Dukung Mobilitas Rakyat, Prabowo Tambah Gerbong KRL dan Perluas Jalur Whoosh

Rabu, 05 November 2025 | 09:38:08 WIB
Dukung Mobilitas Rakyat, Prabowo Tambah Gerbong KRL dan Perluas Jalur Whoosh

JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto kembali menunjukkan perhatiannya terhadap layanan transportasi publik, khususnya bagi masyarakat pengguna Kereta Rel Listrik (KRL) commuter line. 

Dalam peresmian Stasiun Tanah Abang Baru di kawasan Cideng, Gambir, Jakarta Pusat, Presiden menyampaikan sejumlah langkah strategis untuk meningkatkan kenyamanan para pengguna transportasi massal tersebut. 

Salah satu fokus utamanya adalah penambahan gerbong pada rangkaian KRL agar tidak terjadi penumpukan penumpang di stasiun.

Kepala Negara menegaskan, pemerintah siap mengalokasikan anggaran hingga Rp 5 triliun guna menambah kapasitas armada kereta. Dana itu lebih besar dari usulan awal yang disampaikan oleh Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Bobby Rasyidin, yakni Rp 4,8 triliun. 

“Bahkan beliau mengajukan Rp 4,8 triliun, saya setujui. Tidak, tidak Rp 4,8 triliun, Rp 5 triliun saya setujui. Kalau untuk rakyat banyak, saya tidak ragu-ragu. Uangnya kita hemat demi kepentingan rakyat di atas segala kepentingan,” ujar Prabowo dalam sambutannya di acara peresmian tersebut.

Selain menambah gerbong, Prabowo juga menekankan pentingnya percepatan realisasi proyek ini. Ia menantang KAI agar pengadaan gerbong baru dapat diselesaikan dalam waktu satu tahun. 

“Bisa berapa bulan, Dirut KAI? Berapa? Ini didengar loh. 6 bulan? Sudah lah kita kasih saya 1 tahun. Nanti dia stres tidak bisa tidur ya kan? Kalau kau bisa 6 bulan, oke. Tapi 1 tahun harus. Ini rakyat yang saksi ya?,” ucapnya disambut tawa hadirin. 

Rencananya, penambahan sebanyak 30 rangkaian baru akan dilakukan untuk meningkatkan kapasitas KRL Jabodetabek.

PT KAI sendiri telah memesan 12 train set dari PT INKA dan 11 train set dari China. Dari jumlah itu, delapan di antaranya sudah beroperasi penuh, sementara tiga sisanya masih dalam tahap uji teknis oleh Kementerian Perhubungan. 

Bobby menambahkan, KAI menargetkan tiga train set tambahan mulai beroperasi bulan ini, sehingga total armada aktif mencapai sebelas hingga akhir 2025. 

“Nah, sementara dengan INKA kita sudah terima empat train set, which is sekarang sedang kita lakukan uji teknisnya. Target dengan kereta INKA sampai pertengahan tahun depan sudah akan beroperasi 12 train set,” ujarnya.

Whoosh Diperpanjang Hingga Banyuwangi untuk Pemerataan Akses

Selain pengembangan KRL, Presiden Prabowo juga menyoroti rencana perluasan jalur kereta cepat Whoosh. Menurutnya, keberadaan transportasi modern tersebut seharusnya tidak berhenti hanya di Surabaya seperti rencana semula, melainkan diperluas hingga Banyuwangi, Jawa Timur. 

“Insya Allah. Insya Allah. Saya minta tidak hanya Surabaya. Banyuwangi. Banyuwangi (Kereta Cepat sampai Banyuwangi),” tutur Prabowo penuh semangat.

Langkah ini sejalan dengan visinya untuk memperkuat konektivitas antardaerah dan membuka peluang ekonomi baru di wilayah timur Jawa. Presiden juga menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu memperdebatkan soal utang pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh. 

