JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Aceh mencatatkan sejarah baru di bidang inklusi keuangan melalui pembukaan rekening pasar modal yang melibatkan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kota Langsa.
Kegiatan ini berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai jumlah ASN terbanyak yang membuka rekening pasar modal secara serentak.
Kegiatan ini berlangsung dalam puncak Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2025, diikuti oleh lebih dari 5.000 ASN dan pelajar di lingkungan Pemerintah Kota Langsa.
Sebanyak 2.025 ASN secara bersamaan membuka rekening pasar modal, menunjukkan partisipasi aktif kalangan aparatur dalam meningkatkan literasi dan kesadaran investasi yang legal, logis, dan aman.
Kepala OJK Provinsi Aceh, Daddi Peryoga, menyebut bahwa kegiatan ini merupakan bentuk nyata kolaborasi antara pemerintah daerah, OJK, dan industri jasa keuangan dalam memperluas akses keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat.
Langkah ini juga mendukung target inklusi keuangan nasional sebesar 91 persen pada 2025, menegaskan komitmen ASN sebagai pelopor literasi keuangan di tingkat daerah.
Apresiasi dan Dukungan Terhadap ASN
Daddi Peryoga memberikan apresiasi tinggi kepada ASN Kota Langsa atas keberanian mereka menjadi pelopor dalam menabung dan berinvestasi di pasar modal.
Hal ini membuktikan bahwa investasi bukanlah hal yang jauh dari kehidupan sehari-hari, melainkan bagian dari strategi pengelolaan keuangan yang sehat dan bertanggung jawab.
Penghargaan MURI diserahkan kepada Pemerintah Kota Langsa, OJK Aceh, BEI Perwakilan Aceh, dan PT Bibit Tumbuh Bersama atas prestasi membuka rekening pasar modal terbanyak di Indonesia.
Piagam ini menjadi simbol pengakuan nasional atas komitmen pemerintah daerah dan ASN dalam mendukung gerakan Bulan Inklusi Keuangan serta literasi investasi.
Peningkatan partisipasi ASN juga menjadi contoh bagi masyarakat luas untuk memahami pentingnya menabung, berasuransi, dan berinvestasi sejak dini. Dukungan ini diharapkan mampu menumbuhkan budaya investasi yang bertanggung jawab dan berkelanjutan, sekaligus memperkuat peran pasar modal dalam pembangunan ekonomi nasional.
Pertumbuhan Pasar Modal di Kota Langsa
Kota Langsa menjadi salah satu wilayah dengan pertumbuhan pasar modal yang pesat. Berdasarkan data terbaru, jumlah investor pasar modal di Langsa mencapai 8.278 orang, dengan volume perdagangan 204,57 juta lembar saham dan nilai transaksi Rp55,19 miliar.
Angka ini menunjukkan potensi daerah dalam mengembangkan inklusi keuangan sekaligus memperluas basis investor di tingkat lokal.
OJK Aceh menekankan bahwa inklusi keuangan bukan hanya soal membuka rekening, tetapi juga membangun kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menabung, berasuransi, dan berinvestasi untuk masa depan.
Pendampingan dan edukasi finansial dari OJK diharapkan mendorong masyarakat menjadi lebih cerdas, berdaya, dan mampu mengambil keputusan keuangan yang tepat.
Partisipasi ASN dalam pembukaan rekening pasar modal juga memberikan efek positif bagi pertumbuhan ekonomi daerah. Dengan meningkatnya jumlah investor, transaksi pasar modal menjadi lebih aktif, mendorong likuiditas, dan memperkuat ekosistem investasi yang sehat serta transparan.
Target dan Komitmen Pasar Modal Nasional
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, menegaskan bahwa jumlah investor pasar modal Indonesia terus meningkat, tercatat mencapai sekitar 19 juta orang.
Pemerintah menargetkan jumlah investor mencapai 20 juta pada 2027, dan optimistis target tersebut dapat terlampaui.
Inarno menekankan bahwa pasar modal Indonesia dibangun untuk menjadi inklusif, modern, dan berdaya saing global, dengan tetap menempatkan perlindungan investor dan integritas pasar sebagai prioritas utama.
Pasar modal dianggap sebagai ruang ekonomi bersama di mana setiap warga negara memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi, berkontribusi, dan memperoleh manfaat dari kemajuan ekonomi nasional.
Dengan pencapaian rekor MURI di Kota Langsa, OJK berharap semangat literasi dan partisipasi aktif ASN dapat menular ke masyarakat luas. Langkah ini diharapkan mendorong pembangunan budaya investasi yang sehat, meningkatkan jumlah investor lokal, dan memperkuat peran pasar modal sebagai salah satu pilar utama pembangunan ekonomi Indonesia.
Keberhasilan ini juga menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah, OJK, industri jasa keuangan, dan masyarakat dalam mendorong inklusi keuangan.
Dengan upaya bersama, pasar modal diharapkan tidak hanya menjadi instrumen investasi, tetapi juga sarana edukasi finansial yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara luas.