JAKARTA - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 tetap terkendali dan tidak akan melampaui batas aman sebesar 3 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
Purbaya menambahkan, langkah-langkah fiskal yang diambil pemerintah tetap menjaga prinsip kehati-hatian, sehingga pertumbuhan ekonomi dapat didorong tanpa risiko membebani keuangan negara.
“Defisitnya masih aman di bawah 3 persen, enggak usah takut saya langgar prinsip kehati-hatian pengelolaan fiskal,” tegas Purbaya. Per 30 September 2025, defisit APBN tercatat Rp371,5 triliun atau 1,56 persen terhadap PDB. Pemerintah menargetkan defisit sepanjang tahun ini sebesar Rp662 triliun atau setara 2,78 persen PDB.
Dorongan Pertumbuhan Ekonomi Tanpa Tekor APBN
Purbaya menekankan bahwa upaya pemerintah mendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal IV 2025 tidak akan membuat APBN “jebol”. Ia mencontohkan kebijakan pengalihan dana sebesar Rp200 triliun dari Bank Indonesia (BI) ke lima bank Himbara sebagai langkah strategis untuk mendorong likuiditas perbankan.
“Saya keluarin Rp200 triliun ke perbankan, itu juga enggak ada uang baru, itu uang dipindahkan aja ke bank, masih punya saya (pemerintah),” jelas Purbaya. Strategi ini menjadi salah satu cara pemerintah menjaga keseimbangan antara mendorong aktivitas ekonomi dan tetap mengawasi kesehatan fiskal negara.
Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2025 mencapai 5,6–5,7 persen, dengan optimisme bahwa pertumbuhan ekonomi nasional dapat menembus 6 persen pada tahun berikutnya.
Hal ini menegaskan bahwa kebijakan fiskal dirancang tidak hanya untuk menjaga APBN tetap sehat, tetapi juga untuk mendukung pembangunan dan stabilitas ekonomi secara menyeluruh.
Proyeksi Defisit APBN Tahun Depan Lebih Rendah
Selain menjaga defisit APBN tahun berjalan, pemerintah juga telah menetapkan target defisit 2026 sebesar 2,68 persen PDB, lebih rendah dibandingkan tahun ini. Penurunan target defisit ini diharapkan memperkuat kredibilitas fiskal Indonesia dan menumbuhkan kepercayaan investor, baik domestik maupun internasional.
Purbaya menambahkan, strategi pengelolaan APBN tidak hanya sekadar menekan defisit, tetapi juga memastikan alokasi anggaran tetap mendukung prioritas pembangunan.
Dengan perencanaan yang matang, pemerintah dapat memastikan berbagai program pembangunan, subsidi, hingga pembiayaan infrastruktur tetap berjalan lancar tanpa membebani keuangan negara.
Optimisme Ekonomi dan Pengelolaan Fiskal Berimbang
Keseimbangan antara pengelolaan defisit dan dorongan pertumbuhan ekonomi menjadi kunci strategi fiskal pemerintah. Dengan defisit yang tetap terkendali, Purbaya yakin APBN mampu menopang berbagai sektor pembangunan sekaligus menjaga stabilitas makroekonomi.
Langkah-langkah strategis yang diambil pemerintah, termasuk penyaluran dana melalui perbankan, penataan anggaran, dan monitoring defisit, menjadi bukti komitmen menjaga APBN sehat.
Pendekatan ini diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, memperkuat investasi, dan memberikan manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat.
Dengan kondisi tersebut, masyarakat dan pelaku ekonomi dapat memiliki kepastian bahwa fiskal negara dikelola dengan disiplin, defisit tetap terkendali, dan pertumbuhan ekonomi tetap didorong secara optimal.
Pemerintah menekankan pentingnya kombinasi antara pengelolaan fiskal yang hati-hati dan upaya meningkatkan aktivitas ekonomi agar Indonesia dapat terus bergerak menuju pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.