Harapan Pasien Kanker Darah dan Penyakit Genetik Kian Terangkat Berkat Terapi Sel dan Gen

Senin, 17 November 2025 | 13:30:48 WIB
Harapan Pasien Kanker Darah dan Penyakit Genetik Kian Terangkat Berkat Terapi Sel dan Gen

JAKARTA - Terapi Sel dan Gen, atau Cell and Gene Therapy (CGT), menjadi harapan baru bagi ribuan pasien kanker darah dan penyakit genetik di Indonesia. 

Selama bertahun-tahun, pasien leukemia, limfoma, multiple myeloma, hingga talasemia menghadapi pilihan pengobatan terbatas. Banyak yang bahkan harus mencari pengobatan ke luar negeri karena teknologi inovatif ini belum tersedia secara lokal.

Teknologi ini bekerja dengan memodifikasi sel atau materi genetik pasien untuk menargetkan sumber penyakit secara lebih presisi. 

Pada pasien kanker darah, terapi sel seperti CAR-T dapat mengenali dan menghancurkan sel kanker yang tidak lagi merespons kemoterapi. Terapi ini memberikan pendekatan yang lebih terfokus, sehingga harapan hidup pasien dapat meningkat dan risiko komplikasi berkurang.

Selain itu, penerapan teknologi ini di Indonesia menandai fase baru dalam pengobatan kanker darah. Dengan kemajuan medis ini, pasien kini memiliki akses lebih dekat ke terapi yang sebelumnya hanya tersedia di negara maju, membuka peluang kesembuhan yang lebih besar dan cepat.

Gene Therapy untuk Penyakit Genetik

Tidak hanya untuk kanker darah, terapi gen menghadirkan solusi bagi pasien dengan kelainan darah genetik seperti talasemia. Teknologi ini memungkinkan perbaikan gangguan genetik di tingkat seluler, sehingga dapat mengurangi ketergantungan pasien pada transfusi darah rutin atau terapi jangka panjang lainnya.

Kerjasama antara PT Naleya Genomik Indonesia (NGI) dan anak perusahaannya, PT Naleya Hillgene Inovasi (NHI), bersama Tzu Chi Hospital, menjadi langkah strategis untuk menghadirkan teknologi ini secara lokal. 

Upaya kolaboratif ini bertujuan memastikan bahwa terapi sel dan gen bisa diakses secara lebih cepat dan biaya dapat ditekan secara signifikan.

Presiden Direktur NGI dan NHI, Heru Dharmadi Wijaya, menegaskan bahwa langkah ini bukan sekadar kolaborasi medis, tetapi awal dari perubahan besar di bidang kesehatan: 

“Melalui sinergi antara ilmu pengetahuan, teknologi, dan kemanusiaan, kami ingin memastikan terapi sel dan gen dapat diakses oleh setiap pasien Indonesia, menjadi wujud nyata keadilan dalam kesehatan.”

Kolaborasi Rumah Sakit dan Lembaga Bioteknologi

Tzu Chi Hospital, dengan pengalaman layanan transplantasi sumsum tulang, menjadi mitra ideal dalam penerapan tahap awal terapi sel dan gen. Kolaborasi ini menjadi jembatan dari layanan transplantasi konvensional menuju teknologi lebih maju seperti CAR-T Cell Therapy dan Gene Therapy.

Direktur Medis Tzu Chi Hospital, dr. Suriyanto, menekankan aspek kemanusiaan dari langkah ini: “Kerja sama ini bukan hanya langkah medis, tetapi langkah kemanusiaan. Kami percaya kemajuan pengobatan harus berpijak pada niat tulus untuk menolong sesama.”

Selain penerapan terapi, kemitraan ini berfokus pada pembangunan Pusat Pengembangan dan Pelayanan Terapi Sel dan Gen. 

Program ini mencakup pelatihan tenaga medis dan peneliti lokal, serta uji klinis bersama untuk menyesuaikan terapi dengan kebutuhan pasien Indonesia. Strategi ini memastikan pengembangan teknologi tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga dapat langsung diterapkan secara praktis dan aman.

Akses Terjangkau dan Masa Depan Terapi

Sebelumnya, terapi sel dan gen masih tergolong sangat mahal di banyak negara. Tanpa fasilitas produksi lokal, biaya pengobatan bisa mencapai miliaran rupiah, membuatnya tidak terjangkau bagi sebagian besar pasien. 

Dengan hadirnya fasilitas di Indonesia, biaya dapat ditekan dan waktu tunggu dapat dipersingkat, sehingga lebih banyak pasien bisa mendapatkan akses pengobatan inovatif ini.

Jika seluruh proses berjalan sesuai roadmap, terapi sel dan gen bukan lagi impian, tetapi menjadi kenyataan yang dapat diakses oleh masyarakat Indonesia. Inovasi ini membawa harapan baru, terutama bagi pasien kanker darah dan penyakit genetik, untuk mendapatkan pengobatan yang presisi, aman, dan terjangkau di tanah air.

Langkah-langkah yang dilakukan, mulai dari produksi lokal, uji klinis, hingga pelatihan tenaga medis, menjadi fondasi penting bagi ekosistem bioteknologi nasional.

Terobosan ini menunjukkan bahwa Indonesia kini berada di jalur tepat untuk menghadirkan terapi masa depan bagi pasien yang sebelumnya hanya bisa berharap jauh dari negeri sendiri.

Terkini