BCA Tegaskan Belum Ada Rencana IPO untuk blu by BCA

Selasa, 21 Oktober 2025 | 10:52:20 WIB
BCA Tegaskan Belum Ada Rencana IPO untuk blu by BCA

JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menegaskan bahwa hingga saat ini belum memiliki rencana untuk membawa anak usahanya, PT Bank Digital BCA atau yang dikenal dengan blu by BCA, melantai di bursa melalui mekanisme penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).

Klarifikasi ini disampaikan langsung oleh Presiden Direktur BCA, Hendra Lembong, sebagai bentuk respons terhadap isu yang sempat beredar di pasar mengenai potensi langkah IPO yang disebut-sebut akan dilakukan oleh bank digital tersebut.

“Sementara ini belum ada rencana IPO ke depannya,” ujar Hendra dalam acara Paparan Kinerja Kuartal III 2025 BCA yang digelar di Jakarta.

Pernyataan tersebut menegaskan bahwa fokus BCA saat ini masih tertuju pada penguatan fundamental bisnis dan strategi pertumbuhan anak usaha digitalnya, ketimbang mencari tambahan modal lewat pasar modal.

Kinerja blu by BCA Tumbuh Pesat di Kuartal III 2025

Meski belum akan melantai di bursa, kinerja blu by BCA justru menunjukkan tren yang sangat positif. 

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim memaparkan bahwa Bank Digital BCA berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih hingga 89 persen year on year (yoy) pada kuartal III 2025.

Laba bersih bank digital yang menjadi bagian dari grup BCA itu tercatat senilai Rp135 miliar, naik signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 

Pertumbuhan juga terjadi di sisi penyaluran kredit, yang meningkat 51 persen (yoy), mencerminkan peningkatan permintaan layanan keuangan digital di Indonesia. “Sekarang sembilan bulan, BCA Digital labanya mencapai Rp135 miliar dan kreditnya pun tumbuh tinggi 51 persen,” ungkap Vera.

Pencapaian ini menjadi bukti bahwa meskipun belum melakukan ekspansi melalui IPO, blu by BCA mampu menunjukkan kinerja operasional yang sehat dan berkelanjutan di tengah persaingan ketat sektor bank digital nasional.

Kinerja Grup BCA Tetap Solid, Laba Tembus Rp43,4 Triliun

Di level konsolidasi, BCA tetap mencatatkan kinerja yang solid hingga kuartal III 2025. Perseroan melaporkan laba bersih sebesar Rp43,4 triliun, meningkat 5,7 persen (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya.

Pertumbuhan juga tercermin dari total penyaluran kredit yang mencapai Rp944 triliun, naik 7,6 persen (yoy). Capaian ini menunjukkan bahwa BCA tetap menjadi salah satu bank dengan fundamental paling kuat di Tanah Air, di tengah dinamika ekonomi dan perubahan tren digitalisasi layanan keuangan.

Kinerja positif ini sekaligus memperkuat posisi BCA sebagai pemimpin pasar perbankan nasional, dengan kontribusi yang besar dari berbagai lini usaha, termasuk dari unit digital seperti blu by BCA yang terus memperluas basis nasabahnya.

Rencana Buyback Saham Senilai Rp5 Triliun

Selain melaporkan kinerja keuangan yang solid, BCA juga mengumumkan langkah strategis lainnya, yakni pembelian kembali saham perseroan (shares buyback) yang telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Aksi korporasi ini memiliki nilai maksimal Rp5 triliun, dan dilakukan sebagai langkah untuk menjaga stabilitas harga saham di tengah fluktuasi pasar.

“Jumlah nilai shares buyback adalah sebesar-besarnya Rp5.000.000.000.000. Pelaksanaan shares buyback ini tidak memiliki dampak material bagi kinerja keuangan dan kegiatan usaha Perseroan,” ujar EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn, dalam keterangan resminya.

Adapun periode pembelian kembali saham dimulai pada 22 Oktober 2025 dan akan berlangsung hingga 19 Januari 2026. Namun, periode tersebut bisa diakhiri lebih cepat jika dinilai sudah mencapai tujuan perusahaan.

“Periode shares buyback dimulai sejak 22 Oktober 2025 sampai 19 Januari 2026, yaitu maksimum selama periode tiga bulan terhitung sejak tanggal Keterbukaan Informasi pada tanggal 20 Oktober 2025,” jelas Hera.

Langkah buyback ini dinilai menjadi sinyal positif bagi investor, mengingat biasanya kebijakan semacam ini dilakukan ketika perusahaan menilai harga sahamnya berada di bawah nilai wajar (undervalued).

Konsistensi BCA Terapkan Tata Kelola yang Baik

Menutup penjelasannya, Hera juga menegaskan bahwa BCA dalam menjalankan kegiatan operasionalnya selalu mengedepankan prinsip Good Corporate Governance (GCG) dan senantiasa mematuhi peraturan serta ketentuan yang berlaku di industri perbankan nasional.

Penerapan tata kelola yang baik menjadi salah satu alasan utama mengapa BCA tetap menjadi benchmark bagi industri perbankan nasional, baik dalam hal kinerja keuangan, efisiensi, maupun stabilitas harga saham di pasar modal.

Dengan strategi yang konsisten, kinerja kuat, serta komitmen terhadap prinsip kehati-hatian, BCA terus memperkuat posisinya sebagai bank swasta terbesar di Indonesia—sekaligus menjaga kepercayaan nasabah dan investor di tengah perubahan cepat lanskap keuangan digital.

Terkini