Harga Cabai Naik, Beras Turun, Pasokan Sembako Terpantau Stabil

Kamis, 30 Oktober 2025 | 13:05:59 WIB
Harga Cabai Naik, Beras Turun, Pasokan Sembako Terpantau Stabil

JAKARTA - Pergerakan harga sembako di berbagai daerah Indonesia menunjukkan dinamika yang khas menjelang akhir bulan. 

Beberapa komoditas mengalami kenaikan, sementara yang lain turun, menandai adanya pergeseran pasokan dan permintaan di pasar. Fenomena ini terjadi secara alami setiap periode, namun tetap menjadi perhatian pemerintah dan masyarakat.

Pantauan lapangan menunjukkan, cabai rawit merah mengalami kenaikan signifikan, sementara beras premium dan gula kristal putih cenderung turun. Kondisi ini tidak lepas dari faktor produksi dan distribusi. 

Curah hujan yang tidak menentu mempengaruhi hasil panen di beberapa sentra produksi, terutama cabai, sehingga pasokan berkurang sementara permintaan tetap tinggi.

Di sisi lain, beras premium yang turun harga menunjukkan masuknya hasil panen baru dari sentra produksi seperti Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan. 

Begitu pula gula pasir yang mengalami penurunan, terdorong oleh meningkatnya stok di gudang distributor. Semua ini menunjukkan siklus pasokan dan permintaan yang bergerak seiring pergantian bulan.

Rincian Harga Sembako Utama di Beberapa Wilayah

Data nasional mencatat dari 24 komoditas yang dipantau, 14 komoditas mengalami kenaikan harga, sementara 10 komoditas lainnya mengalami penurunan. Di Sumatera Barat, cabai rawit merah naik 7,28 persen menjadi Rp48.750 per kilogram, sedangkan beras premium turun menjadi Rp15.733 per kilogram.

Di Medan, harga bawang merah tercatat stabil di kisaran Rp31.500 per kilogram. Cabai merah besar naik menjadi sekitar Rp75.000 per kilogram, dan beras medium dijual Rp15.000–18.000 per kilogram. Sementara itu, di Jawa Timur, harga gula kristal putih turun tipis ke level Rp16.351 per kilogram, menunjukkan penurunan permintaan di pasar ritel.

Beberapa komoditas lain yang mengalami kenaikan termasuk minyak goreng curah Rp17.100 per kilogram, telur ayam ras Rp28.500 per kilogram, dan jagung pakan Rp6.800 per kilogram. Komoditas yang relatif stabil antara lain daging ayam ras Rp38.000 per kilogram dan daging sapi Rp127.000 per kilogram.

Faktor Penyebab Fluktuasi Harga Sembako

Kenaikan harga cabai rawit merah dan beberapa komoditas lain terutama disebabkan oleh pasokan yang terbatas akibat cuaca yang tidak menentu di beberapa wilayah sentra produksi. 

Selain itu, proses distribusi dan logistik menjelang akhir bulan mempengaruhi ketersediaan barang di pasar tradisional, sehingga harga beberapa komoditas cenderung naik.

Sementara itu, penurunan harga beras premium dan gula kristal putih menunjukkan kestabilan pasokan yang masuk ke pasar. Hasil panen baru dari daerah sentra produksi mulai memenuhi pasar, dan stok di tingkat distributor meningkat. Kondisi ini membuat harga beberapa komoditas pokok menjadi lebih terjangkau bagi masyarakat.

Faktor lain yang turut mempengaruhi fluktuasi harga termasuk tren konsumsi rumah tangga, perubahan pola permintaan, serta kebijakan pemerintah dalam menstabilkan harga dan pasokan. Badan Pangan Nasional terus memantau pergerakan harga harian untuk mengantisipasi potensi lonjakan harga.

Dampak dan Prospek Harga Sembako ke Depan

Analis pangan menekankan bahwa fluktuasi harga sembako menjelang akhir bulan merupakan hal yang wajar. Permintaan rumah tangga biasanya mulai menurun, sementara pasokan mulai distabilkan oleh masuknya panen baru. 

Namun, masyarakat tetap diimbau waspada terhadap potensi kenaikan harga menjelang akhir tahun, terutama pada komoditas yang sensitif terhadap cuaca ekstrem, seperti cabai, minyak goreng, dan beras.

Program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) yang dijalankan pemerintah bertujuan untuk menjaga ketersediaan bahan pokok di pasaran. Badan Pangan Nasional memastikan distribusi tetap lancar, sehingga masyarakat tidak mengalami kesulitan mendapatkan kebutuhan pokok. 

Selain itu, pengawasan harga harian membantu pemerintah menyesuaikan langkah strategis jika terjadi lonjakan harga mendadak.

Dengan perhatian pada faktor produksi, distribusi, dan konsumsi, kondisi harga sembako diperkirakan akan relatif stabil menjelang akhir bulan. Masyarakat disarankan untuk tetap memantau perkembangan harga dan melakukan perencanaan belanja sesuai kebutuhan, agar tetap aman dari efek fluktuasi harga.

Terkini