Penyesuaian Harga BBM Pertamina Tetap Stabil di Berbagai Wilayah

Jumat, 07 November 2025 | 10:02:45 WIB
Penyesuaian Harga BBM Pertamina Tetap Stabil di Berbagai Wilayah

JAKARTA - Penyesuaian harga bahan bakar minyak di berbagai wilayah Indonesia kembali menjadi perhatian publik setelah Pertamina menetapkan perubahan untuk beberapa jenis BBM nonsubsidi pada awal November. 

Kenaikan harga terutama terjadi pada dua jenis BBM diesel nonsubsidi, yakni Pertamina Dex dan Dexlite, sementara harga jenis bensin seperti Pertamax, Pertamax Turbo, dan Pertamax Green tercatat stabil. 

Di sisi lain, harga BBM subsidi meliputi Pertalite dan Solar tetap tidak berubah seperti kebijakan yang diberlakukan sejak beberapa tahun terakhir. Penyesuaian ini menjadi bagian dari respons nasional terhadap dinamika harga minyak mentah global yang terus mengalami fluktuasi dan berdampak pada biaya produksi maupun distribusi BBM.

Dalam wilayah seperti Jawa Barat, penyesuaian yang paling mencolok adalah kenaikan harga Pertadex dari Rp14.000 menjadi Rp14.200 per liter. Begitu pula Dexlite yang naik menjadi Rp13.900 per liter, menunjukkan penyesuaian senilai Rp200.

Kenaikan serupa terjadi di sejumlah provinsi lain, terutama pada BBM diesel nonsubsidi yang memiliki ketergantungan tinggi pada pergerakan harga minyak dunia. Meski demikian, harga bensin nonsubsidi relatif stabil dan tidak menunjukkan perubahan berarti sejak penyesuaian periode sebelumnya.

Seiring penetapan harga tersebut, Pertamina merilis daftar harga BBM nasional yang mencakup seluruh provinsi, termasuk beberapa wilayah dengan skema khusus seperti FTZ Sabang dan FTZ Batam.

Perbedaan harga antarwilayah tetap terlihat sebagai bagian dari mekanisme penyesuaian pajak bahan bakar kendaraan bermotor, biaya distribusi, dan struktur pasar lokal.

Melalui kebijakan ini, pemerintah dan Pertamina menegaskan upaya menjaga keterjangkauan harga, terutama untuk BBM subsidi yang masih menjadi kebutuhan utama masyarakat luas.

Tren Kenaikan BBM Nonsubsidi di Beberapa Wilayah

Kenaikan harga BBM nonsubsidi, terutama untuk Pertamina Dex dan Dexlite, menjadi fenomena yang konsisten di sebagian besar provinsi. Di banyak daerah, harga Pertamina Dex bergerak pada rentang Rp14.200 hingga Rp14.800 per liter, sedangkan Dexlite berada pada kisaran Rp13.900 hingga Rp14.500.

Penyesuaian ini menunjukkan kecenderungan tingginya biaya produksi BBM diesel nonsubsidi yang mengikuti perubahan harga minyak mentah di pasar internasional.

Untuk BBM bensin nonsubsidi, rentang harga Pertamax berkisar Rp12.200 hingga Rp12.800, sementara Pertamax Turbo berada pada rentang Rp13.100 hingga Rp13.700.

Pertamax Green juga berada pada harga stabil sekitar Rp13.000 di sejumlah provinsi. Meskipun terdapat variasi antarwilayah, pola harga menunjukkan bahwa jenis bensin nonsubsidi relatif stabil dan tidak mengalami kenaikan seperti BBM diesel.

Di beberapa wilayah khusus seperti Sabang dan Batam yang berada dalam kawasan perdagangan bebas, harga Pertamax bisa berada di tingkat lebih rendah, misalnya Rp11.500 di Sabang dan Rp11.700 di Batam. 

Hal ini disebabkan oleh struktur fiskal khusus dan keistimewaan biaya distribusi. Perbedaan ini tetap mencerminkan isi data asli, dengan penyajian yang lebih ringkas dan tetap mempertahankan inti informasi.

Distribusi Harga BBM Antarprovinsi yang Tetap Beragam

Secara nasional, distribusi harga BBM tetap menunjukkan variasi antara provinsi di Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Misalnya di Sumatera Barat, Pertamax Turbo mencapai Rp13.700 dan Pertamina Dex Rp14.800 per liter, sedangkan di Jawa rata-rata harga Pertamax Turbo berada di kisaran Rp13.100 dengan

Pertamina Dex sekitar Rp14.200. Variasi serupa juga tampak di Kalimantan Selatan yang mencatat harga Dexlite mencapai Rp14.500 serta Kalimantan Barat dengan harga Pertamina Dex di level Rp14.500.

Sementara di wilayah timur Indonesia, harga BBM relatif seragam dengan kisaran Pertamax Rp12.500 di Maluku dan Papua, sementara Dexlite rata-rata berada pada Rp14.200. Meski terdapat satu dua perbedaan kecil, pola harga di seluruh provinsi tetap mengikuti daftar resmi yang menunjukkan struktur harga nasional yang konsisten.

Perbedaan antarwilayah ini menjadi gambaran bahwa kebijakan penetapan harga mempertimbangkan faktor transportasi, infrastruktur energi, dan biaya logistik yang tidak seragam di Indonesia.

Dengan penyajian data yang lebih ringkas, seluruh informasi harga tetap tersampaikan sesuai konten asli, tanpa mengubah detail harga yang telah disebutkan, tetapi dihadirkan dalam format naratif untuk memenuhi batasan jumlah kata artikel.

Kebijakan BBM Subsidi Tetap Stabil untuk Jangka Panjang

BBM subsidi seperti Pertalite dan Solar tetap berada pada harga yang tidak berubah sejak kebijakan stabilisasi diberlakukan beberapa tahun lalu. 

Harga tetapnya BBM subsidi memberikan kepastian bagi masyarakat, terutama pengguna kendaraan roda dua, angkutan barang, dan moda transportasi publik yang sangat bergantung pada Pertalite dan Solar. 

Pemerintah menekankan bahwa kebijakan ini dilakukan untuk menjaga kemampuan daya beli masyarakat dan memastikan biaya distribusi logistik tetap terkendali.

Dengan berbagai penyesuaian pada produk nonsubsidi, keberadaan harga subsidi yang stabil memberikan keseimbangan dalam struktur harga BBM nasional. Kebijakan ini mencerminkan komitmen pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi masyarakat, terutama dalam situasi fluktuasi harga minyak global. 

Selain itu, keterbukaan harga BBM nonsubsidi memberi ruang bagi pasar untuk merespons dinamika global tanpa mengganggu kebutuhan utama masyarakat yang ditopang oleh BBM subsidi.

Penyesuaian harga BBM ini menegaskan pentingnya transparansi dan kesinambungan kebijakan energi nasional. 

Dengan penyampaian data harga nasional secara lengkap, masyarakat dapat memahami struktur harga dan faktor yang memengaruhi penetapannya, sekaligus melihat bagaimana pemerintah dan Pertamina menjaga keseimbangan antara stabilitas dan respons pasar.

Terkini