BPS Tegaskan Peran MBG dalam Lonjakan Harga Telur Ayam, Menjadi Sorotan Publik

Senin, 17 November 2025 | 15:43:41 WIB
BPS Tegaskan Peran MBG dalam Lonjakan Harga Telur Ayam, Menjadi Sorotan Publik

JAKARTA - Harga telur ayam ras di Indonesia terus mencatat tren kenaikan pada pekan terakhir ini. 

Kepala Badan Pusat Statistik, Amalia Adininggar Widyasati, menyampaikan bahwa harga rata-rata nasional naik 0,32% menjadi Rp31.645 per kilogram, sudah berada di atas Harga Acuan Penjualan Nasional di angka Rp30.000 per kilogram.

Amalia menyebutkan bahwa lonjakan harga ini paling terasa di beberapa kabupaten, termasuk Bamberamo Tengah sebesar Rp100 ribu per kilogram, Puncak Jaya Rp90 ribu, dan Intan Jaya Rp90 ribu. 

Lonjakan harga ini didorong oleh meningkatnya permintaan telur ayam ras yang digunakan sebagai salah satu lauk dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah.

Menurut Amalia, permintaan telur ayam yang meningkat akibat MBG menjadi salah satu faktor utama penyebab kenaikan harga. Dengan meningkatnya konsumsi telur sebagai komponen menu program tersebut, pasar menghadapi tekanan pada stok yang tersedia, sehingga mendorong harga produsen naik.

Peluang Bisnis Peternakan dan Distribusi

Meski harga telur melonjak, Amalia menilai ini menjadi peluang positif bagi pelaku bisnis peternakan. Kenaikan harga bisa dimanfaatkan oleh peternak lokal untuk meningkatkan produksi dan memenuhi permintaan yang terus meningkat.

Selain itu, distribusi juga menjadi faktor penting dalam menjaga keseimbangan pasokan di pasaran. Amalia menekankan perlunya dukungan pemerintah daerah agar pasokan telur ayam ras dapat meningkat sesuai kebutuhan. 

Faktor lain yang turut mendorong kenaikan harga adalah biaya pakan ternak dan kenaikan harga di tingkat distributor, yang berimbas pada harga di tingkat produsen.

Fenomena ini menunjukkan bahwa intervensi pemerintah, seperti program MBG, memiliki dampak nyata pada rantai pasok dan harga komoditas pangan. Pemantauan stok dan distribusi menjadi langkah penting agar kenaikan harga tidak mengganggu akses masyarakat terhadap telur ayam ras sebagai sumber protein penting.

Korelasi Harga dan Jumlah SPPG

BPS juga mencatat adanya korelasi antara jumlah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di suatu wilayah dan kenaikan harga telur ayam ras. Semakin banyak jumlah SPPG, semakin tinggi kenaikan harga di kabupaten atau kota terkait.

Contohnya, Kabupaten Sambas mencatatkan kenaikan harga telur sebesar 8,32% dengan jumlah SPPG sebanyak 26 unit. Kabupaten Jombang mencatat kenaikan 6,38% dengan jumlah SPPG mencapai 66 unit. Data ini menunjukkan bahwa permintaan dari program MBG yang terkonsentrasi di wilayah tertentu mendorong harga lebih tinggi.

Hasil pemetaan ini menjadi referensi bagi pemerintah pusat maupun daerah dalam mengambil langkah antisipasi. Dengan data tersebut, daerah dapat diarahkan untuk meningkatkan produksi lokal dan mendukung distribusi telur ayam ras agar pasokan tetap memadai.

Langkah Antisipasi Pemerintah dan Strategi Daerah

Amalia menyampaikan bahwa data dan pemetaan harga telur ini akan digunakan sebagai bahan strategi pengendalian harga. Pemerintah daerah didorong untuk mengoptimalkan peternakan lokal dan meningkatkan suplai telur ayam ras agar kebutuhan MBG tetap terpenuhi tanpa menimbulkan lonjakan harga yang signifikan.

Langkah antisipasi ini diharapkan bisa menjaga stabilitas harga di pasar dan mendukung keberlangsungan program MBG yang memberikan manfaat gizi bagi anak-anak di berbagai wilayah. 

Selain itu, dorongan untuk memperkuat rantai pasok lokal menjadi strategi jangka panjang agar harga telur ayam ras tetap terkendali, sementara permintaan dari program gizi masyarakat dapat terpenuhi secara optimal.

Terkini