Saham Unggulan Disorot, IHSG Diprediksi Menguat Menyusul Sentimen Positif Pasar

Senin, 17 November 2025 | 12:31:11 WIB
Saham Unggulan Disorot, IHSG Diprediksi Menguat Menyusul Sentimen Positif Pasar

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi berpeluang menguat pada perdagangan awal pekan setelah sebelumnya mengalami tekanan jual. 

Para analis menilai momentum penguatan masih terbuka, dengan IHSG diperkirakan bergerak dalam rentang level 8.487–8.539.

Meskipun pada sesi perdagangan terakhir indeks terkoreksi tipis 0,02% ke level 8.370, analis menekankan area 8.332 dan 8.276 sebagai support penting, sedangkan resistance diperkirakan berada di level 8.488 dan 8.532.

Tekanan jual yang terjadi pada pekan sebelumnya dipandang sebagai fase koreksi wajar dari tren penguatan IHSG yang masih berada dalam bagian wave [iii]. Hal ini memberi peluang bagi investor untuk memanfaatkan momentum penguatan terbatas melalui strategi “buy on weakness” pada sejumlah saham unggulan. 

Dengan kondisi ini, investor dianjurkan tetap cermat mengamati pergerakan IHSG dan menyesuaikan strategi trading dengan area support dan resistance yang telah dipetakan oleh analis.

Selain itu, sentimen global turut memengaruhi arah IHSG. Meskipun ketidakpastian ekonomi global tetap ada, ekspektasi pasar terhadap kebijakan moneter domestik dan luar negeri menjadi katalis bagi indeks. Investor kini menilai kombinasi faktor teknikal dan fundamental akan menentukan kelanjutan tren penguatan IHSG.

Saham ESSA dan HRTA Jadi Sorotan

Salah satu saham yang direkomendasikan untuk strategi “buy on weakness” adalah PT ESSA Industries Indonesia Tbk. (ESSA), dengan target harga Rp630–Rp660 per lembar. 

Jika penguatan berlanjut, analis menilai saham ESSA berpotensi mencapai level Rp710 hingga Rp760. Stoploss untuk saham ini ditetapkan di bawah Rp605 per lembar, sehingga investor dapat memantau batas risiko dengan lebih jelas.

Di sisi lain, PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) direkomendasikan sebagai speculative buy pada level Rp1.345–Rp1.365 per lembar, dengan target harga Rp1.455–Rp1.535.

HRTA mengalami koreksi 4,21% pada perdagangan terakhir ke level Rp1.365, namun selama mampu bertahan di atas level stoploss Rp1.330, saham ini berpeluang menguat. Analis memandang HRTA berada pada bagian wave (a) dari wave [b], sehingga masih terdapat ruang kenaikan terbatas dalam jangka pendek.

Selain itu, PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (SSMS) juga menjadi rekomendasi buy on weakness. Target harga saham ini berada di level Rp1.570–Rp1.690 per lembar, dengan stoploss di bawah Rp1.430. 

Strategi ini menekankan pentingnya pemantauan teknikal yang ketat agar investor dapat memanfaatkan potensi penguatan tanpa mengambil risiko berlebihan.

WINS dan Saham Lain Masih Berpeluang Naik

PT Wintermar Offshore Marine Tbk. (WINS) menjadi sorotan lainnya dengan pergerakan harga terakhir di Rp448 per lembar, menguat 2,75%. 

Analis memprediksi saham ini masih berpotensi menguat dengan target harga Rp454 hingga Rp478, sementara stoploss ditetapkan di bawah Rp432. Peningkatan volume pembelian pada WINS menjadi sinyal tambahan bahwa momentum kenaikan masih terjaga.

Saham-saham unggulan lainnya juga mendapat perhatian, termasuk beberapa perusahaan yang mendukung pergerakan IHSG. Investor disarankan tetap fokus pada tren teknikal serta kondisi fundamental, terutama bagi saham yang menunjukkan volatilitas tinggi namun berpotensi memberikan return menarik. 

Strategi buy on weakness dan pemantauan area support-resistance menjadi kunci bagi investor dalam memanfaatkan peluang penguatan IHSG.

Secara keseluruhan, pergerakan saham unggulan dan indeks IHSG mencerminkan peluang bagi investor yang cermat. Pemantauan kondisi pasar secara teknikal dan fundamental tetap menjadi panduan utama, terutama di tengah fluktuasi harga saham dan ketidakpastian sentimen global yang memengaruhi bursa.

Strategi Investor Menghadapi IHSG dan Saham Unggulan

Para analis merekomendasikan investor untuk memanfaatkan momen penguatan IHSG dengan strategi selektif pada saham unggulan. 

Buy on weakness menjadi pilihan utama, terutama pada saham ESSA, HRTA, SSMS, dan WINS, yang menunjukkan potensi penguatan teknikal. Stoploss ditetapkan secara jelas agar risiko dapat dikendalikan.

Investor juga disarankan mencermati sentimen global dan berita korporasi yang dapat memengaruhi IHSG. Faktor fundamental seperti laporan keuangan, kinerja sektor, dan tren pasar global turut menentukan arah pergerakan indeks. 

Selain itu, kombinasi strategi trading jangka pendek dengan pemantauan area support dan resistance menjadi langkah penting untuk memaksimalkan potensi keuntungan sekaligus membatasi risiko.

Bagi investor jangka menengah hingga panjang, penguatan IHSG ke level 8.487–8.539 dapat dimanfaatkan sebagai peluang untuk menambah portofolio saham unggulan.

Analisis teknikal menunjukkan bahwa meskipun terdapat fase koreksi, momentum penguatan IHSG masih terbuka, sehingga investor memiliki ruang gerak untuk mengambil posisi strategis.

Dengan demikian, pemantauan pasar, pemilihan saham unggulan, dan disiplin pada batas stoploss menjadi kunci agar investor dapat memanfaatkan peluang penguatan IHSG secara optimal. Kombinasi strategi teknikal dan fundamental akan membantu investor menghadapi dinamika pasar sekaligus menjaga portofolio tetap sehat.

Terkini