JAKARTA - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) mengalami koreksi tajam sepanjang akhir pekan lalu, setelah mencatat penurunan dua pekan beruntun.
Penurunan ini dipicu oleh kondisi pasar minyak nabati global yang mengalami pelemahan serentak. Harga minyak kedelai di bursa Dalian dan Chicago Board of Trade masing-masing turun 0,15% dan 0,35%, sehingga memberikan tekanan pada CPO karena kedua komoditas ini saling bersaing di pasar internasional.
Selain itu, penguatan nilai tukar ringgit turut menambah beban pada harga CPO. Sebagai aset yang dibanderol dalam ringgit, penguatan mata uang Malaysia membuat kontrak CPO menjadi lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang lain.
Tekanan ini menjadi salah satu faktor utama di balik koreksi harga CPO yang mencapai 2,06% sepanjang minggu lalu, menimbulkan kekhawatiran pasar tentang tren penurunan yang berkelanjutan.
Meskipun demikian, koreksi harga CPO juga membawa peluang. Harga yang sudah jatuh dalam dua minggu terakhir membuat CPO masuk ke kondisi oversold.
Hal ini menjadi sinyal bahwa tekanan jual telah berlebihan dan potensi rebound mulai terbuka, sehingga investor dan pelaku pasar mulai menyiapkan strategi untuk memanfaatkan peluang kenaikan harga.
Analisis Teknikal dan Peluang Kenaikan
Dari sisi teknikal, pergerakan harga CPO menunjukkan adanya indikasi pemulihan. Relative Strength Index (RSI) berada di angka 51, menunjukkan bahwa CPO masih dalam tren bullish meski tidak terlalu kuat.
Sementara itu, indikator Stochastic RSI berada di level 11, menandakan kondisi oversold yang signifikan. Kombinasi ini memberikan sinyal bahwa harga CPO memiliki peluang untuk menguat pada perdagangan hari ini.
Target resisten terdekat berada pada MYR 4.485/ton yang juga sejajar dengan Moving Average (MA) 5. Jika level ini berhasil ditembus, harga CPO berpotensi melanjutkan kenaikan menuju MA-10 di MYR 4.504/ton.
Sebaliknya, support terdekat ada pada MYR 4.414/ton. Penembusan support ini berisiko mendorong harga kembali turun menuju MYR 4.390–4.368/ton, sehingga pelaku pasar perlu memperhatikan level kritis ini dalam pengambilan keputusan.
Peluang kenaikan harga CPO juga didukung oleh faktor eksternal. Harga minyak nabati pesaing yang mulai menguat di beberapa sesi perdagangan memberikan ruang bagi CPO untuk kembali menarik minat investor. Selain itu, permintaan global yang tetap tinggi untuk minyak sawit memberikan dukungan fundamental bagi potensi rebound harga.
Faktor Pasar Global dan Kinerja Ringgit
Selain aspek teknikal, kondisi pasar global juga memainkan peranan penting. Fluktuasi harga minyak kedelai, minyak bunga matahari, dan minyak nabati lainnya menjadi indikator kompetisi pasar.
Ketika harga minyak nabati lain relatif murah, pelaku pasar cenderung menahan pembelian CPO. Namun, setiap penguatan harga pesaing diikuti dengan peningkatan permintaan CPO, sehingga pola pergerakan ini menimbulkan volatilitas tinggi.
Nilai tukar ringgit menjadi faktor kedua yang berpengaruh signifikan. Penguatan ringgit membuat kontrak CPO lebih mahal bagi investor luar negeri, sehingga menekan likuiditas dan menurunkan daya tarik sementara.
Sebaliknya, jika ringgit melemah, harga CPO menjadi lebih kompetitif secara global, yang berpotensi meningkatkan volume transaksi dan harga. Pelaku pasar kini mengamati secara cermat pergerakan ringgit untuk menentukan strategi perdagangan CPO di hari-hari mendatang.
Strategi Pelaku Pasar dan Outlook
Bagi investor dan pelaku pasar, kondisi saat ini menuntut strategi yang matang. Dengan harga CPO yang oversold dan potensi rebound terbuka, pelaku pasar diimbau memperhatikan level support dan resisten untuk memaksimalkan peluang.
Penetapan target harian dan manajemen risiko menjadi kunci agar tidak terdampak volatilitas ekstrim.
Selain itu, kolaborasi antara pengamat pasar, pedagang, dan eksportir menjadi penting untuk memastikan aliran CPO tetap stabil dan responsif terhadap perubahan pasar global. Prediksi harga untuk minggu ini menekankan pemulihan perlahan, terutama jika harga minyak nabati pesaing mulai naik dan permintaan global bertahan.
Secara keseluruhan, harga CPO menghadapi kondisi yang menantang namun menjanjikan. Penurunan dua pekan beruntun memberi peluang rebound, sementara tekanan dari nilai tukar ringgit dan harga minyak nabati pesaing tetap perlu diwaspadai.
Dengan pendekatan teknikal dan pemahaman fundamental yang tepat, pelaku pasar memiliki peluang untuk memanfaatkan momentum kenaikan harga CPO pada perdagangan hari ini dan minggu mendatang.