Tips Belajar Menabung Demi Menjamin Masa Depan Lebih Aman dan Teratur

Senin, 17 November 2025 | 12:31:09 WIB
Tips Belajar Menabung Demi Menjamin Masa Depan Lebih Aman dan Teratur

JAKARTA - Survei di Amerika Serikat menunjukkan bahwa penyesalan finansial terbesar masyarakat adalah kurang menabung. 

Dari 2.078 responden, tiga dari empat orang menyatakan menyesal, dengan 40% menyoroti tabungan sebagai sumber utama penyesalan, baik untuk dana pensiun, dana darurat, maupun pendidikan anak. Sisanya sekitar 20% menyesal karena mengambil terlalu banyak utang, termasuk kartu kredit dan pinjaman pendidikan.

Stephen Kates, analis finansial, menyebut penyesalan soal tidak menabung untuk pensiun muncul setiap tahun dan meningkat seiring bertambahnya usia. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran finansial sering datang terlambat, saat peluang memperbaiki kondisi keuangan semakin terbatas. 

Survei juga mencatat, 43% responden belum melakukan langkah apa pun untuk mengatasi penyesalan finansial mereka dalam setahun terakhir.

Selain itu, responden AS menyebut kebutuhan pokok lebih murah, peluang kerja yang lebih baik, tarif sewa lebih rendah, dan pasar saham yang kembali pulih sebagai faktor utama yang bisa membantu memperbaiki kondisi keuangan. 

Situasi ini memberikan pelajaran bagi masyarakat Indonesia dalam menyusun strategi keuangan jangka panjang.

Kondisi Tabungan di Indonesia

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan hanya 76,3% penduduk Indonesia yang memiliki rekening di lembaga keuangan formal. 

Sementara itu, jumlah pekerja yang tercatat sebagai peserta dana pensiun hanya sekitar 29 juta orang, dari total angkatan kerja sebanyak 154 juta. Artinya, sebagian besar masyarakat masih belum memiliki tabungan memadai untuk masa depan.

Kondisi ini menegaskan pentingnya kesadaran menabung sejak dini. Dengan strategi yang tepat, masyarakat Indonesia bisa meniru praktik keuangan yang dilakukan di AS untuk mengurangi risiko penyesalan finansial di kemudian hari. 

Faktor utama yang perlu diperhatikan adalah pengaturan utang, dana darurat, dan persiapan pensiun, yang dapat membentuk fondasi stabilitas keuangan jangka panjang.

Pakar keuangan menekankan bahwa memulai menabung terlambat lebih baik daripada tidak pernah sama sekali. Pendekatan bertahap dapat membantu individu membangun kebiasaan finansial positif dan mengurangi tekanan finansial di masa depan.

Strategi Mengatasi Penyesalan Finansial

Beberapa pakar keuangan memberikan strategi yang relevan bagi masyarakat Indonesia:

Bereskan Utang Berbunga Tinggi

Utamakan melunasi utang kartu kredit dan pinjaman berbunga tinggi. Bunga yang menumpuk mengurangi ruang untuk menabung. Selain itu, pemotongan pengeluaran tetap dapat menambah alokasi tabungan. 

Ashton Lawrence, perencana keuangan, menekankan pentingnya mengendalikan pengeluaran discretionary, seperti makan di luar, layanan streaming, langganan aplikasi, belanja impulsif, dan gaya hidup mahal. Setiap rupiah yang tidak dibelanjakan bisa dialihkan untuk tabungan atau investasi.

Siapkan Dana Darurat 3-6 Bulan

Dana darurat membantu mencegah ketergantungan pada utang saat kejadian tak terduga terjadi, seperti kehilangan pekerjaan atau biaya kesehatan mendadak.

Persiapkan dana darurat setara kebutuhan hidup 3-6 bulan. Dana ini menjadi jaring pengaman finansial yang memungkinkan individu menghadapi risiko tanpa menambah beban utang.

Tingkatkan Tabungan Pensiun

Setelah mengelola utang dan dana darurat, fokus pada tabungan pensiun. Sementara sebagian orang menargetkan menabung 5%-10% dari penghasilan, individu yang memulai terlambat disarankan meningkatkan porsi hingga 20%-30%, terutama jika mulai menabung serius di usia 40-an. 

Dalam kondisi tertentu, menunda pensiun bisa menjadi strategi untuk mencapai target tabungan yang memadai. Jumlah tabungan ideal bergantung pada usia, gaya hidup, dan kebutuhan finansial saat pensiun.

Kesadaran Finansial untuk Masa Depan

Pelajaran utama dari pengalaman masyarakat AS adalah pentingnya kesadaran menabung sejak dini dan pengelolaan utang yang bijak. Tanpa strategi yang jelas, penyesalan finansial cenderung meningkat seiring waktu, terutama terkait dana darurat dan pensiun.

Langkah sederhana namun konsisten, seperti mengelola utang, menyisihkan dana darurat, dan menargetkan tabungan pensiun, dapat mengubah kondisi finansial jangka panjang. Hal ini berlaku tidak hanya bagi masyarakat AS, tetapi juga bagi masyarakat Indonesia yang ingin membangun kestabilan finansial.

Dengan menerapkan strategi-strategi tersebut, masyarakat dapat menghadapi risiko finansial dengan lebih tenang, mengurangi stres akibat kekurangan dana, dan menyiapkan masa depan yang lebih aman. 

Kesadaran akan pentingnya menabung dan disiplin dalam pengelolaan keuangan menjadi kunci utama agar penyesalan finansial tidak menjadi beban di hari tua.

Terkini