Gaya Hidup Modern yang Tak Disadari Bisa Menjadi Pemicu Diabetes di Usia Muda

Selasa, 21 Oktober 2025 | 09:40:53 WIB
Gaya Hidup Modern yang Tak Disadari Bisa Menjadi Pemicu Diabetes di Usia Muda

JAKARTA - Gaya hidup modern yang serba praktis memang memberikan kemudahan dalam berbagai aspek kehidupan, tetapi di balik kenyamanan itu tersembunyi ancaman serius bagi kesehatan. 

Spesialis Penyakit Dalam, dr. Timoteus Richard, Sp.PD, menjelaskan bahwa pola hidup instan yang kini banyak dijalani masyarakat justru berperan besar dalam meningkatnya angka penderita diabetes di Indonesia.

Menurutnya, kebiasaan sehari-hari seperti sering mengonsumsi makanan cepat saji, minim aktivitas fisik karena terlalu lama di depan layar, dan tidur larut malam tanpa istirahat cukup dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan metabolik seperti diabetes tipe 2. 

“Banyak pasien tidak sadar bahwa kebiasaan sederhana seperti sering makan fast food, kurang olahraga, atau begadang karena gadget bisa memicu terjadinya diabetes,” ujar dr. Timoteus.

Makanan cepat saji umumnya mengandung kadar kalori, gula, garam, dan lemak jenuh yang tinggi namun rendah serat serta nutrisi penting. Jika dikonsumsi secara berlebihan, kelebihan energi ini akan disimpan sebagai lemak, terutama di area perut. 

Penumpukan lemak inilah yang menyebabkan resistensi insulin faktor utama penyebab diabetes tipe 2.

Kecanduan Gadget dan Kurang Tidur Tingkatkan Risiko

Selain dari pola makan, kebiasaan penggunaan gadget secara berlebihan juga memberikan dampak signifikan terhadap kesehatan metabolik. Aktivitas yang dilakukan sambil duduk dalam waktu lama menyebabkan metabolisme tubuh melambat, sehingga pembakaran kalori tidak optimal dan lemak mudah menumpuk.

Lebih jauh, paparan cahaya dari layar gawai pada malam hari dapat mengganggu produksi hormon melatonin yang berfungsi mengatur pola tidur. 

Kurang tidur menyebabkan peningkatan hormon stres seperti kortisol, yang pada gilirannya mengacaukan kadar gula darah dalam tubuh. Kombinasi antara kurang gerak, stres, dan pola tidur buruk menciptakan kondisi ideal bagi berkembangnya diabetes.

Dr. Timoteus menegaskan, gejala awal diabetes sering kali muncul tanpa disadari. Beberapa tanda yang perlu diwaspadai antara lain sering merasa haus, mudah lelah, penurunan berat badan tanpa sebab jelas, serta luka yang sulit sembuh. 

Karena sifatnya yang kerap tidak menunjukkan gejala di tahap awal, banyak orang baru mengetahui dirinya mengidap diabetes ketika sudah mengalami komplikasi.

Pentingnya Pemeriksaan Rutin dan Kesadaran Dini

Untuk mencegah hal tersebut, dr. Timoteus menganjurkan masyarakat agar rutin melakukan pemeriksaan kadar gula darah. Deteksi dini menjadi langkah penting agar penanganan bisa dilakukan sebelum komplikasi muncul. 

“Diabetes sering kali berkembang tanpa gejala jelas. Dengan pemeriksaan rutin dan pola hidup sehat, risiko komplikasi seperti gangguan jantung, ginjal, atau saraf dapat ditekan secara signifikan,” ujarnya.

Pemeriksaan sederhana seperti tes gula darah puasa atau tes HbA1c dapat membantu menentukan apakah seseorang sudah berada pada tahap pra-diabetes atau sudah mengalami peningkatan kadar gula yang perlu diwaspadai. 

Dengan mengetahui kondisi sejak dini, pasien memiliki peluang lebih besar untuk mengendalikan penyakitnya melalui perubahan gaya hidup tanpa harus bergantung pada obat-obatan.

Kesadaran akan pentingnya pemeriksaan rutin perlu terus ditingkatkan, terutama di kalangan usia produktif yang cenderung mengabaikan tanda-tanda awal penyakit karena kesibukan pekerjaan atau gaya hidup yang padat.

Langkah Sederhana untuk Mencegah Diabetes

Perubahan kecil dalam kebiasaan sehari-hari dapat membawa dampak besar bagi kesehatan jangka panjang. Dr. Timoteus menekankan bahwa pencegahan diabetes dapat dimulai dengan langkah-langkah sederhana yang konsisten. 

Salah satunya adalah membatasi konsumsi makanan cepat saji dan menggantinya dengan makanan rumahan yang lebih kaya serat dan rendah gula.

Selain itu, penting untuk mengatur waktu penggunaan gawai agar tubuh tidak terus-menerus dalam posisi duduk. Disarankan untuk bergerak aktif setiap satu jam, baik dengan berjalan ringan, melakukan peregangan, atau sekadar berdiri selama beberapa menit. 

Aktivitas fisik seperti berjalan kaki, bersepeda, atau yoga selama minimal 30 menit setiap hari juga dapat meningkatkan sensitivitas insulin tubuh.

Kualitas tidur juga tidak kalah penting. Istirahat yang cukup selama 7–8 jam setiap malam membantu menjaga keseimbangan hormon dan memperbaiki fungsi metabolisme tubuh. 

Dengan menerapkan pola hidup sehat tersebut, masyarakat diharapkan lebih sadar bahwa kesehatan bukan hanya bergantung pada pengobatan medis, tetapi juga pada kebijaksanaan dalam menjalani rutinitas sehari-hari di tengah tuntutan gaya hidup modern.

Langkah-langkah sederhana inilah yang dapat menjadi kunci untuk mencegah diabetes dan menjaga tubuh tetap bugar meski hidup di era serba cepat. Dengan kesadaran dan disiplin, masyarakat dapat membangun gaya hidup yang seimbang antara kemajuan teknologi dan kesehatan tubuh yang optimal.

Terkini