Cak Imin Sebut Prabowo Punya Hubungan Historis dengan Pesantren yang Kuat

Rabu, 22 Oktober 2025 | 10:00:51 WIB
Cak Imin Sebut Prabowo Punya Hubungan Historis dengan Pesantren yang Kuat

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, menegaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto memiliki hubungan yang sangat kuat dengan pesantren dan para kiai di Indonesia. 

Ia menyebut kedekatan itu bukan sekadar hubungan simbolik, melainkan historis dan penuh makna. “Pak Presiden punya hubungan yang sangat historis dengan pesantren dan para kiai,” ujar Cak Imin di Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.

Menurutnya, jauh sebelum menjadi Presiden, Prabowo sudah sering datang ke pesantren sejak masa pengabdiannya di TNI. Kunjungan itu dilakukan bukan hanya untuk bersilaturahmi, tetapi juga untuk menimba nilai-nilai perjuangan dan kebangsaan yang tumbuh kuat di lingkungan pesantren.

“Sejak menjadi tentara, beliau selalu datang ke pesantren untuk menempa diri, menggembleng semangat, dan belajar nilai perjuangan,” lanjutnya.

Kedekatan Prabowo dengan kalangan pesantren dan kiai, kata Cak Imin, terlihat di berbagai wilayah di Indonesia. “Beliau punya hubungan yang sangat dekat dengan para kiai besar, terutama di Jawa Timur, Jawa Tengah, Aceh, dan banyak provinsi lainnya,” ujarnya.

Spirit Hari Santri dan Kehadiran Negara

Dalam momentum Hari Santri Nasional, Cak Imin menilai kedekatan Presiden dengan pesantren harus menjadi teladan bagi jajaran pemerintahan. Ia menekankan pentingnya kehadiran nyata negara dalam setiap peringatan Hari Santri.

“Kedekatan ini harus disambut para menteri dengan memastikan negara benar-benar hadir di Hari Santri ini,” tegasnya.

Cak Imin juga menyoroti dua poin penting yang menjadi fokus pemerintah terhadap pesantren. Pertama, implementasi Undang-Undang Pesantren harus diikuti langkah konkret di lapangan. Kedua, pesantren perlu terus diperkuat dari aspek pendidikan dan pemberdayaan ekonomi agar mampu bersaing di era modern.

Menurutnya, perhatian pada pesantren tidak hanya soal pembangunan fisik, tetapi juga bagaimana menumbuhkan daya saing dan memperkuat kontribusinya terhadap pembangunan bangsa. 

Ia mengajak seluruh elemen pemerintah untuk bersinergi agar pesantren dapat tumbuh menjadi pusat pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat.

Momentum Apel Hari Santri di Titik Nol Islam Nusantara

Dalam apel peringatan Hari Santri Nasional yang digelar di titik nol Islam Nusantara di Barus, Sumatera Utara, Cak Imin menyampaikan bahwa acara tersebut menjadi momentum penting untuk memperkuat semangat kebangsaan dan religiusitas.

“Saya bersama anggota DPR, bupati, wakil bupati, DPRD, dan Pak Wakil Gubernur akan hadir. Kita berharap dari titik nol ini lahir kemajuan baru bagi daerah ini, sekaligus menjadi spirit keagamaan untuk Indonesia yang maju menuju Indonesia Emas 2045,” ungkapnya.

Cak Imin menambahkan, apel tersebut juga menjadi simbol bahwa peran pesantren bukan hanya dalam pendidikan agama, tetapi juga dalam membangun karakter dan semangat nasionalisme generasi muda. 

Ia menegaskan pentingnya memaknai Hari Santri bukan sebagai seremonial semata, tetapi sebagai pengingat akan peran ulama dan santri dalam perjalanan bangsa.

Antusiasme Ribuan Santri di Barus

Sekitar dua ribu santri dari berbagai kabupaten di sekitar Barus dan Tapanuli Tengah turut serta dalam apel peringatan Hari Santri Nasional tersebut. Mereka hadir dengan semangat tinggi, membawa pesan kebersamaan dan harapan akan masa depan bangsa yang lebih maju.

“Sekitar 2.000 santri akan hadir, berasal dari berbagai kabupaten di sekitar Barus dan Tapanuli Tengah,” kata Cak Imin.

Kehadiran ribuan santri itu, menurutnya, menjadi bukti nyata bahwa pesantren tetap menjadi salah satu kekuatan sosial dan spiritual yang mampu menjaga semangat kebangsaan. 

Cak Imin berharap, dari Barus yang dikenal sebagai titik awal masuknya Islam ke Nusantara akan lahir semangat baru untuk memperkuat identitas keislaman dan kebangsaan yang seimbang.

Dalam penutupnya, ia menekankan bahwa hubungan historis antara Presiden Prabowo dan pesantren perlu dijaga sebagai bentuk penghargaan terhadap nilai-nilai luhur perjuangan bangsa. Kedekatan itu, kata Cak Imin, adalah simbol harmoni antara pemimpin dan rakyat yang berakar kuat pada nilai keagamaan dan budaya lokal.

Terkini