Menag Tegaskan Komitmen Moralitas dan Perlindungan di Lingkungan Keagamaan

Kamis, 13 November 2025 | 09:32:41 WIB
Menag Tegaskan Komitmen Moralitas dan Perlindungan di Lingkungan Keagamaan

JAKARTA - Menteri Agama menegaskan bahwa segala bentuk tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai moralitas harus menjadi musuh bersama. 

Pernyataan ini disampaikan sebagai tanggapan atas perilaku pendakwah Elham Yahya Luqman atau yang biasa disapa Gus Elham. Menurut Menteri Agama, penegakan moralitas bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga menjadi kewajiban setiap individu di masyarakat.

“Bukan hanya saya sebagai Menteri Agama, saya person juga ya. Semua tindakan-tindakan yang bertentangan moralitas itu adalah harus menjadi musuh bersama,” ujar Menag di Jakarta.

Ia menekankan pentingnya kesadaran pribadi untuk menghindari perilaku yang tidak sesuai norma, sebab tindakan seperti itu bukan hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga dapat mencoreng nama baik lembaga atau institusi yang menaungi. Karena itu, setiap kasus yang muncul harus disikapi dengan bijaksana dan tidak digeneralisasi.

“Kendati demikian, saya meminta masyarakat agar tidak menggeneralisir kasus tersebut terjadi di seluruh lembaga keagamaan, mengingat perilaku tak terpuji itu dilakukan oleh seseorang saja. Jadi, saya kira berpikir secara matang adalah segala sesuatu yang kasus itu diselesaikan secara kasuistik,” ujarnya.

Kemenag Perkuat Upaya Pembinaan dan Pengawasan

Sebagai langkah konkret, Kementerian Agama terus memperkuat pengawasan dan pembinaan terhadap lembaga pendidikan serta institusi keagamaan. Upaya ini dilakukan agar tercipta lingkungan yang aman, nyaman, dan bebas dari tindakan yang menyimpang dari nilai moral.

Kemenag juga membentuk tim pembinaan pondok pesantren, yang berfungsi sebagai wadah kolaborasi antar pimpinan pesantren untuk mengeliminasi segala bentuk penyimpangan. 

Tim ini diharapkan mampu memperkuat budaya disiplin, kepatuhan terhadap aturan, serta menciptakan suasana pendidikan yang menjunjung tinggi nilai etika dan moralitas.

“Pondok pesantren ke depan itu harus menjadi contoh untuk sebuah masyarakat yang ideal, ya kan,” kata Menteri Agama.

Selain itu, Kemenag secara rutin mengadakan pembinaan dan pelatihan bagi pengelola lembaga pendidikan Islam agar dapat menanamkan nilai-nilai karakter dan etika sejak dini. 

Pendekatan ini menjadi bagian dari upaya membangun generasi berakhlak mulia serta menjaga reputasi lembaga keagamaan sebagai pusat pendidikan moral bangsa.

Wamenag Tegaskan Sikap Tegas terhadap Perilaku Tidak Pantas

Sementara itu, Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi'i turut menegaskan bahwa tindakan yang dilakukan Gus Elham mencium anak-anak perempuan merupakan perilaku yang tidak pantas dilakukan oleh siapapun, terutama seorang tokoh agama yang seharusnya menjadi teladan. “Kita sepakat dengan publik, bahwa itu tidak pantas!” ujar Romo Syafii.

Ia menambahkan bahwa Kemenag sudah memiliki pedoman resmi tentang lingkungan ramah anak di madrasah dan pesantren. Aturan tersebut dituangkan dalam Surat Keputusan Dirjen Pendidikan Islam (Pendis) yang mengatur perlindungan anak dari segala bentuk kekerasan maupun pelecehan di lingkungan pendidikan keagamaan.

“Ada surat keputusan dari Dirjen Pendis tentang madrasah dan pesantren ramah anak yang intinya agar anak-anak madrasah, anak-anak pesantren mendapatkan pemenuhan haknya sebagai peserta didik dan jauh dari tindak kekerasan yang tidak seharusnya mereka terima,” jelasnya.

Dorongan untuk Menjaga Nilai Moral dan Etika Sosial

Kasus yang melibatkan Gus Elham memang menimbulkan perhatian luas di masyarakat, terlebih setelah beredarnya foto serta gerakan kampanye di media sosial yang mengecam perilaku tersebut. 

Banyak warganet menilai tindakan itu menjijikkan dan tidak pantas dilakukan oleh seseorang yang dianggap sebagai pemuka agama, meskipun ada pula yang berpendapat bahwa itu merupakan ekspresi kasih sayang.

Terlepas dari berbagai pandangan, pemerintah melalui Kemenag menegaskan komitmennya untuk menjadikan setiap lembaga keagamaan sebagai ruang yang aman, beretika, dan bermoral tinggi. 

Penegasan ini menunjukkan bahwa Kemenag tidak hanya fokus pada aspek keagamaan, tetapi juga menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, moralitas, dan perlindungan bagi seluruh peserta didik di bawah naungannya.

Dengan langkah-langkah tegas dan evaluasi berkelanjutan, Kemenag berharap masyarakat dapat melihat bahwa institusi keagamaan di Indonesia tetap berpegang teguh pada nilai-nilai luhur. 

Melalui kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat, tercipta ruang pembelajaran yang tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga menanamkan etika, sopan santun, dan penghargaan terhadap sesama.

Terkini