JAKARTA - Perum Bulog Kantor Wilayah Sulawesi Tenggara terus meningkatkan penyerapan gabah kering panen (GKP) untuk menjaga stabilitas harga beras sekaligus mendorong kesejahteraan petani menjel+ang akhir tahun.
Langkah ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lokal sekaligus memperkuat ketahanan pangan di wilayah tersebut.
Penyerapan Gabah Petani
Perum Bulog Sulawesi Tenggara telah berhasil menyerap sekitar 15 ribu ton gabah kering panen hingga Oktober 2025. Penyerapan ini dilakukan melalui koordinasi intensif dengan petani di berbagai daerah, termasuk Kabupaten Konawe Selatan.
Petani di Desa Lebo Jaya secara aktif menjemur padi mereka sebelum diserahkan ke Bulog, memastikan kualitas gabah sesuai standar. Langkah ini merupakan bagian dari strategi Bulog untuk menstabilkan harga beras di pasar lokal, menghindari fluktuasi tajam menjelang musim panen akhir tahun.
Selain itu, Bulog meminta para mitra untuk membeli gabah petani dengan harga sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Kebijakan ini dirancang untuk menjamin kesejahteraan petani, mendorong mereka agar terus meningkatkan produksi padi.
Dengan adanya penyerapan gabah yang optimal, pasokan beras tetap stabil, sekaligus menjaga daya beli masyarakat terhadap kebutuhan pangan pokok. Hal ini juga menjadi salah satu upaya pemerintah daerah untuk mengurangi kesenjangan ekonomi di sektor pertanian.
Program penyerapan ini tidak hanya terbatas pada gabah kering panen, tetapi juga mencakup pemantauan kualitas gabah yang masuk gudang.
Bulog berupaya memastikan setiap ton gabah yang dibeli memenuhi standar, sehingga ketika diolah menjadi beras, kualitas tetap terjaga. Proses ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari penyuluh pertanian hingga aparat desa, agar seluruh rantai pasokan berjalan lancar.
Dampak Positif Bagi Petani
Kebijakan pembelian gabah sesuai HPP memberikan dampak langsung bagi kesejahteraan petani. Harga yang stabil memungkinkan petani merencanakan pola tanam berikutnya tanpa risiko kerugian besar akibat fluktuasi harga pasar.
Dengan meningkatnya pendapatan, petani bisa menginvestasikan kembali pada lahan mereka, membeli benih unggul, dan memperbaiki sistem irigasi. Langkah ini diyakini akan mendorong produktivitas pertanian jangka panjang di Sulawesi Tenggara.
Selain aspek ekonomi, penyerapan gabah juga memiliki dampak sosial. Petani lebih termotivasi untuk memproduksi padi berkualitas tinggi karena harga dijamin oleh HPP.
Di sisi lain, konsumen dapat menikmati harga beras yang relatif stabil, sehingga inflasi pangan dapat ditekan. Kolaborasi antara Bulog, petani, dan mitra pembeli gabah menjadi model yang efektif dalam menyeimbangkan kepentingan produsen dan konsumen.
Selain itu, program ini menjadi contoh konkret sinergi antara pemerintah dan sektor swasta dalam menjaga ketahanan pangan. Keterlibatan mitra pembeli gabah membantu mempercepat distribusi, meminimalkan risiko kerusakan, dan menjaga stok beras di tingkat lokal.
Pendekatan ini juga mempermudah monitoring pasokan dan permintaan, sehingga setiap keputusan terkait harga beras lebih terukur dan transparan.
Strategi Stabilitas Harga Beras
Bulog menggunakan strategi penyerapan gabah untuk memastikan harga beras tetap stabil menjelang akhir tahun. Kestabilan harga menjadi faktor penting bagi konsumen, terutama di masa mendekati libur panjang dan musim perayaan.
Dengan penyerapan gabah yang tepat, stok beras aman dan tidak terjadi lonjakan harga mendadak di pasaran. Hal ini juga membantu mencegah spekulasi yang dapat merugikan petani maupun konsumen.
Selain itu, Bulog melakukan pemantauan secara berkala terhadap pasokan gabah dan beras di gudang. Pemantauan ini membantu menentukan kapan harus melakukan distribusi dan kapan stok bisa ditambah.
Strategi ini selaras dengan tujuan pemerintah untuk menjaga ketahanan pangan, memastikan setiap rumah tangga dapat mengakses beras dengan harga terjangkau, sekaligus memberi kepastian bagi petani.
Kerja sama dengan mitra pembeli gabah menjadi bagian integral dari strategi ini. Para mitra diharapkan mematuhi HPP, sehingga sistem distribusi tetap berjalan adil dan efisien.
Dengan begitu, kesejahteraan petani tetap terjaga, sementara pasokan dan harga beras tetap stabil di pasar. Model kerja sama ini dianggap efektif dalam menghadapi tantangan fluktuasi produksi dan permintaan di Sulawesi Tenggara.
Prospek Pertanian Sulawesi Tenggara
Keberhasilan penyerapan gabah di Sulawesi Tenggara menunjukkan prospek cerah bagi sektor pertanian lokal. Peningkatan penyerapan tidak hanya meningkatkan kesejahteraan petani, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan regional.
Dengan dukungan pemerintah dan Bulog, petani semakin termotivasi untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas gabah yang dihasilkan.
Kedepannya, penguatan kapasitas petani, termasuk pelatihan teknik tanam modern dan manajemen pascapanen, akan menjadi fokus utama. Hal ini diharapkan dapat mengurangi kehilangan hasil panen dan meningkatkan efisiensi produksi.
Dengan kombinasi strategi penyerapan gabah dan pembinaan petani, Sulawesi Tenggara memiliki potensi menjadi daerah produsen padi unggul yang stabil, aman, dan berkelanjutan.
Selain itu, kolaborasi antara pemerintah, Bulog, dan mitra pembeli akan terus diperluas agar dampak positif dapat dirasakan lebih luas.
Dengan sistem yang terstruktur, Sulawesi Tenggara mampu mempertahankan stok beras yang memadai, harga yang stabil, dan kesejahteraan petani yang meningkat, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi lokal secara berkelanjutan.