JAKARTA - Optimisme pelaku pasar kembali menguat menyusul keberhasilan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai level tertinggi baru pada akhir pekan sebelumnya.
Tren positif tersebut memberikan sinyal bahwa indeks berpotensi mempertahankan momentum penguatannya, meskipun ruang gerak awal pekan diperkirakan relatif terbatas.
Dengan posisi yang sudah menembus level psikologis 8.400, indeks dinilai masih memiliki peluang untuk bergerak stabil di tengah meningkatnya minat investor asing pada beberapa saham besar dan berkapitalisasi tinggi. Kondisi ini menjadi pijakan bagi analis pasar untuk melihat adanya kelanjutan tren positif dalam waktu dekat.
Dalam perdagangan terakhir, IHSG mencetak rekor all time high setelah sebelumnya mengalami reli signifikan. Minat beli asing turut memperkuat pergerakan indeks, terlihat dari net buy yang mencapai Rp 876,2 miliar.
Saham BBCA, PTRO, BREN, BBNI, dan ASII menjadi incaran utama asing, sementara ANTM, GOTO, FILM, EMTK, dan BRMS justru dilepas. Kondisi ini menggambarkan bahwa rotasi sektor masih berlangsung dan sentimen pasar berpengaruh besar terhadap pemilihan aset oleh investor asing maupun domestik.
VP Equity Retail Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi, menilai IHSG berpeluang bergerak mixed dengan kecenderungan penguatan terbatas pada rentang support 8.320 dan resistance 8.450.
Ia melihat indikator teknikal seperti MACD menunjukkan tren menguat, sementara RSI yang naik turut mengindikasikan masih adanya momentum positif. Menurutnya, selama IHSG tidak menembus level support 8.320, peluang penguatan jangka pendek tetap terbuka lebar bagi indeks.
Analisis Teknis dan Sentimen Asing yang Mendukung Tren Positif
Pandangan positif juga datang dari analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, yang menilai IHSG masih memiliki potensi untuk melanjutkan tren penguatan dalam waktu dekat. Ia menyebutkan bahwa indeks berpeluang menguji area 8.423–8.454, sejalan dengan masuknya kembali aliran dana asing ke pasar saham domestik.
Menurutnya, inflow asing menjadi katalis penting bagi pergerakan indeks, meskipun ia tetap mengingatkan adanya kemungkinan koreksi wajar akibat aksi ambil untung dari investor jangka pendek. Koreksi semacam itu dianggap sebagai pergerakan alami dalam pasar yang sedang berada dalam fase uptrend.
Herditya juga menambahkan bahwa optimisme pasar terhadap kondisi ekonomi dalam negeri dan stabilitas nilai tukar rupiah memberi kontribusi positif bagi pergerakan IHSG. Faktor-faktor tersebut mendukung keyakinan bahwa indeks dapat tetap bertahan di area penguatan, selama sentimen global tidak memberikan tekanan signifikan.
Dengan kondisi pasar yang bergerak konstruktif, peluang rebound pada beberapa saham masih terbuka, terlebih untuk emiten yang menunjukkan pola penguatan solid dalam beberapa pekan terakhir.
Sementara itu, Praktisi Pasar Modal sekaligus Founder WH-Project, William Hartanto, menilai penutupan IHSG di level 8.394 menandai keberhasilan indeks mencapai all time high yang baru. Ia menegaskan bahwa pencapaian tersebut tidak menunjukkan indikasi bubble, sehingga tren penguatan masih dinilai sehat.
Pendorong penguatan indeks tampak bervariasi dan tidak hanya berasal dari saham-saham konglomerasi besar. Menurutnya, saham perbankan juga ikut menopang penguatan IHSG, didorong oleh aksi beli investor asing yang cukup signifikan.
Peringatan Teknis, Level Kunci, dan Sektor Menarik Pekan Ini
Meskipun IHSG berhasil menembus level tertinggi yang baru, William menyoroti terbentuknya pola hanging man pada grafik candlestick yang mengindikasikan potensi koreksi jangka pendek. Meski demikian, ia menilai tren menengah masih positif dan tetap mendukung pergerakan indeks dalam beberapa waktu ke depan.
Dengan posisi resistance psikologis yang kini berada di area 8.400, pergerakan indeks diperkirakan berada pada kisaran 8.300–8.400 pada awal pekan. Level ini menjadi area penting bagi pelaku pasar dalam mencermati arah indeks selanjutnya.
Ia juga menyampaikan bahwa sentimen pendorong indeks masih berasal dari net buy asing, pertumbuhan ekonomi kuartal III, serta momentum window dressing yang sering terjadi menjelang akhir tahun.
Sejumlah sektor yang dinilai menarik untuk diperhatikan pekan ini adalah consumer goods dan perbankan, seiring dengan optimisme terhadap kinerja emiten serta penguatan ekonomi domestik.
William merekomendasikan saham WIFI, SMGR, dan MNCN sebagai pilihan untuk akumulasi beli bagi investor yang mencari peluang jangka pendek.
Dari sisi lain, MNC Sekuritas turut mencatat beberapa saham yang berpotensi menjadi pilihan menarik dan memiliki peluang rebound apabila IHSG mampu bertahan di atas level 8.320.
Saham-saham seperti CUAN, CMRY, dan UNVR menunjukkan pola penguatan yang solid, sehingga dipandang layak untuk dipertimbangkan oleh pelaku pasar yang ingin memanfaatkan momentum teknikal.
Herditya menekankan bahwa ketiga saham tersebut berpotensi melanjutkan penguatan apabila indeks tetap berada dalam jalur penguatan.
Prospek Lanjutan dan Faktor yang Menentukan Arah IHSG
Dengan berbagai indikator teknikal yang mendukung serta masuknya aliran dana asing, prospek lanjutan IHSG masih condong pada tren menguat selama tidak terjadi tekanan signifikan dari faktor eksternal.
Kombinasi antara data ekonomi domestik yang stabil, optimisme investor, serta rotasi sektoral yang berjalan seimbang menjadi katalis utama bagi indeks. Hal ini memperkuat pandangan bahwa pergerakan IHSG masih dapat bergerak positif dalam jangka pendek, meskipun koreksi teknikal mungkin terjadi.
Para analis menegaskan bahwa selama pasar tetap berada di atas level support utama, peluang kenaikan tetap terbuka. Apabila inflow asing tetap konsisten dan tidak ada tekanan besar dari pasar global, indeks memiliki potensi untuk melanjutkan reli yang telah berlangsung.
Dalam kondisi tersebut, investor tetap disarankan memperhatikan level teknikal penting serta memilih saham dengan fundamental dan momentum teknis yang kuat.