Bursa Asia Menguat Signifikan, Indeks Nikkei Cetak Rekor Tertinggi Minggu Ini

Jumat, 31 Oktober 2025 | 12:30:37 WIB
Bursa Asia Menguat Signifikan, Indeks Nikkei Cetak Rekor Tertinggi Minggu Ini

JAKARTA - Pasar saham Asia Pasifik dibuka menguat pada perdagangan pagi, setelah Amerika Serikat dan Tiongkok mencapai kesepakatan sementara yang meredakan ketegangan perdagangan antara kedua negara. 

Pertemuan antara Presiden AS dan Presiden Tiongkok menghasilkan gencatan senjata terkait perselisihan ekspor bahan tanah jarang dan isu perdagangan lainnya.

Kesepakatan ini memberikan angin segar bagi investor, yang sebelumnya khawatir akan terjadinya perang dagang besar antara dua ekonomi terbesar dunia. Kondisi ini menegaskan pentingnya diplomasi ekonomi dalam menstabilkan pasar global serta menjaga kepercayaan investor di kawasan Asia.

Rekor Baru Indeks Nikkei Jepang

Indeks Nikkei 225 Jepang melonjak signifikan mencapai level tertinggi baru di 52.014,05 poin, naik 1,3% dari sesi sebelumnya. Indeks Topix juga mencatat penguatan sebesar 0,79%. Kenaikan ini mencerminkan sentimen positif dari kesepakatan dagang dan optimisme pelaku pasar terhadap stabilitas ekonomi regional.

Di sisi lain, pasar Korea Selatan mencatat pergerakan yang bervariasi. Indeks Kospi melemah tipis 0,19% setelah sempat menembus rekor tertinggi pada sesi sebelumnya, sedangkan indeks Kosdaq yang terdiri dari saham berkapitalisasi kecil justru menguat 0,47%. 

Tren ini menunjukkan bahwa meskipun sentimen positif mendominasi, pasar regional tetap selektif dalam merespons berita global.

Di Australia, S&P/ASX 200 menguat 0,45% menjadi 8.926,30, sementara Indeks Hang Seng Hong Kong diprediksi melemah 0,14%, dengan kontrak berjangka HSI lebih rendah dibanding penutupan sebelumnya. Pergerakan ini mencerminkan dinamika pasar yang berbeda-beda meski sentimen global mendukung tren positif secara umum.

Saham Korporasi Terkoreksi Meski Pasar Menguat

Meski indeks utama menguat, beberapa saham korporasi mengalami koreksi signifikan. Saham Panasonic Holdings anjlok lebih dari 8% setelah memangkas proyeksi laba operasional tahun fiskal 2025 sebesar 13,5%. 

Penurunan ini dipicu oleh pendapatan divisi energi yang memproduksi baterai untuk Tesla dan produsen mobil lainnya yang lebih rendah dari ekspektasi.

Fenomena ini menunjukkan bahwa sentimen pasar tidak selalu merata, dan pergerakan harga saham tertentu masih dipengaruhi oleh kinerja fundamental perusahaan. Investor diharapkan tetap selektif dalam memilih saham dan memperhatikan laporan keuangan korporasi sebelum mengambil keputusan investasi.

Prospek Pasar Tiongkok dan Wall Street

Dari Tiongkok, investor menantikan rilis indeks manajer pembelian (PMI) bulan ini, yang menjadi indikator penting aktivitas sektor manufaktur dan jasa. Data ini akan menjadi acuan dalam menentukan arah kebijakan ekonomi Beijing ke depan.

Para pelaku pasar memandang PMI sebagai alat untuk mengukur kekuatan ekonomi riil dan prospek pertumbuhan dalam beberapa bulan mendatang.

Sementara itu, di Wall Street, tiga indeks utama ditutup melemah pada sesi sebelumnya. S&P 500 turun 0,99%, Nasdaq Composite melemah 1,57%, dan Dow Jones Industrial Average terkoreksi 0,23%. 

Penurunan ini terjadi setelah investor mencerna laporan kinerja sejumlah perusahaan teknologi besar, sekaligus mengantisipasi dampak potensial dari kesepakatan dagang sementara di Asia.

Kombinasi dinamika pasar Asia yang menguat dan koreksi di Amerika menunjukkan bahwa kondisi global tetap kompleks. Investor perlu mengamati pergerakan di kedua sisi benua untuk memformulasikan strategi yang seimbang antara risiko dan peluang.

Terkini