Bursa Asia Menunjukkan Kehati-hatian Jelang Laporan Nvidia dan Data Penting dari AS

Senin, 17 November 2025 | 12:31:16 WIB
Bursa Asia Menunjukkan Kehati-hatian Jelang Laporan Nvidia dan Data Penting dari AS

JAKARTA - Pasar saham Asia bergerak hati-hati pada awal pekan ini, dipengaruhi oleh ketidakpastian menjelang rilis laporan kinerja emiten utama serta data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang tertunda akibat penutupan pemerintah sebelumnya. 

Fokus investor tetap tertuju pada prospek suku bunga The Fed dan kelanjutan reli saham berbasis kecerdasan buatan (AI) yang telah menjadi sorotan global.

Ekspektasi pasar terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga The Fed pada Desember turun dari lebih dari 60% menjadi sekitar 40%, memicu tekanan pada sentimen risiko. 

Meskipun demikian, kontrak berjangka S&P 500 menunjukkan kenaikan tipis 0,3% di awal sesi perdagangan, mencerminkan optimisme terbatas bahwa pasar masih menunggu kepastian dari data tenaga kerja AS. 

Tekanan hati-hati ini juga dipengaruhi oleh laporan ekonomi regional yang menunjukkan kontraksi di beberapa negara Asia, termasuk Jepang, akibat dampak tarif dan ketegangan global.

Selain itu, investor juga mengamati pergerakan mata uang dan komoditas global. Dolar AS menguat tipis terhadap sejumlah mata uang utama, sementara emas tetap stabil di sekitar US$4.084 per ons troi. 

Minyak Brent turun 1% ke level US$63,78, dan Bitcoin melemah ke US$94.717 setelah mencatat penurunan mingguan terbesar sejak Maret, mencerminkan penurunan selera risiko global.

Saham Jepang dan Australia Tertekan

Indeks Nikkei bergerak datar, namun tekanan signifikan terlihat pada sektor pariwisata dan ritel akibat imbauan China agar warganya menahan perjalanan ke Jepang. Saham perusahaan besar seperti Isetan Mitsukoshi dan Shiseido turun sekitar 10%, menyoroti dampak geopolitik terhadap perdagangan dan konsumsi domestik. 

Kondisi ini juga memicu kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi Jepang, yang mengalami kontraksi untuk pertama kali dalam enam kuartal terakhir.

Di Australia, tekanan datang dari sektor pertambangan. Saham BHP turun 0,7% setelah pengadilan tinggi Inggris menetapkan perusahaan tersebut bertanggung jawab atas insiden runtuhnya bendungan di Brasil. 

Penurunan ini menyeret indeks acuan Australia ke level terendah dalam empat bulan, menunjukkan sensitivitas pasar regional terhadap isu hukum dan lingkungan yang dapat memengaruhi kinerja korporasi.

Selain itu, rencana stimulus baru Jepang senilai sekitar 17 triliun yen atau setara US$110 miliar menjadi sorotan. 

Paket ini diharapkan mendorong pertumbuhan, namun tekanan fiskal dan fluktuasi nilai tukar menahan pergerakan pasar. Yen melemah ke 154,54 per dolar, sementara yield obligasi 10 tahun Jepang naik ke level tertinggi sejak 2008.

Data Ketenagakerjaan AS Jadi Sorotan

Laporan tenaga kerja AS untuk September yang tertunda akibat penutupan pemerintah menjadi rilis utama pekan ini. 

Meskipun beberapa survei swasta telah menunjukkan pelemahan pasar tenaga kerja, investor menilai laporan resmi akan memberikan panduan penting terkait kebijakan moneter The Fed. Sebanyak 19 pejabat The Fed dijadwalkan memberikan pernyataan, yang dapat memengaruhi ekspektasi pasar terhadap suku bunga.

Presiden Fed Kansas City Jeffrey Schmid dan Presiden Fed Dallas Lorie Logan sebelumnya menyampaikan pandangan hawkish, mengisyaratkan keraguan terhadap perlunya pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat. 

“Ekspektasi bahwa data tenaga kerja melemah dan inflasi tetap tinggi akan menimbulkan risiko seimbang. Keduanya tidak ideal bagi pasar karena isu stagflation kembali muncul,” kata Bob Savage, Kepala Strategi Makro Pasar BNY.

Rilis data ketenagakerjaan ini dipandang sebagai indikator utama bagi pelaku pasar global, khususnya dalam menilai stabilitas ekonomi dan prospek pertumbuhan jangka menengah. Keputusan investor akan sangat bergantung pada interpretasi mereka terhadap keseimbangan antara inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan dinamika pasar tenaga kerja.

Nvidia dan Reli Saham AI

Sektor teknologi tetap menjadi fokus utama dengan rilis laporan keuangan perusahaan besar AS, termasuk Home Depot, Target, Walmart, dan terutama Nvidia. 

Saham Nvidia menjadi ujian penting bagi kelanjutan reli AI, setelah melonjak sekitar 1.000% sejak peluncuran ChatGPT pada November 2022 dan menembus kapitalisasi pasar US$5 triliun bulan lalu.

Pasar menilai bahwa pertumbuhan Nvidia dan komentar manajemen akan menentukan arah saham terkait AI secara keseluruhan. Jika hasilnya kurang sesuai ekspektasi atau pandangan manajemen tidak optimistis, tekanan signifikan dapat terjadi pada saham teknologi. 

Pergerakan ini menjadi indikator sentimen risiko global, karena sektor AI menjadi salah satu pendorong utama volatilitas dan peluang investasi saat ini.

Secara keseluruhan, kombinasi faktor geopolitik, ketahanan ekonomi Asia, data tenaga kerja AS, dan laporan Nvidia membuat investor bergerak hati-hati. 

Fluktuasi pasar menunjukkan bahwa bursa Asia menghadapi minggu yang penuh tantangan dan peluang, sambil tetap mencerminkan optimisme terhadap teknologi dan kebijakan moneter yang mendukung pertumbuhan berkelanjutan.

Terkini