JAKARTA - Timnas U22 Indonesia bersiap menghadapi uji coba melawan Timnas U23 Mali sebagai bagian dari persiapan menuju SEA Games 2025 di Thailand.
Pertandingan ini menjadi satu-satunya kesempatan bagi Garuda Muda untuk menunjukkan kemampuan sesungguhnya sebelum bertarung di ajang regional. Pengamat sepak bola, Gita Suwondo, menyuarakan kekhawatirannya terhadap progres tim jelang laga penting ini.
Menurutnya, meski tim memiliki pemain berbakat, rekam jejak dalam laga sebelumnya menunjukkan bahwa kemampuan mencetak gol dari open play masih menjadi kendala.
“Terus terang saya agak mengkhawatirkan kualitas pemain ini sejak berada di Timnas U20. Mereka juara Piala AFF, tapi setelah itu tidak terlihat berprogres,” ungkap Gita Suwondo.
Kekhawatiran ini muncul karena tim masih kesulitan menghadapi lawan sepadan dari negara ASEAN, yang terlihat pada pertandingan terakhir melawan Filipina, Malaysia, dan Thailand di Piala AFF U23 2025.
Rekam Jejak Garuda Muda Masih Perlu Pembenahan
Komposisi Timnas U22 Indonesia saat ini sama seperti yang menjadi runner up Piala AFF U23 2025 pada Juli lalu. Pada turnamen tersebut, tim masih menunjukkan keterbatasan dalam mencetak gol dari permainan terbuka.
“Lawan Filipina kita hanya menang 1-0 melalui set piece lemparan ke dalam Robi Darwis yang diteruskan gol bunuh diri pemain Filipina. Jadi, kita tidak buat gol dari open play,” ujar Gita Suwondo.
Begitu pula saat menghadapi Malaysia, tim hanya bermain imbang 0-0, dan kemenangan atas Thailand terjadi melalui adu penalti. Kekalahan di final melawan Vietnam menegaskan bahwa Garuda Muda masih kesulitan saat berhadapan dengan lawan setara atau sedikit lebih rendah.
Hal ini menjadi bahan evaluasi penting bagi pelatih Indra Sjafri sebelum menghadapi ujicoba lawan Mali, yang memiliki fisik dan kualitas berbeda dari lawan ASEAN.
Uji Coba Lawan Mali Jadi Tolok Ukur Kekuatan
Pertandingan melawan Mali dianggap sebagai ujian sesungguhnya bagi Garuda Muda. Tim dari Afrika ini memiliki postur fisik yang kuat dan kemampuan teknik yang mumpuni, lebih menantang dibandingkan laga persahabatan sebelumnya melawan India di Stadion Madya Jakarta.
Di laga itu, Indonesia menyerah 1-2 dan seri 1-1, menunjukkan bahwa ada aspek teknik dan mental yang perlu diasah lebih jauh.
Gita Suwondo menekankan pentingnya memanfaatkan uji coba ini sebagai tolok ukur komposisi pemain. “Layak ditunggu uji coba lawan Mali karena ini rasa-rasanya lawan bagus dari Afrika yang mempunyai fisik bagus. Kalau mengacu Timnas kelompok umur inikan tim yang skill-nya luar biasa,” jelasnya.
Hasil uji coba ini akan menentukan apakah strategi dan formasi yang digunakan pantas untuk menargetkan medali emas di SEA Games 2025.
Optimisme Meski Tantangan Berat Menanti
Meskipun menghadapi lawan yang lebih tangguh, tim pelatih tetap optimistis. Evaluasi dari laga sebelumnya akan menjadi dasar untuk memperkuat lini depan, membenahi komunikasi antar pemain, dan mengasah penyelesaian akhir di depan gawang.
Uji coba ini juga menjadi ajang untuk menguji mental dan kesiapan fisik seluruh pemain, memastikan mereka berada dalam kondisi terbaik saat berlaga di SEA Games 2025.
“Balik lagi ini namanya sepak bola, apapun bisa terjadi, terutamanya bagaimana kita menghadapi ujicoba lawan Mali ini. Lawan India kita tidak terlalu berhasil, tapi lawan Mali jauh lebih berat dari India. Menarik ditunggu bagaimana hasilnya,” pungkas Gita Suwondo.
Dengan pendekatan evaluatif ini, diharapkan Garuda Muda mampu tampil lebih solid dan kompetitif di ajang SEA Games, sekaligus membuktikan kualitas mereka di kancah regional maupun internasional.