Bank Indonesia Prediksi Ekonomi Indonesia Tumbuh Stabil Pada 2026

Jumat, 14 November 2025 | 10:44:55 WIB
Bank Indonesia Prediksi Ekonomi Indonesia Tumbuh Stabil Pada 2026

JAKARTA - Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2026 sebesar 5,33 persen, sedikit di bawah target pemerintah yang sebesar 5,4 persen. 

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menjelaskan bahwa proyeksi ini mempertimbangkan kondisi ekonomi global yang menurun, termasuk dari negara mitra utama Indonesia.

“Pertumbuhan ekonomi 2026 sesuai dengan perkiraan kami adalah 5,33 persen,” ungkap Perry. Proyeksi ini menunjukkan adanya perlambatan moderat dibandingkan target pemerintah, namun tetap berada pada jalur pertumbuhan yang positif dan stabil. 

Bank sentral menilai bahwa sejumlah langkah kebijakan moneter masih dapat mendorong pertumbuhan, termasuk kemungkinan penurunan suku bunga yang akan memperkuat daya beli masyarakat dan mendorong aktivitas ekonomi domestik.

Dalam perhitungan BI, ekspansi likuiditas moneter menjadi salah satu instrumen utama yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. 

Kebijakan ini termasuk pemberian insentif likuiditas makroprudensial dan program pembelian Surat Berharga Negara dari pasar sekunder untuk menjaga keseimbangan moneter dan memastikan sektor keuangan tetap mendukung pertumbuhan ekonomi.

Dukungan Kebijakan Moneter untuk Pertumbuhan

Bank Indonesia menekankan bahwa ruang untuk penurunan suku bunga masih tersedia, sehingga dapat digunakan jika kondisi ekonomi global maupun domestik memerlukan stimulus tambahan. 

Selain itu, ekspansi likuiditas moneter melalui berbagai instrumen juga diharapkan dapat menjaga stabilitas harga dan mendukung pertumbuhan kredit, yang pada gilirannya meningkatkan konsumsi dan investasi masyarakat.

Perry menambahkan, koordinasi antara kebijakan moneter BI dan stimulus fiskal dari pemerintah menjadi faktor kunci untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi. “Kami juga melihat kemungkinan dapat menembus target 5,4 persen bergantung pada koordinasi dan kecepatan realisasi stimulus fiskal dari APBN,” jelasnya.

Kecepatan realisasi pengeluaran fiskal menjadi penentu utama apakah pertumbuhan ekonomi bisa menembus angka target pemerintah. BI memperkirakan bahwa pola pengeluaran APBN yang lebih cepat akan mendorong aktivitas ekonomi, meningkatkan konsumsi dan investasi, sehingga pertumbuhan 5,4 persen bukanlah hal yang mustahil.

Proyeksi Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah

Selain proyeksi pertumbuhan, Bank Indonesia juga memperkirakan inflasi tahun 2026 berada di kisaran 2,62 persen, masih dalam batas sasaran 2,5 persen plus-minus 1 persen. Angka ini menunjukkan stabilitas harga yang relatif terjaga, sehingga daya beli masyarakat tetap terjamin.

Nilai tukar rupiah juga diprediksi stabil, berada di kisaran 16.430 per dolar Amerika Serikat pada 2026. Stabilitas rupiah menjadi faktor penting bagi perekonomian nasional karena berdampak pada harga barang impor, biaya produksi, dan arus investasi asing. 

Dengan proyeksi ini, BI menunjukkan komitmen menjaga kestabilan makroekonomi sekaligus meminimalkan risiko fluktuasi yang bisa mengganggu pertumbuhan ekonomi domestik.

Kondisi ini memberikan sinyal positif bagi pelaku usaha dan investor, bahwa ekonomi Indonesia tetap berada di jalur pertumbuhan yang stabil meski menghadapi tantangan global. Langkah-langkah ini diharapkan dapat mendorong kepercayaan pasar dan memperkuat posisi Indonesia di kancah ekonomi internasional.

Optimisme Pertumbuhan dengan Koordinasi Fiskal dan Moneter

Perry menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi 2026 sangat bergantung pada percepatan pengeluaran fiskal dan efektivitas koordinasi antara BI dan pemerintah. Makin cepat realisasi belanja APBN, pertumbuhan ekonomi bisa mencapai target 5,4 persen sebagaimana diharapkan.

Stimulus fiskal yang terkoordinasi dengan kebijakan moneter dapat meningkatkan konsumsi rumah tangga dan investasi, dua pilar utama pertumbuhan ekonomi. Bank Indonesia menegaskan bahwa strategi ini bertujuan menjaga keseimbangan antara stabilitas harga, pertumbuhan ekonomi, dan keberlanjutan fiskal.

Dengan fondasi ekonomi yang kuat dan stabilitas makroekonomi yang terjaga, Indonesia diharapkan mampu menghadapi tantangan global dan domestik pada 2026. Proyeksi pertumbuhan, inflasi, dan nilai tukar menunjukkan kesiapan ekonomi nasional untuk bergerak stabil sekaligus fleksibel menghadapi dinamika global.

Kombinasi kebijakan moneter dan fiskal yang tepat sasaran ini memberikan optimisme bahwa pertumbuhan ekonomi tidak hanya tercapai secara kuantitatif, tetapi juga berkelanjutan, inklusif, dan mendukung kesejahteraan masyarakat secara luas.

Terkini