JAKARTA - Kinerja PT Pinnacle Persada Investama (Pinnacle Investment) terus menunjukkan stabilitas di tengah ketidakpastian pasar global.
Hingga Oktober 2025, perusahaan berhasil mencatatkan dana kelolaan (assets under management/AUM) senilai Rp2,5 triliun, tumbuh single digit atau di bawah 10% secara tahunan (year on year/YoY).
Pertumbuhan ini tidak terlepas dari strategi manajemen yang cermat dalam menjaga portofolio investasi tetap solid di tengah gejolak pasar saham dunia.
Pinnacle berhasil mempertahankan performa positif berkat penempatan dana yang optimal pada instrumen pendapatan tetap, reksa dana campuran, pasar uang, serta kontrak pengelolaan dana (KPD) untuk investasi global atau offshore.
CEO Pinnacle Investment, Guntur Putra, menjelaskan bahwa pergeseran arah investasi para nasabah turut berperan besar dalam pencapaian ini.
“Kami melihat adanya rotasi investor ke instrumen pendapatan tetap dan pasar uang di tengah volatilitas pasar saham global. Net inflows yang konsisten sepanjang kuartal ketiga juga membantu mendongkrak nilai aktiva bersih (NAB), selain efek mark-to-market dari penurunan yield SBN di beberapa tenor,” ujar Guntur.
Investor Beralih ke Instrumen Aman
Dalam beberapa bulan terakhir, ketidakpastian ekonomi global akibat tensi perdagangan Amerika Serikat dan China mendorong banyak investor menghindari risiko tinggi. Hal ini membuat instrumen berisiko rendah seperti pendapatan tetap dan pasar uang menjadi pilihan utama.
Kondisi ini terlihat jelas pada tren arus dana masuk (net inflow) yang stabil sepanjang kuartal ketiga 2025. Meskipun pasar saham global sempat bergejolak, investor masih menunjukkan kepercayaan terhadap produk-produk Pinnacle yang berorientasi pada stabilitas imbal hasil dan likuiditas tinggi.
Pinnacle menilai bahwa fokus investor terhadap instrumen aman akan terus berlanjut hingga akhir tahun, seiring dengan kecenderungan pelaku pasar mencari perlindungan di tengah ancaman perlambatan ekonomi global dan potensi kebijakan tarif baru dari AS.
Menanti Peluang di Kuartal IV-2025
Memasuki kuartal terakhir tahun ini, Pinnacle Investment menyiapkan strategi hati-hati menghadapi dinamika eksternal. Menurut Guntur, rencana pengenaan tarif tambahan oleh AS terhadap China berpotensi menekan pasar saham Asia dan memicu volatilitas jangka pendek.
Namun, di sisi lain, potensi akselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia serta peluang terjadinya “December rally” bisa menjadi katalis positif bagi pasar keuangan domestik.
“Ekuitas bisa membaik secara taktis, namun kami memperkirakan segmen pendapatan tetap dan pasar uang tetap menjadi kontributor utama pertumbuhan AUM di kuartal keempat,” jelas Guntur.
Dengan strategi yang lebih terukur, Pinnacle tetap membuka ruang bagi pertumbuhan aset yang sehat tanpa mengambil risiko berlebihan di pasar saham yang masih sensitif terhadap isu geopolitik.
Optimisme Capai Target Dua Digit
Meski pertumbuhan hingga Oktober masih berada di kisaran satu digit, Pinnacle tetap optimistis mampu menutup 2025 dengan pertumbuhan dana kelolaan dan imbal hasil dua digit.
Keyakinan ini didasari oleh beberapa faktor utama, antara lain:
Arus masuk dana (inflow) yang stabil ke produk-produk pendapatan tetap dan pasar uang.
Kondisi makroekonomi domestik yang relatif solid, dengan potensi pertumbuhan PDB yang kuat.
Dukungan kebijakan moneter yang akomodatif, yang mendorong penurunan imbal hasil obligasi dan meningkatkan minat investor terhadap aset berbasis pendapatan tetap.
Guntur menambahkan, target tersebut bisa terealisasi selama tidak terjadi eskalasi besar dalam ketegangan geopolitik global yang dapat mengguncang pasar keuangan.
Strategi Pengelolaan: Active Duration dan Seleksi Ketat
Untuk menghadapi gejolak pasar, Pinnacle menerapkan strategi manajemen portofolio yang adaptif dan disiplin, terutama di segmen pendapatan tetap.
“Dalam menghadapi volatilitas, kami menerapkan strategi active duration dan seleksi kredit ketat untuk portofolio pendapatan tetap, dengan fokus pada likuiditas serta overweight terhadap SBN dan korporasi berperingkat investasi (investment grade),” papar Guntur.
Pendekatan ini memungkinkan Pinnacle menjaga keseimbangan antara risiko dan imbal hasil. Portofolio investasi yang lebih likuid juga memberi fleksibilitas dalam merespons perubahan kondisi pasar, terutama saat terjadi pergeseran suku bunga atau arus modal.
Sementara itu, pada segmen saham, Pinnacle mengambil posisi lebih defensif, dengan fokus pada saham berkapitalisasi besar yang memiliki likuiditas tinggi. Langkah ini dinilai efektif untuk menjaga kinerja portofolio di tengah tekanan global yang masih tinggi.
Kinerja Didukung Inovasi Produk dan Kepercayaan Investor
Keberhasilan Pinnacle mempertahankan pertumbuhan positif juga ditopang oleh inovasi produk dan strategi pemasaran yang responsif terhadap tren pasar.
Perusahaan aktif memperluas jangkauan investor ritel dan institusi melalui edukasi finansial serta layanan digital yang memudahkan akses investasi.
Guntur menyebut, kepercayaan investor menjadi aset utama perusahaan dalam menjaga stabilitas AUM. “Kami berkomitmen untuk memberikan nilai tambah bagi investor melalui produk yang relevan, aman, dan berdaya saing di tengah tantangan pasar,” tegasnya.
Outlook 2026: Pertumbuhan Berkelanjutan dan Ekspansi Global
Menatap 2026, Pinnacle Investment menyiapkan langkah ekspansi yang lebih agresif, terutama di pasar global dan sektor investasi berkelanjutan (ESG). Perusahaan juga akan memperkuat kolaborasi dengan mitra internasional untuk mengembangkan produk-produk berbasis syariah dan green investment.
Selain itu, Pinnacle akan melanjutkan fokus pada diversifikasi aset dan digitalisasi layanan investasi, guna meningkatkan efisiensi operasional serta memperluas basis nasabah di seluruh Indonesia.
Secara keseluruhan, Pinnacle Investment berhasil menjaga pertumbuhan positif di tengah tekanan pasar global, dengan strategi konservatif namun adaptif. Dukungan dari rotasi investor ke aset pendapatan tetap dan pasar uang, serta pengelolaan risiko yang disiplin, menjadi kunci keberhasilan perusahaan.
Dengan prospek ekonomi domestik yang masih solid dan potensi sentimen positif di akhir tahun, Pinnacle optimistis dapat menutup 2025 dengan kinerja yang kuat — sekaligus memperkuat posisinya sebagai manajer investasi yang konsisten, kredibel, dan berorientasi jangka panjang.