JAKARTA - PT. Dirgantara Indonesia (PTDI) memfokuskan upaya pada pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang andal di bidang penerbangan di Bali.
Langkah ini dilakukan untuk mendukung operasional Bandara Internasional Bali Utara di Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Bali.
Direktur Utama PTDI, Marsekal Muda (Purn) Gita Amperiawa, menekankan bahwa pengembangan SDM menjadi prioritas agar industri penerbangan nasional memiliki tenaga kerja yang berkualitas dan kompeten.
Menurut Gita, keberadaan SDM lokal yang unggul akan menjadi kunci dalam mendorong pertumbuhan industri aviasi di Indonesia bagian tengah dan timur.
“Kami ingin agar SDM asal Bali menjadi pelopor dalam industri aviasi Nusantara. Moto kami: Dari Bali Utara, untuk Nusantara, bersama Dirgantara,” ujar Gita.
PTDI pun menjalin kerja sama dengan beberapa universitas di Bali untuk membentuk kurikulum dan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan industri. Penyesuaian program studi ini ditujukan agar mahasiswa memiliki peluang masuk ke pasar kerja sektor aviasi secara langsung.
Kurikulum dan Pelatihan Berbasis Praktik Tinggi
Industri penerbangan menuntut presisi, disiplin, dan keterampilan yang tinggi. Oleh karena itu, pendidikan di bidang ini tidak dapat dilakukan secara biasa.
Gita menjelaskan bahwa seorang sarjana S1 yang ingin memasuki industri ini harus menempuh sekitar 800 jam pelajaran tambahan, di mana hanya 70 jam teori dan sisanya praktik.
Upaya ini diharapkan menghasilkan tenaga kerja yang siap menghadapi tantangan nyata di sektor penerbangan. Dengan pelatihan intensif, lulusan akan memiliki kompetensi tinggi sehingga kualitas operasional bandara dan layanan penerbangan dapat terjaga secara optimal.
“Bandara Internasional Bali Utara akan menjadi pemicu kebangkitan industri penerbangan Indonesia. PTDI berkomitmen tidak hanya pada teknologi dan manufaktur, tetapi juga pada penyiapan SDM unggul di bidang dirgantara,” tambah Gita.
Peningkatan kompetensi SDM ini juga menjadi daya tarik bagi pengembangan industri terkait, termasuk pendidikan, logistik, dan layanan pendukung penerbangan di Bali.
Bandara Bali Utara sebagai Pemicu Pertumbuhan Ekonomi
Bandara Internasional Bali Utara tidak hanya berfungsi sebagai infrastruktur transportasi udara, tetapi juga sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi regional.
CEO PT. BIBU Panji Sakti, Erwanto Sad Admiko Hariwibowo, menegaskan bahwa proyek ini lahir untuk membangkitkan pemerataan ekonomi dan pendidikan, serta memperkuat kebanggaan nasional.
“BIBU adalah proyek dengan jiwa. Ia lahir dari kebutuhan akan keseimbangan pembangunan, tetapi tumbuh dengan semangat kebangsaan,” kata Erwanto.
Pembangunan bandara mengusung prinsip Tri Hita Karana, kearifan lokal Bali, sehingga proyek ini tetap berpijak pada nilai budaya sekaligus memanfaatkan teknologi modern dan futuristik. Dengan konsep ini, Bandara Bali Utara diharapkan menjadi simbol harmonisasi antara inovasi dan identitas lokal.
Menurut Erwanto, pembangunan bandara juga membuka peluang ekonomi bagi masyarakat sekitar melalui penyediaan lapangan kerja, pengembangan bisnis lokal, dan pertumbuhan industri pendukung. Bandara ini akan menjadi pusat konektivitas baru yang mendukung pariwisata dan perdagangan di wilayah Bali Utara.
Kolaborasi untuk Aviasi Berkualitas dan Berkelanjutan
PTDI menekankan pentingnya kolaborasi antara institusi pendidikan, pemerintah, dan industri. Kerja sama ini akan memastikan bahwa kurikulum, pelatihan, dan praktik lapangan sejalan dengan standar industri penerbangan nasional.
Gita menekankan, keberhasilan bandara tidak hanya ditentukan oleh infrastruktur fisik, tetapi juga oleh kualitas SDM yang mengoperasikannya. Dengan dukungan tenaga kerja terampil, Bandara Bali Utara diharapkan mampu menghadirkan layanan penerbangan yang aman, efisien, dan profesional.
Erwanto menambahkan bahwa proyek ini membawa pesan besar: inovasi teknologi dan warisan budaya dapat berjalan beriringan demi kemajuan Indonesia. “Langit dan bumi Nusantara harus bersatu.
Dari Bali Utara, kita buktikan bahwa warisan leluhur dan inovasi teknologi bisa berjalan beriringan demi Indonesia yang lebih maju,” pungkasnya.
Dengan persiapan SDM yang matang dan kolaborasi antara PTDI, universitas, serta pengelola bandara, Bandara Internasional Bali Utara diproyeksikan menjadi model pembangunan infrastruktur transportasi modern sekaligus penggerak pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di wilayah timur Indonesia.