Superbank Diprediksi Jadi IPO Lighthouse Utama di Sektor Finansial

Jumat, 07 November 2025 | 16:01:04 WIB
Superbank Diprediksi Jadi IPO Lighthouse Utama di Sektor Finansial

JAKARTA - Kabar mengenai Superbank yang akan melakukan penawaran saham perdana kembali menjadi sorotan pelaku pasar. 

Superbank, bank digital hasil kolaborasi Grab dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), dikabarkan akan melepas 5,2 miliar lembar saham dalam IPO mendatang. Dengan harga penawaran antara Rp500 hingga Rp1.030 per saham, nilai total IPO bisa mencapai Rp5,36 triliun. 

Penawaran ini diproyeksikan berlangsung pada pertengahan hingga akhir November, sementara pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dijadwalkan pada bulan Desember mendatang.

Prospektus yang beredar juga menyebut empat sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek, yaitu PT Mandiri Sekuritas, PT CLSA Sekuritas Indonesia, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk., dan PT Sucor Sekuritas. 

Kehadiran empat sekuritas ini diharapkan mendukung kelancaran IPO sekaligus memberi kepercayaan bagi investor yang tertarik berpartisipasi.

Komentar Superbank dan Strategi Pertumbuhan

Menyikapi rumor IPO, juru bicara Superbank memilih untuk tidak menanggapi spekulasi pasar secara langsung. Fokus perusahaan tetap pada pertumbuhan kinerja melalui inovasi layanan keuangan, ekspansi jumlah nasabah, dan kolaborasi dengan berbagai ekosistem terpercaya di Indonesia. 

Superbank menekankan strategi pertumbuhan inklusif sebagai prioritas utama, tanpa memberikan konfirmasi terkait jadwal IPO yang beredar di media sosial.

Superbank sebelumnya dikenal dengan nama PT Bank Fama International sebelum melakukan transformasi menjadi bank digital. Pergantian nama ini beriringan dengan masuknya EMTK ke dalam kepemilikan, menjadikan Superbank sebagai bagian dari ekosistem teknologi dan layanan keuangan modern di Indonesia. 

Pihak Emtek menegaskan bahwa spekulasi pasar belum diverifikasi dan tetap menghormati perhatian publik terhadap potensi IPO ini.

Pipeline IPO dan Kategori Lighthouse

Bursa Efek Indonesia sendiri mencatat terdapat 13 perusahaan yang masuk dalam pipeline IPO tahun ini, termasuk beberapa yang berstatus lighthouse. Direktur Penilaian Perusahaan BEI menyebutkan, ada tiga perusahaan kategori mercusuar, yakni satu dari sektor finansial, satu dari infrastruktur, dan satu lagi dari sektor pertambangan. 

Hal ini menandakan potensi besar bagi Superbank untuk menjadi IPO lighthouse dari sektor keuangan, mengingat kecocokan sektor dan skala penawaran yang cukup besar.

Sejumlah perusahaan sebelumnya yang masuk kategori IPO lighthouse antara lain PT Raharja Energi Cepu Tbk, PT Bangun Kosambi Sukses Tbk, PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk, hingga PT Chandra Daya Investasi Tbk. 

Kehadiran perusahaan-perusahaan ini dalam pipeline mencerminkan upaya Bursa dalam menghadirkan emiten dengan potensi kapitalisasi besar serta likuiditas tinggi, yang diharapkan bisa mendorong dinamika pasar modal nasional.

Harapan Bursa dan Peran BUMN

Selain perusahaan swasta, BEI juga membuka peluang bagi perusahaan BUMN untuk masuk pipeline IPO, terutama yang masuk kategori mercusuar. Bursa menjalin komunikasi harmonis dengan Kementerian BUMN maupun instansi terkait untuk mendukung hadirnya lighthouse company dari kalangan BUMN. 

Langkah ini diharapkan tidak hanya memperkuat posisi pasar modal Indonesia, tetapi juga memberikan dorongan terhadap pertumbuhan ekonomi melalui penguatan sektor keuangan dan infrastruktur.

Jika Superbank berhasil mencatatkan IPO, bank digital ini bisa menjadi simbol transformasi digital di sektor perbankan sekaligus membuka peluang investasi besar bagi publik. 

Potensi menjadi IPO lighthouse juga berarti Superbank berada di posisi strategis untuk menarik perhatian investor lokal maupun global, seiring dengan meningkatnya minat terhadap layanan keuangan digital di Indonesia. 

Ke depan, pencatatan saham ini diprediksi akan menjadi salah satu momentum penting bagi pertumbuhan ekosistem fintech nasional.

Terkini