JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan rencana peningkatan free float saham menjadi salah satu prioritas untuk memperdalam pasar modal Indonesia.
Langkah ini tidak hanya bertujuan meningkatkan likuiditas dan kualitas perdagangan, tetapi juga mendorong lebih banyak investor domestik dan institusional untuk berpartisipasi. Dengan target awal menaikkan free float minimal menjadi 10% untuk IPO baru, OJK menyiapkan strategi bertahap agar pasar lebih stabil dan seimbang.
Fokus Peningkatan Free Float Saham
Saat ini, tingkat free float di Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat sekitar 7,5%, jauh di bawah negara-negara regional. OJK menilai kondisi ini sebagai tantangan yang harus ditangani secara bertahap.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi, menegaskan bahwa kenaikan free float tidak akan dilakukan secara drastis agar tidak menekan emiten. Tahap awal direncanakan naik menjadi 10% untuk IPO baru, kemudian bertahap menuju target 25%.
Selain itu, OJK memperkuat pengawasan terhadap praktik perdagangan yang dapat memicu distorsi harga atau manipulasi pasar.
Bersama Kementerian Keuangan, BEI, SRO, KPEI, dan KSEI, OJK membentuk task force lintas lembaga untuk mempercepat pendalaman pasar dan memperkuat penegakan hukum.
Strategi ini juga sejalan dengan upaya meningkatkan jumlah Single Investor Identification (SID) yang saat ini telah mencapai 19,1 juta, mendekati target 20 juta.
Langkah ini diharapkan dapat mendorong perusahaan besar untuk go public serta memperluas instrumen berbasis ESG. Dari sisi permintaan, OJK tengah memperluas basis investor melalui skema systematic investment plan (SIP) dan mendorong partisipasi investor domestik dan institusional.
Dengan demikian, peningkatan free float menjadi bagian integral dari strategi jangka panjang untuk memperdalam pasar modal Indonesia.
Usulan dan Kebijakan Free Float Minimal 30 Persen
OJK tengah mengkaji ulang kebijakan free float sebagai bagian dari upaya pendalaman pasar modal.
Pembahasan melibatkan Komisi XI DPR dan Self-Regulatory Organization (SRO). Salah satu usulan penting adalah mengubah pendekatan free float IPO dari berbasis nilai ekuitas menjadi berbasis kapitalisasi pasar, mengikuti praktik di bursa global seperti Malaysia, Singapura, dan Hong Kong.
Selain itu, rancangan kebijakan bertahap disiapkan untuk memperkuat likuiditas pasar, lengkap dengan insentif dan mekanisme sanksi.
OJK juga mendorong peningkatan peran investor institusi domestik agar free float yang lebih tinggi dapat meningkatkan kualitas perdagangan saham dan likuiditas pasar. Rencana finalisasi kebijakan akan dibahas kembali bersama DPR, bursa, dan asosiasi emiten dalam rapat triwulan berikutnya.
Langkah ini diharapkan tidak hanya menambah porsi saham publik, tetapi juga mempermudah investor mengakses saham perusahaan yang berkualitas.
Pendekatan bertahap dipilih untuk menjaga stabilitas pasar dan memberikan waktu bagi emiten menyesuaikan diri dengan aturan baru, sehingga risiko tekanan harga dapat diminimalkan.
Penyesuaian Regulasi Free Float oleh BEI
Bursa Efek Indonesia (BEI) juga sedang mengkaji penyesuaian aturan pencatatan saham terkait free float.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, menyampaikan bahwa penyesuaian memperhatikan kondisi perusahaan tercatat serta kemampuan investor. Seluruh regulasi dikembangkan melalui proses dengar pendapat dengan pemangku kepentingan dan benchmarking praktik global.
Selain menetapkan persyaratan free float, BEI fokus pada peningkatan jumlah IPO skala besar agar likuiditas pasar semakin baik. Penyesuaian regulasi ini bertujuan menyeimbangkan kepentingan emiten dan investor, menciptakan pasar yang stabil dan transparan.
Konsep final free float akan dipublikasikan untuk memperoleh masukan dari pemangku kepentingan sebelum implementasi, memastikan bahwa kebijakan yang diterapkan relevan dan efektif bagi pertumbuhan pasar modal Indonesia.
Dengan strategi ini, pasar modal diharapkan menjadi lebih dalam, likuid, dan mampu menarik lebih banyak partisipasi investor, baik domestik maupun internasional. OJK dan BEI bersama lembaga terkait terus berupaya agar peningkatan free float berjalan lancar dan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional.