JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatat capaian positif dalam dua minggu pertama penyaluran Kredit Usaha Rakyat untuk Perumahan (KUR Perumahan).
Realisasi penyaluran telah mencapai Rp 40,7 miliar yang diterima oleh 41 pelaku UMKM, sekitar 15,2% dari total nasional.
Direktur Commercial Banking BNI, Muhammad Iqbal, menjelaskan, dana tersebut terbagi menjadi pembiayaan sisi supply sebesar Rp 28,1 miliar kepada tujuh pelaku UMKM dan sisi demand Rp 12,66 miliar untuk 34 pelaku UMKM.
Ia menegaskan, BNI terus memperluas akses pembiayaan KUR Perumahan dengan dukungan kementerian terkait, pemerintah daerah, dan asosiasi pengembang.
“Program ini sejalan dengan upaya pemerintah meningkatkan Program 3 Juta Rumah, sekaligus membuka peluang bagi UMKM memiliki hunian layak yang mendukung produktivitas,” ujar Iqbal.
Mekanisme pengajuan mengikuti prosedur KUR, mulai dari kantor cabang hingga kanal digital resmi BNI, dengan proses analisis, persetujuan, dan pencairan tetap mengutamakan prinsip kehati-hatian.
Strategi Mitigasi Risiko dan Kualitas Pembiayaan
BNI menekankan penerapan berbagai langkah mitigasi risiko untuk menjaga kualitas pembiayaan. Ekosistem perumahan yang melibatkan pengembang, kontraktor, dan UMKM bahan bangunan menjadi fokus, disertai sinergi dengan pemerintah daerah untuk memastikan legalitas aset dan kelayakan usaha.
Bank pelat merah ini juga menggunakan Risk Acceptance Criteria (RAC) dan Credit Scoring System untuk menilai kapasitas dan karakter calon debitur. Monitoring portofolio kredit dilakukan secara berkala agar tetap sesuai dengan risk appetite BNI dan ambang batas NPL (non-performing loan).
Langkah ini penting untuk menjaga keberlanjutan program KUR Perumahan sekaligus memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap pembiayaan perumahan produktif.
Iqbal menambahkan, strategi ini memungkinkan BNI mengelola risiko sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi lokal melalui UMKM yang membutuhkan rumah sekaligus tempat usaha. Pendekatan terintegrasi ini menjadi salah satu faktor yang membuat penyaluran KUR Perumahan dapat berjalan cepat dan efisien.
Target Penyaluran Hingga Akhir Tahun
Hingga akhir tahun 2025, BNI menargetkan penyaluran KUR Perumahan sebesar Rp 250 miliar, terdiri dari pembiayaan sisi supply Rp 100 miliar dan sisi demand Rp 150 miliar. Pihak bank optimistis target ini dapat tercapai seiring meningkatnya permintaan dari pelaku UMKM yang ingin memiliki rumah produktif.
“Program ini tidak hanya memberikan hunian layak, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Rumah produktif menjadi solusi inovatif bagi UMKM untuk menjalankan usaha sambil memiliki tempat tinggal,” jelas Iqbal.
Dengan target ambisius tersebut, BNI menekankan pentingnya kolaborasi lintas pihak, termasuk pemerintah daerah dan asosiasi pengembang, untuk mempercepat penyaluran.
Kolaborasi dan Sosialisasi KUR Nasional
Untuk memperkuat sosialisasi KUR Perumahan, BNI telah menggelar kegiatan bersama kementerian terkait di Sutera Hall, Alam Sutera, Tangerang. Langkah ini bertujuan meningkatkan pemahaman UMKM mengenai manfaat dan mekanisme KUR Perumahan, sekaligus mempercepat proses pengajuan.
Selain itu, BNI terus melakukan edukasi melalui kantor cabang dan platform digital agar semakin banyak pelaku UMKM yang dapat mengakses pembiayaan.
Kegiatan kolaboratif ini menjadi kunci keberhasilan program, memastikan rumah produktif dapat dimiliki secara merata di seluruh wilayah Indonesia. Dengan pendekatan strategis dan inovatif, BNI berharap KUR Perumahan dapat menjadi solusi nyata untuk kebutuhan hunian sekaligus pemberdayaan UMKM.