 

Jika langkah ini berhasil, maka transformasi besar di sektor perumahan dapat tercapai melalui sinergi antara pemerintah, pengembang, dan broker di tanah air.

Terkini