JAKARTA - Presiden RI Prabowo Subianto memulai kunjungan kenegaraan ke Sydney, Australia, sebagai balasan atas kunjungan Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, ke Jakarta beberapa bulan lalu.
Lawatan ini menegaskan komitmen kedua negara untuk memperkuat hubungan diplomatik, perdagangan, dan kerja sama di berbagai bidang, sekaligus menegaskan peran Indonesia dalam percaturan internasional kawasan Asia-Pasifik.
Agenda Kunjungan dan Pertemuan Tingkat Tinggi
Selama satu hari di Sydney, Prabowo diagendakan menggelar pertemuan tête-à-tête dengan PM Anthony Albanese. Selain itu, Presiden juga akan menghadiri upacara kenegaraan yang dipimpin oleh Gubernur Jenderal Australia Sam Mostyn.
Rangkaian agenda lain mencakup pertemuan strategis mengenai perdagangan barang dan jasa, investasi, pendidikan, serta kemitraan industri, menunjukkan luasnya bidang kerja sama yang tengah dibahas kedua negara.
Teddy Indra Wijaya, Sekretaris Kabinet, menyampaikan bahwa kunjungan ini memiliki makna penting sebagai wujud penghormatan timbal balik atas lawatan PM Albanese ke Jakarta, sekaligus sebagai momen konsolidasi hubungan bilateral yang sudah berjalan baik.
Persiapan dan Rapat Khusus Sebelum Keberangkatan
Sebelum bertolak ke Australia, Prabowo memimpin rapat khusus di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma. Rapat ini dihadiri oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming dan sejumlah menteri Kabinet Merah Putih.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden menekankan pentingnya pengelolaan keuangan negara yang tepat sasaran. "Setiap rupiah uang rakyat harus digunakan secara optimal sesuai periode waktu yang ditetapkan, termasuk dana di daerah," tegas Teddy yang menyampaikan arahan Prabowo.
Selain itu, Prabowo menugaskan Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, untuk mengoordinasikan dan memastikan penyerapan anggaran di daerah berjalan efisien, menjelang akhir tahun ini. Penekanan ini menunjukkan bahwa meski tengah menempuh kunjungan internasional, perhatian terhadap pengelolaan keuangan tetap menjadi prioritas.
Fokus pada Penguatan Hubungan Ekonomi dan Industri
Kunjungan Prabowo ke Australia juga difokuskan pada aspek ekonomi dan industri. Pertemuan bilateral akan membahas peluang ekspor-impor, investasi di sektor strategis, dan pengembangan pendidikan vokasi yang saling menguntungkan.
Dalam konteks ini, Indonesia berupaya memperluas jaringan kemitraan industri dengan Australia, sekaligus meningkatkan pertukaran teknologi dan pengetahuan. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat daya saing nasional serta membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat Indonesia.
Keikutsertaan kepala negara dalam agenda perdagangan dan investasi menunjukkan bahwa diplomasi ekonomi menjadi salah satu pilar utama kunjungan kenegaraan ini, sejalan dengan visi pemerintah untuk memperkuat kerja sama internasional yang saling menguntungkan.
Komitmen Diplomasi dan Hubungan Bilateral
Lawatan ini menegaskan komitmen kedua negara untuk menjalin hubungan yang lebih erat di berbagai bidang. Selain kerja sama ekonomi dan industri, kedua pemimpin juga membahas potensi kolaborasi di bidang pendidikan, pertahanan, dan inovasi teknologi.
Tindak lanjut dari kunjungan ini diharapkan menghasilkan kesepakatan konkret, terutama terkait investasi strategis dan pertukaran sumber daya manusia yang berkualitas. Diplomasi tingkat tinggi seperti ini menjadi indikator bahwa Indonesia dan Australia ingin membangun kemitraan jangka panjang yang stabil dan berkelanjutan.
Dengan keberangkatan Prabowo ke Sydney, Indonesia menunjukkan sikap aktif dalam diplomasi regional, menegaskan posisi negara sebagai mitra yang dapat diandalkan bagi Australia, sekaligus memperluas pengaruh positif di kawasan Asia-Pasifik.