Ia memastikan pemerintah siap menanggung seluruh tanggung jawab tersebut, termasuk cicilan sekitar Rp 1,2 triliun per tahun yang masuk dalam skema public service obligation (PSO).

“Pokoknya enggak ada masalah, karena itu kita bayar mungkin Rp 1,2 triliun per tahun. Tetapi manfaatnya, mengurangi macet, mengurangi polusi, mempercepat perjalanan, ini semua harus dihitung,” jelasnya. 

Prabowo menegaskan bahwa seluruh sarana transportasi publik modern adalah bagian dari tanggung jawab pemerintah terhadap kesejahteraan rakyat. Ia juga menilai kehadiran Whoosh akan membawa dampak positif terhadap perekonomian daerah yang dilaluinya, khususnya dalam mempercepat distribusi barang dan jasa.

Hadirkan Kereta Khusus Petani dan Pedagang

Tak hanya memperhatikan transportasi massal perkotaan, Prabowo juga berjanji menghadirkan kereta khusus bagi petani dan pedagang kecil. Rencana ini menjadi bagian dari komitmennya untuk mendukung kegiatan ekonomi rakyat kecil dengan menyediakan sarana transportasi yang murah dan efisien. 

Pemerintah, kata Prabowo, akan menanggung subsidi tiket hingga 60 persen agar para petani dan pedagang bisa mengangkut hasil bumi dengan biaya terjangkau.

“Iya, tadi saya sudah katakan. Ongkos disubsidi pemerintah 60 persen, semuanya. Kalau untuk petani dan pedagang, dianya tetap disubsidi 60 persen. Barangnya tidak bayar,” ujarnya. 

Kereta tersebut akan memiliki konfigurasi tempat duduk menyamping guna memudahkan penumpang membawa hasil pertanian. Dengan kapasitas 73 tempat duduk, armada ini akan beroperasi sebanyak 14 perjalanan setiap hari dari Stasiun Merak menuju Rangkasbitung dan sebaliknya.

Bobby Rasyidin menambahkan, KAI akan meluncurkan layanan ini dalam waktu dekat dengan jadwal perjalanan disesuaikan kebutuhan petani dan pedagang, yaitu pada pagi dan sore hari. Saat ini, delapan unit kereta sudah disiapkan dan akan ditambah sesuai arahan Presiden. 

“Tentunya dengan KRL (commuter line) nggak bisa dia digandeng. Jadi tentunya sampai Rangkas Bitung itu nanti dia pakai kereta sendiri, nanti GPK, PRK, perjalanan kereta sampai Tanah Abang, nanti next-nya kita akan lakukan,” jelas Bobby.

Langkah Nyata Menuju Transportasi Publik Merata dan Modern

Beragam kebijakan yang disampaikan Presiden Prabowo tersebut menunjukkan arah baru dalam pembangunan transportasi nasional yang lebih merata dan berpihak kepada masyarakat. 

Dengan penambahan gerbong KRL, perluasan jalur Whoosh hingga Banyuwangi, serta kehadiran kereta khusus petani dan pedagang, pemerintah berupaya menciptakan sistem transportasi yang inklusif dan berkeadilan.

Kebijakan ini tidak hanya berorientasi pada kemudahan mobilitas masyarakat perkotaan, tetapi juga memperhatikan kebutuhan pelaku ekonomi rakyat di daerah. Langkah-langkah konkret tersebut diharapkan mampu memperkuat konektivitas, menekan kemacetan, serta meningkatkan produktivitas ekonomi nasional.

Dengan demikian, visi Prabowo dalam membangun transportasi publik bukan sekadar infrastruktur fisik, melainkan juga investasi jangka panjang untuk kesejahteraan rakyat. Dukungan terhadap proyek KRL, Whoosh, dan kereta rakyat menjadi simbol nyata bahwa transportasi modern harus hadir untuk semua kalangan, tanpa terkecuali.

Terkini