JAKARTA - Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Stella Christie menekankan bahwa kemampuan mengambil keputusan berbasis data, riset, dan sains menjadi kunci bagi lulusan perguruan tinggi vokasi maupun profesional.
Dalam orasi ilmiahnya di Wisuda Politeknik Keuangan Negara Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (PKN STAN) Tahun Akademik 2024/2025, Stella menjelaskan bahwa pengambilan keputusan yang matang harus mempertimbangkan cost and benefit secara seimbang, bukan hanya fokus pada biaya semata.
“Kita sering hanya fokus menghitung biaya, padahal manfaat riset dan sains jauh lebih besar dari yang kita bayangkan. Kenaikan investasi riset sebesar 10 persen dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 0,9 persen dalam jangka panjang,” ujar Stella Christie.
Ia menekankan bahwa keputusan berbasis sains memungkinkan setiap kebijakan publik memiliki dampak lebih luas dan berkelanjutan.
Langkah ini menjadi relevan tidak hanya bagi sektor pendidikan tinggi, tetapi juga bagi pemerintah dan perusahaan dalam menyusun strategi pembangunan nasional. Pemahaman terhadap data dan riset membuat kebijakan lebih tepat sasaran dan berdampak signifikan bagi masyarakat.
Dampak Riset Terhadap Ekonomi Global
Wamendiktisaintek Stella mencontohkan manfaat riset di berbagai negara. Stanford University, misalnya, menghasilkan kontribusi ekonomi tahunan senilai Rp44 kuadriliun (2,7 triliun dolar AS) melalui inovasi yang dihasilkan dari pusat risetnya.
Sementara di China, klaster inovasi dan teknologi menyumbang 13,4 persen dari total PDB nasional dengan memanfaatkan hanya 2,5 persen lahan konstruksi.
Menurut Stella, perbedaan antara negara berpendapatan menengah dan tinggi terletak pada investasi riset dan penguasaan sains serta teknologi.
Amerika Serikat mengalokasikan pendanaan riset tahunan mencapai 102 miliar dolar AS, sedangkan Indonesia baru sekitar 200 juta dolar AS, meski anggaran riset nasional telah meningkat 218 persen dibanding tahun sebelumnya di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Hal ini menunjukkan bahwa riset dan sains bukan hanya soal inovasi teknologi semata, tetapi juga menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Negara yang mampu memaksimalkan riset akan lebih siap menghadapi persaingan global dan menciptakan lapangan pekerjaan berbasis ilmu pengetahuan.
Dukungan Pemerintah untuk Pendidikan Tinggi
Dalam kesempatan wisuda, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan bahwa Kementerian Keuangan akan terus mendukung pendidikan tinggi di bidang keuangan, termasuk perguruan tinggi vokasi, agar mampu menghasilkan profesional yang berorientasi pada masyarakat dan kebijakan nasional yang berdampak.
“Selamat kepada para wisudawan dan orang tua. Perjuangan panjang telah sampai di garis finis. Masih ada garis finis lainnya dalam kehidupan, jadi jangan pernah lengah. Bekerjalah dengan hati,” ujar Menkeu Purbaya.
Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya pendidikan tinggi sebagai fondasi bagi generasi yang mampu memanfaatkan sains, teknologi, dan riset untuk kepentingan pembangunan nasional.
PKN STAN 2025 diikuti oleh 991 wisudawan Sarjana Terapan dan Diploma Tiga. Para lulusan ini diharapkan menjadi agen perubahan yang tidak hanya menguasai ilmu keuangan, tetapi juga mampu menerapkan prinsip berbasis data untuk pengambilan keputusan yang efektif di dunia kerja.
Strategi Investasi SDM dan Riset
Stella Christie menegaskan pentingnya menghitung manfaat jangka panjang dari riset dan investasi sumber daya manusia (SDM). Menurutnya, bangsa Indonesia perlu menyiapkan kebijakan yang mampu mendorong pengembangan SDM berbasis sains dan teknologi agar mampu bersaing di kancah internasional.
Investasi di bidang riset tidak hanya memberikan keuntungan ekonomi langsung, tetapi juga membuka peluang inovasi yang dapat memecahkan permasalahan sosial dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Negara yang mampu menyeimbangkan pengeluaran untuk riset dengan manfaat jangka panjang akan lebih berdaya saing dan stabil secara ekonomi.
Kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan sektor industri menjadi faktor penting dalam memperkuat ekosistem riset. Dukungan ini meliputi pendanaan, fasilitas, serta program pembinaan yang berkelanjutan.
Dengan strategi yang tepat, lulusan pendidikan tinggi dan para profesional dapat berkontribusi secara nyata dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional melalui riset dan inovasi berbasis sains.