Menilik Klaim Pisang Berbintik sebagai Anti Kanker dan Fakta Ilmiahnya

Senin, 27 Oktober 2025 | 10:06:23 WIB
Menilik Klaim Pisang Berbintik sebagai Anti Kanker dan Fakta Ilmiahnya

JAKARTA - Pisang merupakan salah satu buah yang mudah ditemui dan sering dikonsumsi sehari-hari. 

Namun, beberapa kali beredar informasi di masyarakat mengenai manfaat pisang yang sudah terlalu matang dan memiliki bintik hitam pada kulitnya. Dalam sebuah unggahan yang sempat ramai dibicarakan, pisang berbintik disebut-sebut memiliki kandungan senyawa antikanker yang mampu meningkatkan kekebalan tubuh. 

Klaim ini membuat banyak orang mulai mempertimbangkan untuk lebih sering mengonsumsi pisang dalam kondisi sangat matang. Meski terdengar meyakinkan, klaim mengenai pisang berbintik sebagai pencegah kanker ternyata masih perlu ditinjau ulang berdasarkan bukti ilmiah. 

Penjelasan yang beredar menyebutkan adanya kandungan TNF atau Tumour Necrosis Factor pada pisang matang, yaitu zat yang disebut dapat melawan sel abnormal dalam tubuh. Namun, pemahaman mengenai TNF dan proses biologis yang menyertainya tidak sesederhana itu.

Oleh karena itu, penting untuk memahami kembali bagaimana proses pematangan pisang, apa yang menyebabkan bintik hitam muncul, dan apa benar senyawa tersebut berkaitan dengan pencegahan kanker. 

Pemahaman berbasis penelitian dapat membantu masyarakat memilah informasi yang tepat sehingga tidak mudah terpengaruh oleh klaim kesehatan yang belum terbukti.

Penjelasan Klaim dan Asal Informasi

Unggahan mengenai pisang berbintik sebagai makanan antikanker berasal dari klaim yang mengutip penelitian dari Jepang. Dalam unggahan disebutkan bahwa pisang yang sudah sangat matang mengandung TNF yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan membantu tubuh melawan sel-sel yang dianggap abnormal. 

Penjelasan tersebut terdengar menarik dan mudah diterima, mengingat pisang adalah buah yang murah, mudah didapat, dan sering dikonsumsi banyak orang.

TNF sendiri adalah zat yang diproduksi oleh sel darah putih pada mamalia, terutama ketika tubuh menerima sinyal infeksi atau peradangan. Kehadiran zat ini berkaitan dengan proses pertahanan tubuh terhadap gangguan kesehatan. 

Klaim yang muncul menyebutkan bahwa pisang matang dapat memberikan TNF tambahan sehingga tubuh menjadi lebih kuat dalam menghadapi ancaman penyakit.

Namun, setelah dilakukan penelusuran terhadap penelitian yang disebutkan dalam klaim tersebut, ditemukan bahwa peneliti tidak menyarankan peningkatan konsumsi pisang yang sudah terlalu matang. 

Studi yang dijadikan rujukan tidak menyebutkan bahwa pisang matang dapat mencegah kanker. Dengan demikian, hubungan antara pisang berbintik dan kemampuan mencegah kanker tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat sebagaimana yang banyak dipercaya masyarakat.

Tinjauan Ahli Biologi dan Penelitian

Dalam penjelasan dari ahli biologi, TNF disebut tidak ditemukan pada tumbuhan. TNF hanya ada dalam sistem kekebalan tubuh mamalia dan tidak diproduksi oleh buah seperti pisang. 

Hal ini berarti klaim yang menyebutkan adanya TNF dalam pisang yang terlalu matang tidak sesuai dengan fakta biologis. Dengan kata lain, kandungan yang disebut sebagai antikanker dalam pisang berbintik sebenarnya tidak ada dalam buah tersebut.

Selain itu, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal terkait juga tidak menyatakan bahwa konsumsi pisang yang sudah sangat matang berhubungan dengan pencegahan kanker. 

Penelitian hanya menyoroti perubahan kandungan pisang ketika memasuki fase sangat matang, misalnya peningkatan gula dan perubahan tekstur, namun tidak menyinggung manfaat dalam mencegah penyakit tertentu.

Pisang dengan bintik hitam memang mengalami peningkatan kadar gula akibat proses pematangan lanjutan. Karena itu, konsumsi pisang yang terlalu matang dalam jumlah besar justru dapat berpotensi meningkatkan asupan gula harian. 

Risiko yang muncul antara lain berkaitan dengan kenaikan berat badan atau masalah kesehatan lain yang berkaitan dengan kadar gula tinggi. Oleh sebab itu, penting untuk mengatur jumlah konsumsi pisang matang sesuai kebutuhan tubuh.

Anjuran Konsumsi Pisang yang Tepat

Walaupun pisang merupakan buah yang kaya nutrisi dan bermanfaat bagi kesehatan tubuh, ahli tetap menganjurkan agar konsumsi pisang dilakukan dalam keadaan yang tidak terlalu matang. 

Pisang dengan kulit kuning yang masih sedikit berwarna hijau memiliki kandungan gula dan pati yang lebih terkendali. Kondisi ini dianggap lebih baik bagi kesehatan, terutama bagi orang yang perlu memperhatikan asupan gula.

Konsumsi pisang sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan tubuh dan tidak berlebihan. Memahami proses pematangan buah dapat membantu masyarakat memilih pisang sesuai kondisi kesehatan masing-masing. Dengan cara ini, manfaat pisang tetap dapat diperoleh tanpa mengandalkan klaim kesehatan yang belum terbukti.

Mengenali informasi kesehatan berbasis bukti ilmiah sangat penting agar masyarakat tidak tertipu oleh kabar yang tidak didukung data. 

Dalam hal ini, memahami bahwa pisang berbintik bukanlah makanan antikanker dapat membantu mencegah kesalahpahaman dalam pola konsumsi sehari-hari. Kesadaran untuk memeriksa fakta sebelum mempercayai suatu klaim merupakan langkah penting dalam menjaga kesehatan secara keseluruhan.

Terkini