Prabowo Siapkan 500.000 Tenaga Kerja RI Diekspor

Kamis, 23 Oktober 2025 | 10:10:16 WIB
Prabowo Siapkan 500.000 Tenaga Kerja RI Diekspor

JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto memerintahkan jajaran menterinya untuk menyiapkan 500.000 tenaga kerja Indonesia agar terserap industri di luar negeri. 

Tenaga kerja yang dimaksud mencakup dua sektor utama, yakni juru las (welder) dan bidang hospitality, termasuk pramusaji dan staf penjamuan.

Arahan ini ditindaklanjuti melalui rapat koordinasi terbatas (rakortas) menteri-menteri Kabinet Merah Putih di kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, pada Rabu 22 Oktober 2025. Rakortas membahas secara rinci mekanisme penjaringan, pelatihan, hingga penempatan tenaga kerja di negara tujuan.

Rp8 Triliun untuk Persiapan dan Pemagangan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa anggaran sekitar Rp8 triliun telah disiapkan untuk program ini. “Anggaran yang disediakan sekitar Rp8 triliun sehingga ini akan sejalan dengan program pemagangan,” ujar Airlangga di kantornya.

Dalam pelaksanaannya, penjaringan tenaga kerja akan dikoordinasikan oleh Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) bekerja sama dengan Kementerian Ketenagakerjaan. Targetnya, para pekerja ini siap bekerja di industri luar negeri sesuai kebutuhan masing-masing sektor.

Fokus pada Welder dan Hospitality

Airlangga menegaskan bahwa fokus program adalah dua profesi yang sedang banyak diminati negara-negara mitra bilateral Indonesia. 

“Ini memang sudah menjadi pembicaraan saat Bapak Presiden bertemu bilateral dengan berbagai negara karena berbagai negara membutuhkan dua profesi tersebut,” jelasnya.

Peluang ekspor tenaga kerja Indonesia ke sektor welder dan hospitality dinilai tinggi. Pengalaman tenaga kerja Indonesia di luar negeri sebelumnya menunjukkan kualitas dan profesionalisme yang diakui secara internasional.

Langkah Serupa untuk Tenaga Medis

Selain tenaga kerja di bidang industri dan hospitality, Presiden Prabowo juga memerintahkan persiapan 20.000 dokter, mulai dari dokter umum, spesialis, hingga dokter gigi. 

Persiapan ini akan dikoordinasikan oleh Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, melalui program beasiswa serta pembekalan khusus.

Puluhan ribu dokter tersebut nantinya diarahkan bekerja di beberapa wilayah yang telah ditentukan pemerintah, sekaligus menjawab kebutuhan tenaga medis baik di dalam maupun luar negeri.

Peluang Kerja di Negara Sahabat

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya menyinggung bahwa sejumlah negara membutuhkan tenaga kerja di bidang hospitality dan kesehatan, termasuk perawat. 

Jepang menjadi salah satu contoh negara yang sangat menghargai keahlian tenaga kerja Indonesia.

“Sekarang ini banyak orang Indonesia disukai di Jepang, di Jerman. Saya transit di Tokyo tadi malam, itu yang melayani kita sudah orang-orang Indonesia. Lapangan kerja banyak sekali di sana. Tinggal kita mau,” ujar Luhut saat memberikan pidato dalam acara 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran di Hotel JS Luwansa, Jakarta.

Pernyataan ini menegaskan bahwa tenaga kerja Indonesia memiliki reputasi baik di pasar global, sehingga program ekspor massal tenaga kerja bukan hanya menjadi peluang ekonomi, tetapi juga memperkuat citra bangsa di dunia internasional.

Sinergi Lintas Kementerian

Pelaksanaan program ini melibatkan koordinasi intensif lintas kementerian, mulai dari Kemenko Bidang Perekonomian, Kementerian P2MI, Kementerian Ketenagakerjaan, hingga Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.

 Tujuannya adalah memastikan setiap tahap, mulai dari seleksi, pelatihan, hingga penempatan tenaga kerja, berjalan lancar dan sesuai standar internasional.

Rakortas yang digelar pada 22 Oktober 2025 menjadi titik awal implementasi rencana besar ini. Setiap kementerian mendapat arahan jelas tentang tanggung jawab masing-masing, termasuk penganggaran, program pelatihan, dan pengawasan terhadap kualitas tenaga kerja yang dikirim.

Dampak Ekonomi dan Sosial

Program ini diharapkan memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional. Dengan menempatkan 500.000 tenaga kerja profesional di luar negeri, Indonesia berpotensi meningkatkan devisa negara secara signifikan.

Selain itu, pengalaman kerja internasional juga akan meningkatkan kompetensi dan profesionalisme tenaga kerja Indonesia, yang nantinya dapat berkontribusi lebih besar ketika kembali bekerja di dalam negeri. 

Program ini juga menjadi insentif bagi generasi muda untuk meningkatkan keterampilan teknis dan layanan hospitality, sehingga membuka peluang karier yang lebih luas.

Tantangan dan Harapan

Meski program ini menjanjikan, pemerintah menyadari tantangan yang ada, termasuk memastikan perlindungan hak tenaga kerja di luar negeri dan kualitas pelatihan yang memadai. 

Menteri P2MI akan mengawasi seluruh proses agar program berjalan aman, transparan, dan memberikan manfaat maksimal bagi para pekerja.

Dengan persiapan matang dan dukungan anggaran Rp8 triliun, Pemerintah Indonesia optimistis mampu menempatkan 500.000 pekerja di sektor welder dan hospitality, sekaligus membangun reputasi bangsa di pasar tenaga kerja global.

Terkini