Wapres Gibran Ajak Daerah Lain Tiru Strategi Penurunan Stunting Jawa Barat

Jumat, 14 November 2025 | 12:51:00 WIB
Wapres Gibran Ajak Daerah Lain Tiru Strategi Penurunan Stunting Jawa Barat

JAKARTA - Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka memberikan apresiasi khusus kepada Jawa Barat atas keberhasilannya menurunkan angka stunting secara signifikan.

Hal ini menjadi sorotan karena provinsi tersebut mampu mencatat penurunan sebesar 5,8 persen pada 2024, menjadikannya contoh sukses yang bisa diikuti oleh daerah lain.

Gibran menekankan pentingnya replikasi praktik baik di wilayah dengan angka stunting tinggi. Ia mendorong pemerintah daerah untuk mengadopsi strategi yang terbukti efektif, termasuk kolaborasi lintas sektor dan keterlibatan aktif perangkat daerah hingga tingkat desa dan kelurahan.

Wakil Gubernur Jawa Barat Erwan Setiawan menjelaskan bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari komitmen pimpinan daerah serta pembentukan tim pendampingan khusus untuk menurunkan prevalensi stunting. 

Tim ini bekerja langsung bersama masyarakat, memastikan setiap langkah pencegahan gizi buruk diterapkan secara konsisten. Menurut Erwan, strategi ini mencakup edukasi kesehatan, pemantauan pertumbuhan anak, dan koordinasi antarorganisasi di tingkat desa untuk mencapai hasil maksimal.

Inovasi Kabupaten Klungkung sebagai Contoh Program Kreatif

Selain Jawa Barat, Kabupaten Klungkung di Bali juga menjadi sorotan karena berhasil mencatat angka stunting terendah nasional, yaitu 5,2 persen. 

Bupati Klungkung I Made Satria menyoroti peran inovasi program lokal dalam pencapaian ini. Program unggulan, KASINIKAH atau “Kami Siap Menikah”, menjadi strategi efektif untuk pencegahan stunting sebelum pasangan memulai keluarga.

Dalam program ini, calon pengantin perempuan mendapatkan edukasi kesehatan termasuk pencegahan anemia melalui konsumsi tablet zat besi. Selain itu, mereka dibekali dengan informasi gizi, kesehatan reproduksi, dan pemantauan kondisi tubuh secara rutin. 

Pendekatan ini memastikan calon orang tua memulai kehidupan berkeluarga dengan kesehatan optimal, sehingga risiko stunting pada anak dapat ditekan secara signifikan.

Kolaborasi pemerintah daerah dengan masyarakat menjadi kunci keberhasilan program ini. Selain intervensi langsung, Klungkung juga melibatkan tokoh masyarakat, kader Posyandu, dan relawan untuk memastikan setiap calon pengantin mengikuti pendampingan secara konsisten. 

Inovasi lokal semacam ini menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk mengembangkan program pencegahan stunting yang sesuai konteks wilayah masing-masing.

Target Nasional dan Peran Strategis Pemerintah

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan capaian nasional yang membanggakan: prevalensi stunting di Indonesia pada 2024 tercatat 19,8 persen, turun dari 21,5 persen pada 2023. Angka ini menunjukkan penurunan pertama kali di bawah 20 persen, menandai kemajuan signifikan dalam upaya pengendalian stunting.

Budi menekankan bahwa meski angka stunting menurun, target nasional tetap menuntut penurunan lebih jauh hingga 14,2 persen pada 2029. Upaya ini membutuhkan kerja sama lintas kementerian, pemerintah daerah, desa, serta dukungan aktif organisasi kemasyarakatan dan relawan Posyandu. 

Pendekatan terpadu ini memastikan setiap anak memperoleh asupan gizi yang cukup sejak awal kehidupan, sehingga pertumbuhan optimal dapat dicapai.

Selain intervensi gizi, pencegahan stunting melibatkan edukasi kesehatan, pemantauan pertumbuhan anak, serta peningkatan akses layanan kesehatan di seluruh lapisan masyarakat. 

Menteri Kesehatan menekankan bahwa keberhasilan penurunan stunting merupakan hasil kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat, menegaskan bahwa program kesehatan anak tidak bisa berjalan efektif jika hanya mengandalkan satu pihak.

Pentingnya Kolaborasi dan Replikasi Praktik Baik

Pengalaman Jawa Barat dan Klungkung menunjukkan bahwa penurunan stunting bukan hanya soal ketersediaan pangan, tetapi juga terkait kualitas program, kolaborasi lintas sektor, dan pendampingan yang konsisten. 

Gibran mendorong seluruh daerah meniru praktik baik ini dengan menyesuaikan strategi lokal, termasuk pembentukan tim pendampingan, inovasi edukasi kesehatan, dan keterlibatan masyarakat secara aktif.

Upaya ini diharapkan dapat mempercepat penurunan stunting di seluruh Indonesia, memastikan setiap anak memiliki kesempatan tumbuh sehat, cerdas, dan produktif.

Peningkatan kapasitas pemerintah daerah, edukasi masyarakat, dan inovasi program menjadi kunci keberlanjutan, sekaligus menegaskan bahwa keberhasilan pencegahan stunting memerlukan pendekatan komprehensif dan kerja sama semua pihak.

Terkini