Purbaya Effect Dorong Likuiditas Perbankan dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Jumat, 14 November 2025 | 10:45:53 WIB
Purbaya Effect Dorong Likuiditas Perbankan dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

JAKARTA - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, meski baru menjabat sekitar dua bulan, sudah menunjukkan dampak nyata pada perekonomian nasional yang dikenal sebagai Purbaya Effect. 

Chief Economist The Indonesia Economic Intelligence (IEI), Sunarsip, menyebut dampak paling terlihat berada pada likuiditas perbankan. Setelah dilantik, Purbaya menempatkan dana sebesar Rp200 triliun ke dalam sistem perbankan, yang mendorong pertumbuhan penyaluran kredit dari 6,96% menjadi 7,2%.

Sunarsip menambahkan, “Pertumbuhan kredit itu sebagian besar masih ditopang oleh debitur BUMN. Dari 1,69% naik menjadi 10,04%.” Dana pemerintah yang ditempatkan di bank-bank Himbara telah terserap sebagian besar untuk pembiayaan kredit sejak penyalurannya. 

Menurut analis, tanpa tambahan kredit ini, pertumbuhan ekonomi kuartal III kemungkinan tidak akan mencapai 5,04%. “Mungkin tanpa ini, pertumbuhan ekonomi kuartal III tidak bisa di atas 5%. Itu sebabnya saya bilang Purbaya Effect sudah bekerja,” ujarnya.

Meski pertumbuhan ekonomi saat ini masih cukup baik, Sunarsip menekankan konsumsi masyarakat belum memberikan kontribusi maksimal. Konsumsi pemerintah yang tumbuh 5,49% menjadi faktor utama yang menopang laju ekonomi. 

“Kalau tidak ada itu, mungkin ekonomi kita bisa lebih rendah lagi,” katanya. Ia menekankan bahwa fokus perlu dialihkan dari dorongan demand ke penguatan supply sektoral agar pertumbuhan ekonomi lebih berkelanjutan.

Strategi Peningkatan Konsumsi Rumah Tangga

Konsumsi rumah tangga masih menjadi perhatian utama pemerintah. Tenaga Ahli Utama Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Lutfi Ridho, menyebut kunci utama memperkuat konsumsi adalah membangun kepercayaan publik terhadap prospek pendapatan mereka di masa depan. 

“Mereka harus yakin terutama keyakinan pendapatan di masa yang akan datang,” ujar Lutfi.

DEN menegaskan akan fokus pada peningkatan optimisme dan stabilitas pendapatan masyarakat. Dengan terbentuknya kepercayaan ini, konsumsi rumah tangga bisa kembali menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi, meski investasi akan tetap menjadi pendorong penting pada tahun depan. 

Fokus pada penguatan kepercayaan konsumen diharapkan mampu menstimulasi pertumbuhan permintaan domestik secara lebih berkelanjutan, sekaligus mendorong pelaku usaha untuk meningkatkan produksi.

Perbaikan kepercayaan konsumen menjadi strategi penting karena beberapa sektor industri pascapandemi masih mengalami pemulihan yang lambat. Dengan demikian, optimalisasi konsumsi rumah tangga membutuhkan sinergi antara kebijakan fiskal, distribusi kredit, serta dukungan sektor swasta untuk menjaga daya beli masyarakat.

Pertemuan Purbaya dengan Delegasi IMF

Menkeu Purbaya juga aktif dalam dialog internasional. Ia menerima delegasi International Monetary Fund (IMF) dalam pertemuan yang membahas perkembangan perekonomian nasional dan kebijakan pemerintah. 

Melalui unggahan di akun Instagram resminya, Purbaya menyampaikan bahwa pertemuan membahas langkah-langkah menjaga stabilitas ekonomi, pengendalian inflasi, penguatan sektor keuangan, serta dorongan terhadap pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

“Menerima delegasi @the_imf, membahas perkembangan terkini perekonomian Indonesia dan berbagai kebijakan yang diambil pemerintah untuk menjaga stabilitas serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi,” tulis Purbaya. 

Ia menambahkan bahwa pertemuan ini menjadi ajang evaluasi dan diskusi mengenai arah pertumbuhan ekonomi ke depan serta wujud komitmen bersama antara Indonesia dan IMF untuk terus menjaga stabilitas ekonomi nasional.

Keterlibatan pemerintah dalam forum internasional tersebut diharapkan dapat memperkuat kepercayaan investor serta menunjukkan keseriusan dalam menjaga fondasi ekonomi yang resilient. 

Diskusi dan evaluasi kebijakan bersama IMF menjadi salah satu upaya memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap berada pada jalur yang stabil dan berkelanjutan.

Optimisme Pertumbuhan Ekonomi ke Depan

Purbaya mengekspresikan keyakinannya terhadap potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih tinggi di era pemerintah saat ini. Ia menilai fondasi ekonomi yang kuat di tengah gejolak global menjadi modal penting untuk mendorong laju pertumbuhan menuju level yang lebih ambisius. 

Pada 2026, ekonomi nasional diproyeksikan mampu tumbuh 5,4%, dengan konsumsi rumah tangga tetap menjadi kontributor utama.

Konsumsi masyarakat diperkirakan naik 5,2%, sejalan dengan terjaganya daya beli dan stabilitas harga. Hal ini menegaskan peran konsumsi dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, di samping investasi yang akan tetap menjadi pendorong utama. 

Optimisme ini juga mencerminkan keyakinan pemerintah bahwa kombinasi kebijakan fiskal, distribusi kredit, dan strategi peningkatan kepercayaan konsumen akan mampu mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan dan stabil.

Dengan fondasi ekonomi yang resilient, langkah-langkah Purbaya Effect diharapkan tidak hanya memberikan dampak jangka pendek, tetapi juga memperkuat struktur perekonomian nasional secara keseluruhan. 

Fokus pada likuiditas perbankan, peningkatan konsumsi, dan sinergi dengan kebijakan internasional diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Terkini